LA 49

12.1K 951 169
                                    

Happy reading

#Author pov

-New york-


~Bandara~

Akhirnya, setelah sekitar 6 jam perjalanan. Geri pun sampai di Bandara Internasional New york. Ri masih terlelap dalam tidurnya sedangkan Ge tidak tertidur sama sekali. Setelah pesawat mendarat, Ge pun menyimpan ponsel yang sedari tadi ia mainkan untuk mengurus kepulangan mereka di New york. Mulai dari menyiapkan apartemennya, mobil, dan juga mengabari Re akan kepulangan mereka. Ge kemudian menolehkan kepalanya penuh minat ke arah sang kekasih yang terlelap di pelukannya. Dengkuran halus masih bisa Ge dengar dari arah Ri. Ge sebenarnya tidak tega untuk membangunkan belahan jiwanya itu.

Tanpa sadar, Ge pun tersenyum tampan sambil terus memandangi wajah tenang Ri. Ge kemudian membawa tangannya untuk mengelus perut Ri sayang. Di saat Ge mengelus perut Ri, sepertinya itu sedikit menganggu tidur Ri karena Ri menggeliat dalam tidurnya. Ge pun terkekeh ringan. "Ah, apa Daddy membangunkanmu baby? Sekarang, mari kita bangunkan mommy! Kita pindah ke apartemen, hm!" gumam Ge lirih seperti sedang berbicara dengan bayi yang ada di perut Ri. Tentu saja tidak ada respon dari sana. Ge pun kembali terkekeh ringan meruntuki kebodohannya yang menyenangkan.

"Ri.... Sayang.... Bangun. Kita sudah sampai!" ucap Ge lirih sambil mengelus pipi Ri lalu mengecup kening Ri sayang. "Euh, " sontak saja Ri yang sedang bermimpi indah langsung terganggu dan mengeluarkan lenguhan khas orang baru bangun tidur. Ri kemudian mengucek kedua matanya dan menatap Ge lalu tersenyum kecil. "Kita sudah sampai di New york?" tanya Ri. "Eum, kita sudah sampai. Ayo kita turun dan bergegas pergi ke apartemen kita, sayang!" jawab Ge lalu kembali mengecup kening Ri untuk menyalurkan kenyamanan. "Ish, jangan menciumku di tempat umum! " kesal Ri akan tindakan Ge yang sontak membuat Ge mengulum senyumnya.

"Mereka tidak akan berani menghina kita, sayang. Kalau itu terjadi maka mereka akan berhadapan langsung denganku!" ucap Ge yakin yang langsung membuat Ri memutar bola mata malas. Ge yang gemas melihat ekspresi Ri pun kembali mendaratkan ciumannya di kening Ri. "Bagaimana keadaan kalian?" tanya Ge pada Ri sambil mengelus perut Ri lembut. "Eum, kami baik-baik saja, Ge. Ayo kita segera kembali ke apartemen!" ucap Ri yang di balas anggukan ringan oleh Ge. Keduanya pun merapikan penampilan mereka lalu keluar dari pesawat. Sementara barang-barang Ri akan di urus oleh orang suruhan Ge. Mereka akan langsung membawanya ke apartemen.

"Selamat datang kembali di kota New york, tuan!" ucap Jack dengan wajah datar dan wajah tertunduk seperti biasanya ke arah Geri. "hm, aku akan menyetir sendiri! Berikan kuncinya!" titah Ge langsung di laksanakan oleh Jack. "Ge, kenapa semua bawahanmu ada di sini?" tanya Ri. "Apa kau tidak suka di sambut, Ri? Mereka menyambutmu sayang" jawab Ge jujur. "Ck, aku tidak menyukainya!" ucap Ri kesal. Sepertinya mood swing Ri sudah di mulai. Ge yang tahu akan hal itu pun memerintahkan Jack untuk pergi bersama bawahannya yang lain. Meski sebenarnya para bodyguard itu sengaja Ge siapkan untuk mencegah awak media serta orang suruhan Tn. Grey dan musuh Ge yang lain mendekat. Mereka pasti tahu jika Ge dan Ri sudah tiba di New york. Apalagi Tn. Grey—Dadnya, Ge bahkan sangat yakin akan hal itu.

"Baiklah, sayangku. Sekarang hanya ada kita bertiga dan sebuah mobil. Kita pergi sekarang?" ucap Ge dengan senyum menggodanya. Ri yang melihatnya pun tersenyum manis ke arah Ge. "Tentu! Kita pergi!" ucap Ri lalu masuk ke dalam mobil dengan Ge yang membukakan pintu. Setelah memastikan Ri masuk, Ge pun memutari mobil untuk pergi ke kursi kemudi. Tak lama, mobil yang Geri tumpangi pun melesat meninggalkan area bandara.





#Richard pov

Akhirnya kami sudah tiba di New york. Kota kelahiranku, kota aku menemukan cintaku, dan kota di mana banyak orang yang menentang hubungan kami. Haruskah aku sedih kerenanya? Tidak! Tidak ada yang bisa membuatku sedih saat Ge ada di dekatku. Aku merasa sangat bahagia. Akhirnya kami kembali bersatu dan Ge sudah tahu jika dia akan menjadi seorang ayah. Haha... Aku bahkan masih mengingat dengan jelas wajah lelahnya saat kami baru saja bertemu di depan menara Eiffel, wajahnya saat ia mengelus perutku karena tahu aku sedang mengandung anak kami serta memohon untuk tidak memisahkan nya dengan calon anak kami. Rasanya sangat menyenangkan saat itu. Dan, pada hari itu juga Ge melamarku. Tiba-tiba kurasakan pipiku memanas. Tanpa sadar aku merona hanya dengan mengingat kejadian lalu di Paris.

Love Affair [ManxMan] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang