KELUARGA BARU

62 7 0
                                    

Beberapa hari kemudian¤¤¤¤

Setelah Bu Ratna menikah sama Pak Hendra. Dia dan Rahma harus tinggal sama suami serta kedua anaknya. Hari itu hari minggu jadi sekolah libur, Pak Hendra pun memamfaatkan waktu itu untuk menjemput istri dan anaknya.

Rahma berada di kamarnya, ia sedang berbenah dengan memasukan serta mempersiapkan barang-barang yang akan dibawanya ke rumah barunya. Kecuali lukisan, ranjang, lemari, meja belajar yang tidak akan dibawanya.

"Rah!" Panggil Bu Ratna berdiri diambang pintu kamarnya Rahma yang terbuka.

"Ya Ma?" Tanya Rahma melirik ibunya.

"Sudah selesai belum berbenah ya? Biar Mama bantu?" Tawaran Bu Ratna menghampiri Rahma.

"Sedikit lagi Ma!" Jawaban Rahma sambil memasukan bajunya ke dalam koper.

Bu Ratna izin pergi ke Rahma ketika ia mendengar suara mobil suaminya yang akan menjemput mereka di luar rumahnya. Rahma melangkahkan kaki mendekati Springbed lalu mengambil sebuah kardus berukuran sedang langsung dibukanya. Tampak di dalam kardus itu banyak barang-barang pemberian Bayu kepadanya selain photo pacarnya itu.

Diambilnya photo Bayu lalu dipeluknya begitu erat.

"Bay. Aku punya Ayah baru. Mamaku sudah menikah lagi?" Kasih tahunya kepada sebuah photo sambil menampakkan kesedihan.

"Rahma!" Panggil Bu Ratna diambang pintu kamar Rahma dengan tiba-tiba membuat Rahma dengan refleks menghapus air mata yang sempat terjatuh dengan kasar.

Rahma mendongak dan menoleh Bu Ratna sekilas. "Iya Ma?" Sahut Rahma sambil menyimpan photo itu ketempat semula sambil ditutup kembali.

"Sudah selesai belum?"

"Sudah Ma!"

"Ayo kita turun?" Ajakan Bu Ratna meraih koper milik Rahma lalu dibawanya keluar kamar untuk menghampiri Pak Hendra yang sedang menunggu dibawah.

Begitu turun ke bawah, ia mendapati Pak Hendra lagi terperanjak dari duduknya di sofa.

"Rah, ayo salam ke Ayahmu?" Suruh Bu Ratna begitu mereka sampai dibawah.

"Baik Ma!" Rahma menurut. Dia pun menyimpan kardus yang dibawanya di atas meja lalu mencium tangan Pak Hendra untuk pertama kalinya.

"Ternyata kamu itu cantik seperti Ibumu?" Pujian Pak Hendra memberikan seulas senyum ke Rahma.

"Makasih Om. Emm... maksudku Ayah atas pujiannya." Ujar Rahma sedikit gugup.

Pak Hendra terkekeh melihat kecanggungan Rahma. "Awalnya pasti kamu canggung memanggil Om dengan sebutan Ayah. Ayah yakin, nanti juga kamu akan terbiasa dengan memanggil Ayah ke Om."

"Aku akan belajar menerima Om sebagai Ayahku!"

"Makasih ya Rah!" Ucap Pak Hendra terharu akan sikap Rahma kepadanya dengan baik seperti Jasmin. "O ya, kalian sudah siapkan untuk berangkat?" Tanyanya sambil melirik Bu Ratna.

"Sudah Mas!" Jawabab Bu Ratna seadanya.

"Sedangkan kamu Rah?" Tanya Pak Hendra kembali melirik Rahma.

"Siap Om eh maksud aku Ayah!" Jawaban Rahma sering salah.

"Kalau begitu mari kita berangkat?" Ajakan Pak Hendra kepada keduanya "SAPRI!!!" Panggilnya saat ia melihat lelaki yang umurnya tiga puluh tahunan, membawa koper milik Rahma.

"Iyah Tuan?" Sahutan Mang Sapri sambil melirik Pak Hendra.

"Apa semua barang sudah kamu masukan ke dalam bagasi mobil?"

MATAKU untuk ADIKKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang