KEPUTUSAN RAHMA

57 9 0
                                    

Rahma segera membereskan alat tulisnya yang dimasukkan ke dalam tas begitu Bu Anggun mengakhiri pembelajaran dan keluar dari dalam kelasnya Rahma. Gadis itu segera pergi duluan sebelum di dahului yang lainnya. Sudah hampir dua mingguan Rahma melakukan hal itu dan dia lakukan itu semata-mata ingin menghindar dan memberi Bayu hukuman. Rasa kecewa Rahma ke Bayu mendominasi pikirannya, membuatnya menjadi orang egois meski Pricilla sering menegur dan menasihati gadis itu. Rahma tetap tidak mengikuti saran itu.

kali ini Bayu tidak tinggal diam saat Rahma pergi menghindarinya lagi.
Dia pun ikut bergegas lantas pergi dari dalam kelas untuk menyusul Rahma.

"Rah. Dengarkan aku dulu?" Pintaan Bayu memegang tangan Rahma saat dirinya berhasil menyusul sang pacar.

Rahma memutar badannya melirik Bayu yang ada dibelakangnya. "Dengar apa lagi?" Tanya Rahma tampak datar dan dingin. "Kalau kamu mau pergi? Iya sana pergilah dan kejarlah kariermu itu yang menurutmu lebih penting dibandingkan aku." Ucapnya sambil menarik tangannya yang dipegang oleh Bayu dengan kasar.

"Rah, jika kamu tidak setuju ak..." sangkal Bayu menggantungkan ucapannya karena Rahma telah pergi dari hadapannya.

Bayu meratapi kepergian Rahma tanpa mau mendengarkan penjelasannya membuat pemuda itu sedih atas ke egoisan Rahma. Dia bingung dan frustasi menghadapi sikapnya Rahma. Bayu bingung harus ngapain lagi agar Rahma mau mendengarkannya walaupun sebentar.

Selang beberapa menit kemudian¤¤¤¤

Begitu sampai di dalam rumahnya.  Rahma langsung pergi ke kamarnya terlihat oleh Bu Ratna yang kebetulan sedang berada di rumah. Dia menyimpan majalah yang sedang dibacanya langsung terperanjak menyusul anaknya.

Begitu sampai di depan pintu kamar Rahma yang terbuka. Ia mendapati anak semata wayangnya sedang terisak sambil rebahan dengan posisi tengkurap memeluk guguling. Baju seragamnyapun belum diganti. Bu Ratna pun langsung menghampiri anaknya.

"Kamu kenapa sayang?" Tanya Bu Ratna begitu lembut begitu dirinya berdiri dibelakang Rahma.

Sontak Rahma menghentikan isak tangisnya ketika mendengar suara ibunya. Ia menghapus air mata yang sudah membasahi pipinya pakai punggung telapak tangannya. Setelah itu dia pun bangun lalu duduk di ujung ranjangnya.

"Tidak ada apa-apa Ma!" Jawaban Rahma dengan berbohong sambil berusaha menyembunyikan kesedihannya.

Bu Ratna mengambil duduk disamping Rahma sambil membelai rambut gadisnya penuh ke ibuan. "Rah, kamu tidak bisa membohongi Mama. Wajahmu sudah memberi tau Mama, kalau anak Mama sedang mempunyai masalah?" Elakan Bu Ratna begitu perhatian.

Rahma mendongak dan menatap mamanya. "Benar Ma. Aku baik-baik aja!" Rahma tetap tidak mau berterus terang kepada ibunya.

"Benar nih?" Tanya Bu Ratna sambil menggoda. "Sayang, kamu bisa cerita ataupun curhat kepada Mama?" Tawarannya. "Anggap aja Mama ini seperti Pricilla?" Bujukannya.

Rahma tertegun mempertimbangkan lagi tawaran ibunya. Saat dipikirkan, ia butuh sandaran dan curhatan.

Rahma menghela napas panjangnya. "Iya baiklah!" Rahma mengalah. "Aku kesal sama Bayu Ma. Dia mau pergi ke Korea untuk bersekolah disana, menata karier serta impian menjadi seorang musisi dan tidak memikirkanku..." curhat Rahma begitu panjang lebar. Persis banget sama apa yang dikatakan Bayu kepadanya tanpa terlewati, termasuk penolakan Rahma akan niat Bayu.

Bu Ratna termenung mencerna cerita Rahma. "Rah!" Panggil Bu Ratna begitu lembut. "Menurut Mama, kamu tuh udah berlaku egois dan telah salah melarang Bayu?" Teguran Bu Ratna memberikan nasihat.

"Lho kok Mama jadi belain Bayu sih bukan aku?" Tanya Rahma memprotes dan ngambek. "Mama tuh sama aja seperti Pricilla," lanjutnya berdecak kesal. Rahma tidak terima ibunya ikut-ikutan membenarkan Bayu.

MATAKU untuk ADIKKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang