RAHASIA RATNA

70 7 0
                                    

Tiga minggu kemudian¤¤¤¤

Ruangan musik menjadi sepi semenjak kepergian Superband ke Korea bahkan terbengkalaikan, karena tidak ada yang mengurus ataupun memakai ruangan itu lagi. Seperti hatinya Rahma yang merasa sepi dan hampa atas ketiadaan Bayu disisinya. Ia menjalani hari-hari di sekolahnya dengan selalu digoda bahkan dirayu sama Ramon. Ramon sering kali mencari maki Bayu dengan bilang 'Ini-lah, Itu-lah' agar Rahma bisa beralih hati kepadanya serta meninggalkan kesetiannya terhadap Bayu. Tetapi Ramon selalu mendapatkan kemarahan dan bentakan dari Rahma bahkan gadis itu selalu mengelak semua tuduhan yang dilontarkan Ramon ke Bayu.

Waktu itu Rahma sedang berjalan di kolidor sekolah menuju kantin selain mencari Pricilla. Tetapi langkahnya terhenti ketika ia melihat Putri cs hendak berbuat ulah lagi ke murid yang lemah seperti Mitta. Rahma selalu tidak suka melihat tingkah laku salah satu teman sekelasnya berbuat sewena-wena. Makanya dia langsung turun tangan seperti biasanya.

"Kenapa sih elo tuh sukanya mengganggu gue?" Tanya Putri begitu geram ke Rahma yang sudah menggagalkan niatnya yang hendak mem-bully seseorang.

"Put, bukannya aku mau berniat mengganggumu..." Sangkal Rahma seperti biasanya.

"Lantas?" Potong Putri begitu datar.

"Menghalangi niat burukmu!" Jawaban Rahma. "Aku sebagai temanmu harus selalu menegurmu kalau prilakumu itu tidak baik!" Imbuhnya menasihati Putri.

"Jangan nasihati gue, karena gue nggak butuh nasihat lo." Larangan Putri dengan mentah-mentah. "Dan gue pun tau. Orang baik seperti lo saat melihat prilaku seperti gue selama ini ke siswi sekolahan kita, pikirannya pastilah  yang buruk-buruk..."

"Ya jelaslah. Sikapmu itu tidak mencerminkan anak sekolah melainkan anak brandal?" Sindir Rahma sambil melirik Intan siswi yang hendak di bully sama Putri cs. "Kamu bisa pergi?" Suruhnya.

"Baik Rah!" Intan menurut. Gadis itu cepat-cepat pergi dikesempatannya yang sedang baik.

"RAHMA!!!"

Panggil Putri yang making garang ke Rahma yang sudah melepaskan tawanan mereka.

"Beraninya elo menyuruh dia pergi?" Bentakan Putri berdecak kesal

"Aku kan sudah bilang. Aku takkan pernah membiarkanmu melakukan sewena-wena di sekolah!"

"Ck!" Putri dibuat jengkel oleh sikap Rahma. Dia pun berusaha bersikap tenang untuk menghadapi orang seperti Rahma agar tidak termakan emosi. "Rah, gue mem-bully mereka tidak tanpa sebab..."

"Ya aku tau!" Potong Rahma. "Rata-rata orang yang kamu bully. Orang yang tidak sengaja mengusikmu, mengganggumu, menyindirmu..."

"Kalau elo tau kenapa masih menghalangi pekerjaan gue?" Tanya Putri sambil memotong ucapan Rahma. "Seperti nggak ada pekerjaan aja sih lo?" Ocehannya kembali berdecak kesal.

"Walaupun begitu tetap saja prilakumu itu mencerminkan sikap buruk!" Sangkal Rahma tidak mau kalah telak.

"Rah, gue nggak buruk-buruk amat kali?" Sela Putri memprotes. "Gue kan udah bilang ke elo. Gue hanya menjaga wibawa gue sebagai cewek paling nge-hitz di sekolah aja. Hanya itu, tidak lebih dari itu..." penjelasan Putri akan sikapnya selama ini ke setiap siswi.

Rahma pun sempat termenung mencerna penjelasan Putri, lalu memutar bola matanya melirik Putri lagi. "Put, apakah dengan sikapmu begitu, mereka akan menghormatimu?" Tanya Rahma dengan lembut.

"Iya, gue akan ditakuti serta disegani sama siswi di sekolah kita dan luar sekolah." Jawaban Putri dengan tegas.

"Enggak?" Penyanggahan Rahma. "Mereka hanya mempunyai rasa takut saja ke kamu bukan disegani?" Sangkalnya. "Iya dihadapanmu mereka merasa takut tetapi dibelakang kamu. Kamu dijadikan bahan ledekan mereka..."

MATAKU untuk ADIKKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang