Krining... krining... krining...
Suara bel sekolah berbunyi tandanya istirahat telah tiba. Semua murid di kelas barunya Rahma pun menyambutnya dengan bersorak kegirangan sebab mereka bisa istirahat. Eva pun terperanjak lalu mendekati bangkunya Rahma sambil membawa buku catatannya langsung disimpan di atas meja dihadapan teman sebangkunya Rahma begitu kasar.
"Hei anak kampung!" Panggil sekaligus hinaan Eva ke gadis itu. "Elo harus menulis pelajaran barusan dibuku gue!" Suruhnya.
Sontak Rahma berdiri lalu mengambil buku itu sembari melirik wajah kakaknya itu. "Emangnya kamu tuh tidak punya tangan, sehingga kamu tidak bisa menulis?" Tanya Rahma meledek Eva.
Dengan garang, Eva langsung membalas tatapan itu. "Gue tidak menyuruh lo. Dan jangan ikut campur lo urusan gue?" Larangan Eva sambil membentak Rahma. "Kembalikan buku gue?" Pintaannya sambil merebut buku itu dari tangan adiknya.
Tetapi sayangnya, Rahma tidak membiarkan buku itu kembali ke pemiliknya. "Apakah sifatnya Eva sama dengan sifatnya Putri ya?" Pikir Rahma.
Rahma berniat mengetes sifat yang dimiliki kakaknya dengan melemparkan buku itu ke depan.
Eva sempat schok sama apa yang sudah dilakukan adik tirinya itu, ia
langsung memberikan tatapan meyalang terarah ke Rahma."BERANINYA ELO LAKUIN ITU SEMUA KE GUE. HAH?" Bentakan Eva memarahi Rahma, ia benar-benar tidak terima bukunya dibuang oleh Rahma. Eva yang ternyata cewek eksis di sekolah itu merasa sudah dipermalukan oleh Rahma di depan semua teman sekolahnya.
Rahma tersenyum miring setelah tahu sifatnya Eva yang hampir sama dengan sifatnya Putri.
"Kenapa tidak berani?" Tanya Rahma sengaja memancing emosinya Eva.
"ELO BELUM TAU SIAPA GUE?" Tanya Eva membusungkan dadanya ke depan. Tetapi gadis yang duduk sebangku dengan Rahma lah yang merasa takut melihat kemarahan Eva. "Gue ini cewek paling nge-hitz di sekolahan ini. Dan tak ada yang berani melawan gue, satu orangpun juga..." Kasih tahunya memperlihatkan keangkuhannya.
"Ternyata sikapnya dia sama aja dengan Putri," pikir Rahma berguman. "Aku tidak peduli. Kamu mau cewek eksis lah, cewek kece lah, apalah. Tetap aku tidak peduli," sangkalnya tak ada rasa takut-takutnya. "Malahan aku melihat, sikapmu tuh tidak mencerminkan sosok pelajar?" Hinaannya. "Bagaimana kamu akan membanggakan bangsa, jika kamu tidak mau mengerjakan pekerjaan sedikit seperti menulis?" Teguran Rahma.
Adu argument antara Rahma dan Eva pun berlangsung lama. Tidak ada yang mau menegur ataupun menghentikan perdebatan itu, karena status Eva di sekolahnya. Pada akhirnya Rahma membuat Eva malu dihadapan murid yang masih berada di dalam kelas. Setelah itu Rahma memilih pergi dengan begitu saja meninggalkan Eva beserta gengnya.
"RAHMA!!!"
Teriakan Eva begitu murka terhadap adiknya itu membuat gadis yang duduk sebangku dengan Rahma pun cepat-cepat pergi sebelum dirinya terkena imbasnya.
"AWAS LO. ELO BELUM TAU SIAPA YANG SEDANG BERHADAPAN SAMA LO!"
####
Rahma berjalan di kolidor sekolah dengan seorang diri sambil mencari keberadaan Jasmin yang entah kenapa akhir-akhir ini adiknya itu selalu menghindarinya terus. Padahal Rahma merasa tidak pernah berbuat sesuatu ke gadis itu.
"HEI TUNGGU!!!"
Teriakan teman sebangkunya Rahma memanggil Rahma yang ada tidak jauh di depannya. Gadis itu mencoba mengejar Rahma.
"MURID BARU TUNGGU!!!"
Sontak Rahma menghentikan langkahnya karena dia merasa dirinya memang murid baru di sekolah itu. Rahma memutar badannya menoleh ke arah datangnya sumber teriakan itu berasal. Rahma melihat teman sebangkunya sedang berlari ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MATAKU untuk ADIKKU (END)
Novela JuvenilRahma yang baru jadian sama Bayu pun harus menjalani hubungan jarak jauh. Bayu pergi ke Korea untuk belajar dan mengejar cita-cita menjadi seorang penyanyi bersama Superband-nya. Sepeninggalan Bayu, kehidupan Rahma sedikit berubah. Ibunya menikah la...