LA 10

24.1K 1.8K 47
                                    

Happy reading


#Richard pov

Sudah 2 hari berlalu, tidak ada gangguan dari Ge lagi. Tidak ada bunga dan surat setiap pagi juga 2 hari ini. Entahlah, sebenarnya seperti ada sesuatu yang hilang dari hidupku. Tapi, mungkin inilah yang terbaik untuk semua orang. Kalau aku pernah mengatakan bahwa aku tidak memiliki rasa apapun pada Ge?! Itu tidak sepenuhnya benar. Aku memang bukan gay. Aku normal. Tapi, sejak saat di mana Ge menyetubuhiku dan menolongku di rumah sakit. Aku merasakan suatu getaran aneh di dalam hatiku. Aku hanya menganggapnya angin lalu. Tapi, setelah 2 hari yang lalu dia menyatakan perasaannya padaku, tiba-tiba ada rasa senang di dalam hatiku. Seperti ada sengatan listrik yang mengalir di dalam tubuhku. Ada getaran aneh yang kurasakan.

Namun, aku masih bisa berpikir logis. Aku tidak ingin Ge mendapat banyak masalah. Hubungan semacam ini hanya akan menimbulkan bencana. Ya, hanya bencana. Jadi, aku menganggap semua sikap baik Ge sebagai sisi baik kemanusiaan seseorang. Hanya pertolongan sesama manusia. Tidak lebih. Dua hari ini, aku memilih berhenti melamar pekerjaan di perusahaan-perusahaan. Lebih baik aku membantu Re di cafenya. Ini akan lebih menyenangkan daripada harus menganggur di rumah. Mungkin, aku akan kembali melamar bekerja setelah hatiku kembali mantap.

Saat ini, aku baru saja pulang dari cafe. Re masih memiliki beberapa urusan di luar jadi aku pulang terlebih dahulu. Beberapa meter dari rumah Re, mataku menangkap sebuah mobil yang terparkir apik di depan rumah Re. "Mobil siapa itu?! " tanyaku dalam hati. Tapi, segera ku enyahkan pertanyaanku saat aku melihat wajah pemilik mobil itu dari kaca spion. Aku pun memarkirkan mobilku di halaman rumah Re dan hendak masuk ke dalam rumah tanpa mengindahkan orang itu.

"Tuan Ri! " teriak orang itu. Aku enggan untuk menengok ke belakang. Aku terus melangkahkan kakiku ke depan hendak masuk. Namun, orang itu dengan tiba-tiba memegang pergelangan tanganku dan sontak hal itu membuatku berhenti. Saat aku menoleh padanya, ia langsung melepas cengkramannya.

"Maafkan saya, Tuan! Saya terpaksa melakukannya!--"

"Ya! Tak apa Jack! Apa yang membawamu ke sini?! " tanyaku padanya. Ya, dia adalah Jack. Orang yang sama yang merupakan anak buah Ge.

"Saya kemari karena saya ingin memberitahukan pada Tuan jika Tn. Gerald sedang sakit dan tidak mau di bawa ke dokter. Tn. Ge juga berhenti mengurus perusahaan. Ny. Besar memberitahu saya agar keadaan Tn. Ge di sembunyikan dan harus membaik secepatnya. Kalau hal ini tercium Tn. Besar maka--"

Akan terjadi hal yang besar! Aku sangat tahu Tn. Grey Anderson seperti apa. "Aish, kenapa aku memikirkan Ge?! Untuk apa juga aku mencampuri urusannya?! " pikirku.

"Apa urusannya denganku?! Jangan cari aku lagi Jack! Kami sudah tidak memiliki hubungan apapun! Jangan ganggu aku! " ucapku dingin pada Jack. Kemudian, kulangkahkan kakiku masuk ke dalam rumah dan menutupnya rapat. Jack terlihat menyerah dan pergi dengan mobilnya. Tahu akan hal itu, aku masuk ke dalam kamar. Ku hempaskan tubuh lelahku di atas ranjang.

Haah,

Ku coba memejamkan mata untuk membuat tubuhku rileks.

"Aku mencintaimu, Ri! "

"Hah! Kenapa aku mengingatnya lagi?! Ssss.... Ini begitu menjengkelkan! " ucapku frustasi. Aku mengusap wajahku kasar. Kenapa aku terus memikirkan Ge meski pikiranku sudah menolaknya?! Kenapa aku tidak bisa melupakan Ge?! Kenapa aku malah mencemaskan keadaannya?! Kenapa?! Pikiranku sedang sangat kacau saat ini. Aku tidak bisa melepas rasa was-wasku dari Ge. Aku begitu khawatir. Sangat khawatir. Hatiku sangat resah di buatnya. Hatiku tidak tenang. "Tapi tidak! Aku harus menahannya! " ku coba untuk tetap pada pendirianku. Kembali ku pejamkan mata untuk berlayar ke alam mimpi.



Love Affair [ManxMan] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang