SEKOLAH BARUNYA RAHMA

43 4 0
                                    

Selang beberapa minggu kemudian¤¤¤¤

Di karenakan Rahma selalu berangkat paling pagi dan tidak pernah satu kalipun kecuali hari minggu berkumpul serta sarapan pagi bersama keluarganya. Bahkan kadang-kadang Rahma tidak sarapan pagi dulu karena takut kesiangan, membuat Pak Hendra mempunyai rencana untuk memindahkan Rahma ke sekolah Jasmin dan Eva. Pak Hendra ingin ketiga anaknya saling mengenal satu sama lainnya dan hubungan mereka lebih dekat lagi.

Di malam itu Pak Hendra mengutarakan niatnya itu kepada istrinya ketika mereka sedang berada di kamar.

"Bagaimana rencanaku, Rat. Kamu setuju nggak?" Tanya Pak Hendra berbaring disamping istrinya begitu selesai mengutarakan keinginannya.

Bu Ratna tertegun mencerna ucapan Pak Hendra. "Aku sih bagaimana Rahma nya Mas." Sela Bu Ratna tidak memberikan tanggapan. "Coba Mas Hendra tanyakan ke Rahma mengenai niat Mas itu. Aku takut anakku menolak!" Sarannya kenapa beliau tidak memberikan tanggapan.

Pak Hedra berguman. "Besok kita akan tanyakan ke Rahma mengenai rencanaku ini. Aku yakin dia mau menerima keinginanku karena dia anak baik..." sahut Pak Hendra dengan yakin.

Ada rasa bangga dihatinya Bu Ratna atas pujian Pak Hendra ke anaknya. Bu Ratna tidak memberikan tanggapan apapun terhadap keinginan suaminya membuat pembicaraan mereka berduapun terhenti.

Pada akhirnya suami istri itu memutuskan untuk tidur. Bu Ratna pun meraih selimut yang menyelimuti kakinya, ditarik ke atas agar badannya terselimuti.

####

Jam menunjukan pukul 12. 00 WIB malam. Rahma yang sejak dari tadi sengaja menunggu kepulangan Eva. Dari balik jendela samping pintu depan, Rahma melihat seorang pemuda lumayan ganteng keluar dari dalam mobil lalu berbicara sama Eva. Entah apa yang dibicarakan oleh mereka, sebab setelah itu pemuda itupun masuk kembali ke dalam mobilnya langsung pergi.

Rahma segera bergegas pergi keluar rumah untuk menghampiri Eva yang sedang mabuk lagi. Ketika Eva hendak masuk rumah, dia mendapati Rahma berdiri dihadapannya.

"Va, sampai kapan sih kamu akan berperilaku begitu. Pulang larut malam dengan keadaan mabuk..." teguran Rahma sambil bertanya.

"Itu bukan urusan lo!" Sangkal Eva menyenggol bahunya Rahma sebelum pergi ke dalam rumah dengan berjalan sempoyongan.

Rahma membalikan badannya melihat Eva yang menghindarinya. "Apa kamu tidak kasihan sama Ayah?" Tanya Rahma dengan tegas mampuh membuat langkah Eva yang hendak membuka pintu pun terhenti. Dia mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam dengan melangkahkan kakinya menjumpai Rahma.

"Elo nanya gue kasihan atau enggak ke Ayah? Huahahahahahaha..." tanya Eva langsung tertawa terpikal-pikal bersamaan dengan terbukanya pintu rumah oleh Jasmin. "Sebelum elo nanya itu sama gue. Apa Ayah pernah sayang sama gue?" Imbuhnya sambil menepuk dadanya dengan keras dibarengi emosi lalu menangis sambil duduk di atas anak tangga yang ada di depan rumahnya.

"Kak Rahma tidak boleh bilang begitu lagi. Kasihan kak Eva?" Jasmin membela Eva sambil menghampiri keduanya. "Kak, ayo kita masuk." Ajakannya sambil meraih tangan Eva.

"JANGAN PERNAH ELO SENTUH GUE!" Larangan Eva dengan kasar lalu mendorong adiknya sampai terhuyung jatuh ke lantai.

Rahma tercengang saat melihat perilaku buruk Eva ke adiknya, baru kali ini Rahma melihat perilaku buruk seseorang melebihi Putri.

"Kamu benar-benar sungguh keterlaluan Va!" Umpat Rahma langsung menghampiri adiknya, membantu Jasmin berdiri dari jatuh lalu kembali melirik Eva. "Va, Jasmin tuh adikmu..."

"GUE NGGAK PERNAH MENGANGGAP DIA ADIK GUE. TETAPI PEMBAWA SIAL!" Elakan Eva memotong dan membentak Rahma. Dia pun berdiri lalu melangkahkan kakinya memasuki rumah dengan berjalan sempoyongan karena mabuk.

MATAKU untuk ADIKKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang