MURID BARU YANG CULUN

120 15 0
                                    

Satu Hari Kemudian¤¤¤

Hari itu hari senin. Dengan biasa, para anak sekolah harus mengikuti yang namanya upacara, tanda dari bakti mereka sebagai anak bangsa serta mengenang pahlawan bangsa yang gugur untuk merebut bangsa yang di jajah hampir tiga abab setengah oleh Belanda dan tiga tahun setengah oleh Jepang.

Semuanya berbaris di lapangan yang biasa di pakai untuk basket dengan berbaris berdasarkan kelas sambil di panaskan dibawah terik matahari yang begitu panas, tampak di langit mega yang berwarna biru muda dengan awannya berwarna putih salju tanpa ada noda menampakkan hari itu, hari cerah apalagi di bulan Agustus yang biasanya puncak dari musim kemarau dan orang yang paling enak berbaris adalah para anggota PMR ( Palang Merah Remaja) dan PKS ( Polisi Keamanan Sekolah) yang berdiri di belakang di tempat yang teduh sambil mengawasi para anggota upacara yang tidak tertib atau bila ada yang sakit anggota PMR langsung bergegas menghampiri lalu dibawa ke UKS.

Kebetulan senin itu bagian yang di tugasin menjadi petugas upacara adalah kelasnya Rahma dengan formar; Galih sebagai pemimpin upacara yang berdiri di hadapan para anggota upacara paling depan, Pricilla Adit dan Dimas sebagai pengibar bendera, Putri sebagai pembawa teks pancasila yang berdiri di samping belakang bembina upacara yang kebetulan Pak Asep lah yang menjadi pembinanya, Rahma pembawa acara, Stefany sebagai dirigen, Dewi pembaca do'a, Ramon sebagai pembaca teks UUD 1945, dan yang lainnya menjadi panduan suara.

Rahma membuka teksnya sambil merentangkan kedua tangannya setelah Galih memberikan komando untuk menghormat pada pembina. "Bendera merah putih akan segera di kibarkan!" Ucap Rahma dengan lantang dan jelas.

Para pengibar benderapun dengan aba-aba dari Pricilla yang sedang memegang sang pusaka, maju ke depan dengan langkah teratur seperti paskibraka menuju tihang bendera yang berada di depan sang pembina upacara. Begitu sampai, ketiganya saling menghadap ketihang, bendarapun di pasang ke tali tambang sebagai penggeret begitu terpasang benderapun di kibarkan oleh Adit.

"Bendera siap!" Ucap Adit begitu bendera berkibar.

"Kepada bendera merah putih hormat gerak!" Komando Galih dengan lantang dan nyaring sehingga suaranya terdengar di setiap penjuru lapangan sambil mengangkat tangannya memberi hormat di ikuti para peserta serta pembina kecuali petugas upacara.

"Hiduplah indonesia raya!" Stefany memberikan intruksi menyanyikan lirik terakhir dari lagu Indonesia raya yang dari tadi sudah siap di posisinya sambil menggerakkan tangan seperti dirigen. Mulailah panduan suara bernyanyi.

INDONESIA RAYA

Pecipta: WR. Supratman

Indonesia tanah airku
Tanah tumpah darahku
Di sanalah aku berdiri
Jadi pandu ibuku

Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan tanah airku
Marilah kita berseru
Indonesia bersatu

Hiduplah tanahku
Hiduplah negriku
Bangsaku rakyatku
Semuanya

Bangunlah jiwanya
Bangunlah
Badannya
Untuk indonesia raya

*Indonesia raya
Merdeka-merdeka
Tanahku negriku
Yang kucinta

Back to *

Indonesia raya
Merdeka-merdeka
Hiduplah
Indonesia raya.

🍑🍑🍑

Selang beberapa menit kemudian¤¤¤¤

Begitu Rahma sudah dari ruangan TU habis menyimpan peralatan upacara semua temannya dengan suka rela. Di sepanjang perjalanannya menuju kelas, dia melihat para siswa dan siswi sedang asik mengobrol serta menggosip. Entah apa yang dibicarakan sama mereka membuatnya heran. Awalnya dia biasa-biasa aja, tidak menanggapi obrolan mereka, tetapi makin sini pembicaraan mereka seperti serius membuatnya penasaran.

MATAKU untuk ADIKKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang