LA 70

4.9K 400 104
                                    

Happy Reading

New York, 9 AM

- Anderson company -

#Richard pov

"Suasana macam apa ini?!" gumam ku dalam hati. Yah, aku tidak salah karena mengatakannya. Suasana di dalam ruangan Ge ini sangat canggung. Ge di kursi kebesarannya sedang sibuk dengan berkas-berkas penting yang harus ia tangani. Dan, pria tampan di hadapanku ini... Albert Madelson bahkan hanya melamun menghadap ke arah pintu masuk ruangan ini tanpa berkedip. Yah, kalian tidak salah dengar. Sahabat ku dan Ge itu hanya diam bak patung di tempatnya.

Saat ini, di dalam ruangan Ge ada aku dan juga Albert yang langsung datang setelah Ge memberitahunya bahwa Arlaan–sekretaris Ge datang ke kantor hari ini. Padahal tadi malam, Al menelfon Ge seraya mengatakan bahwa Arlaan sedang sakit dan ingin mengambil satu hari libur lagi untuk beristirahat. Tapi, dia disana. Arlaan saat ini sedang duduk di meja kerjanya yang berada di sebelah kiri pintu masuk ruangan Gerald.

Karena pintu dan dinding sekitarnya terbuat dari kaca, kami masih bisa melihat ke arah luar ruangan meski sedikit samar. Tapi, itu sudah cukup untuk melihat punggung Arlaan yang sedang sibuk di depan sana.

Hari ini aku ikut ke kantor bersama Ge karena merasa jenuh di mansion. Sangat membosankan di tempat sebesar itu, apalagi Mom dan juga Dad hari ini sedang mengecek bisnis mereka dan tidak akan kembali sampai waktu makan siang nanti. Jadilah aku memohon pada Ge untuk membawaku ke kantor. Meski awalnya mendapatkan penolakan dengan alasan dia takut aku kelelahan, namun pada akhirnya Ge tetap mengijinkan ku ikut setelah mendengar ancamanku. Haha, kurasa sekali-sekali menggodanya tidak masalah. Ini sangat menghiburku juga.

Saat ini, aku masih setia memperhatikan gerak-gerik Al yang belum mengatakan apapun selain menyapaku sesaat setelah datang kesini. Itu sangat aneh. Tidak biasanya dia seperti ini. Dia datang ke kantor Ge hanya untuk melamun? Yang benar saja. Itu tidak mungkin, bukan? Lagipula, tidak ada meeting tentang project apartemen terbaru yang sedang mereka kerjakan saat ini. Itu menambah rasa penasaranku. Bahkan, buku bisnis keluaran terbaru yang diberikan Dad padaku tadi pagi tidak menarik minatku sama sekali. Padahal biasanya tidak ada yang bisa menarik perhatianku selain buku-buku bisnis. Kecuali Ge tentunya. Dia pengecualian.

"Al...." panggilku.

"......" Dia tidak menanggapiku.

"Albert....."

"......" Astaga, Al masih larut dalam pikirannya sendiri. Apa yang sebenarnya dia pikirkan?

Aku pun kemudian diam sejenak sambil mengikuti arah pandangan Al. Dan, bingo. Ternyata setelah di lihat lagi, dia tidak sedang memandang kosong ke arah pintu. Ternyata dia sedang memandang ke arah Arlaan Carter yang sedang sibuk dengan laporannya disana. Memang benar jika wajah Arlaan masih belum terlihat bugar seperti biasanya. Kurasa dia masih perlu sedikit waktu untuk beristirahat.

Namun, apa alasan ini cukup untuk membuat seorang Albert Madelson terus memperhatikannya tanpa berkedip? Apa yang sebenarnya terjadi?! Ini sungguh membuatku penasaran. Mereka berdua memang sudah menunjukkan gelagat aneh sejak pesta pernikahanku. Apa.... Jangan-jangan... Mereka....

"Apa itu mungkin? Hmm..." gumam ku lirih. "Itu memang tidak mustahil. Tapi, aku tidak pernah melihat mereka berdua terlihat dekat ataupun berbincang cukup lama... Aneh sekali..." sambung ku.

"Tapi... Aku perlu mengeceknya..." putus ku dalam hati lalu bangkit dari sofa dan menghampiri Ge yang sekarang sibuk dengan laptopnya.

"Kau butuh sesuatu, sayang? Apa kau lapar, hm?" ucapnya lembut. Dia sangat posesif dan lebih memperhatikanku di masa kehamilanku ini.

Love Affair [ManxMan] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang