LA 65

7K 409 59
                                    

Happy Reading

Seminggu kemudian...

New York, 1 pm

#Arlaan pov

"Haaaahh,, lelahnya" kusandarkan punggung lelahku di kursi sambil kupejamkan mata. Ini sudah masuk jam makan siang dan aku memutuskan untuk beristirahat sejenak sebelum keluar membeli sesuatu untuk mengisi perutku.

Tak terasa, sudah genap seminggu aku mengurus kantor menggantikan Tn. Gerald yang sedang ber honeymoon di Yunani bersama Tn. Ri. Pekerjaanku menjadi cukup banyak dan melelahkan seminggu ini. Namun, ini akan segera menjadi lebih ringan karena hari ini Tn. Ge dan Tn. Ri akan kembali ke New York.

Hari ini tubuhku rasanya sangat pegal. Ini pasti karena seminggu ini aku tidur terlalu larut dan kurang menjaga pola makanku. Bagaimana tidak? Aku tidak akan bisa tidur ataupun makan jika berkas-berkas penting perusahaan belum ku koreksi dan ku pilah semua? Tn. Ge mempercayakan perusahaan kepadaku. Mana mungkin aku membiarkan semuanya terbengkalai.

"Haaah,," aku kembali menghela nafas dalam-dalam. "Tenang, Arlaan. Tn. Ge akan kembali hari ini dan kau akan tidur nyenyak malam ini." ucapku memberi semangat pada diriku sendiri.

Tetapi, ada hal baik yang terjadi dalam seminggu ini. Setidaknya untuk kebaikanku. Tn. Albert tidak datang menemui ku sejak kejadian waktu di danau itu. Semuanya kembali normal tanpa gangguan darinya. Namun, entah kenapa semua ini mengusik ku. Aku selalu teringat tentang malam itu saat aku bertemu dengannya. Wajah itu... wajah yang selalu ia tampilkan saat bertemu denganku. Aku tidak mengerti. Kenapa aku begitu enggan melihatnya. Dia... wajahnya seperti ingin memberikan diriku simpati karena tindakannya.

Aku tidak mau. Aku tidak menginginkan tatapannya itu. Hatiku yang bodoh ini tidak sanggup melihat tatapan prihatin itu keluar dari sorot matanya. Tapi, satu hal yang membuatku sedikit merasa bahagia. Dia mengatakan jika ia sudah tidak mengejar Tn. Ri saat di danau.

Aku tidak bisa membayangkan betapa terkejutnya aku saat mendengarnya. Apalagi saat dia berusaha menanyakan alasanku untuk marah setiap kali dia membahas Tn. Ri.

"Ahhh... sungguh memalukan!" ucapku sambil menutup wajahku yang terasa panas.

"Apa yang akan kulakukan saat aku bertemu dengannya nanti????" sambungku lirih.

Aku sangat penasaran dengan reaksi yang akan dia berikan jika saat itu aku mengatakan yang sebenarnya. Sepertinya aku tidak perlu berharap lebih tentang hal itu. Meskipun dia nanti akan menerimaku, bukankah itu hanyalah tindakan spontannya saja karena merasa bersalah padaku??? Ck, memikirkannya saja membuatku sesak.

"Ck, sudahlah Arlaan. Jangan memikirkan hal itu lagi. Lagipula Tn. Al tidak mungkin mencintaimu, bukan??? Terima saja itu." ucapku pada diri sendiri lalu mengenyahkan segala pemikiran bodohku tadi dan hendak pergi membeli makan siang.

Nyut

"Ssssss, " aku kembali duduk karena tiba-tiba saja kepalaku terasa pusing.

"Kenapa tiba-tiba pusing??? Ck" kesalku sambil memijat pelan kepalaku.

"Mungkin tidur sebentar akan membuatnya lebih baik. Haa,, sepertinya aku akan telat makan lagi hari ini" ucapku lalu kusandarkan tubuhku ke kursi dan mencoba untuk tidur. Sebenarnya posisi ini sangat tidak nyaman. Namun, aku tidak bisa berpindah tempat sendiri saat ini. Tidur di kursi kerjaku sepertinya tidak buruk juga. Apalagi, aku hanya sebentar tidur di sini.

***

#Author pov

"Mmm..." terdengar suara lenguhan seseorang yang baru bangun dari tidurnya.

Love Affair [ManxMan] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang