KANGKER DARAH (LEUKIMIA)

122 6 0
                                    

Tengah Malam¤¤¤¤

Malam itu Rahma benar-benar tidak bisa tidur. Dia menampakkan kegelisahan dengan badannya berkeringat yang berlebihan seperti malam sebelumnya. Tetapi malam ini yang paling serius, selain berkeringat ia pun merasa badannya dingin sehingga Rahma terbangun dari tidurnya.

"ARGH!"

Rahma menghela napas dalam-dalam, napasnya memburu seolah-olah sudah bermimpi yang sangat menakutkan.

"Apa yang sudah terjadi dengan kondisiku?" Pikirnya dalam renungan sambil merasakan sakit dibagian semua sendi-sendinya. "Besokkan hari minggu. O ya aku baru ingat. Besokkan keluarnya surat pemeriksaan kesehatanku." Beonya baru ingat.

Dia pun kembali tidur lagi agar subuh tidak bangun kesiangan. Dia pun bisa pergi ke rumah sakit lebih awal selain untuk menghindari semua anggota keluarganya.

####

Keesokan hari¤¤¤¤

Rahma pun sampai di parkiran rumah sakit. Di mana dirinya tiga hari yang lalu memeriksakan kesehatannya. Dia pun turun dari atas jok motor kesayangannya, karena motor itu hadiah ulang tahunnya yang ke 14 dari kedua orang tuanya. Rahma pun langsung memasuki gedung rumah sakit FATMAWATI untuk menemui sang dokter.

"Maaf Sus, apa dokter Andre nya ada? Saya ingin menemui beliau,"

Rahma bertanya ke suster sekaligus asisten dokter yang menanganinya beberapa hari yang lalu.

Suster itu yang baru saja menutup pintu sebuah ruangan pun menoleh ke arah datangnya suara. "Anda yang tiga hari yang lalu menemui dokter Andre kan?"

"Iya Suster!"

Suster itu sempat tertegun lalu memberikan selesai kertas yang sedang di pegangnya. "Tolong isi formulir ini dan Mbak bisa menunggu di sana?" Pintaan Suster itu memberi saran.

Rahma mengambil sehelai kertas itu. "Baik Sus, boleh kah saya pinjam pena nya?"

"Tentu saja boleh Mbak!" Suster itu memberikan pena miliknya lalu melirik ke kursi yang tadi di tunjukan ke Rahma. "Bapak Agung Budiman, di persilahkan masuk!" Panggilnya.

Lelaki yang disebutkan namanya pun bergegas menghampiri suster bersamaan dengan Rahma duduk di tempat lelaki tersebut.

####

Rahma pun memasuki ruangan dokter Andre setelah gilirannya tiba dan suster asisten dokter tersebut memanggil namanya.

"Selamat pagi dok!" Sapa Rahma begitu sopan sambil menghampiri sang dokter.

"Selamat pagi juga!" Balas dokter Andre sambil melirik orang yang telah datang ke ruangannya. "Silakan duduk?" Imbuhnya pempersilakan Rahma duduk.

"Makasih dok!" Ucap Rahma sambil duduk di kursi yang ada di sampingnya.

Sang dokter menghela napasnya dengan panjang, ia seperti sedang memikul beban berat. "Saya sarankan, agar kedua orang tua anda datang kemari?" Pinta dokter Andre membuka pembicaraan setelah Rahma duduk manis.

Rahma sempat termenung akan saran yang diberikan sang dokter kepadanya. Dia berpikir kalau dirinya tidak bisa membawa Bu Ratna menemui sang dokter, mengingat dirinya tidak dipercaya lagi. Selain itu, mereka pun sedang sibuk mengurusi Jasmin, ia tidak mau menambah beban pikiran ibunya.

"Dok, emangnya bagaimana hasil pemeriksaan kesehatan saya?" Tanya Rahma ingin tahu sekaligus mengalihkan topik.

"Saya tidak bisa memberi taumu atau memberikan ini sebelum kedua orang tuamu datang kemari untuk mengambilnya!" Penjelasan sang dokter memperlihatkan sebuah amplop yang ada di lengannya.

MATAKU untuk ADIKKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang