Love Affair [ManxMan]

LA 13

Happy reading

#Author pov

"Ri....!!!!! "

"Ri.... Ri! Sadarlah, Ri! Buka matamu sayang! Tidak, Ri! Kumohon!" Ge terus berusaha menyadarkan Ri yang berada di pangkuannya. Darah terus merembes dari balik kemeja Ri dan membasahi tangan Ge.

"Ri...... " suara Ge semakin lirih. "Bangunlah, Ri! Aku tidak bisa melihatmu seperti ini! Kumohon!" ucap Ge. Tanpa sadar, air mata yang belum pernah Ge keluarkan untuk siapa pun jatuh juga karena seorang Richard Warner.

Uhuukkk~

"G-Ge..... " ucap Ri lirih. "Ri.... Kau sadar! Hiks, apa yang kau lakukan ini! kenapa kau melakukan semua ini jika kau membenciku, Ri?! " tanya Ge. Ri memejamkan mata sejenak untuk menahan rasa sakit tusukan di punggungnya. "A-aku tidak mem-membencimu, Ge! Uhukkk... ". "Lalu apa, Ri?! Kau sudah menolak kehadiranku dan hampir membuatku gila! Dan sekarang, kenapa kau melindungiku?! Bahkan mengorbankan nyawamu?! " Ge semakin memojokkan Ri. "K-karena aku mencintaimu Ge! " Ri menangkup pipi Ge dengan tangan bergetar. "Aku mencintaimu! Karena alasan inilah aku tidak mau kau terluka! Aku tidak sanggup jika harus k-kehilangan untuk yang kedua k-kalinya! " ucap Ri terbata-bata menahan sakitnya. Ge membeku. Ge baru saja mendengar sesuatu yang sangat ia inginkan.

Ri mengatakan cinta pada Ge. Ge kemudian menghapus air matanya kasar dan mengangkat tubuh Ri ala bridal style. Ge kemudian mencium bibir Ri singkat. "Buktikan cintamu padaku, Ri! Kau harus bertahan demi cinta kita! "Ri tampak semakin melemah dan limbruk di pelukan Ge. Ge kemudian segera memasukkan Ri ke dalam mobilnya. Ri sudah jatuh pingsan dan ini membuat Ge semakin khawatir. "Bertahanlah, Ri! " gumam Ge dalam hati.

***

-Rumah sakit-

Ge langsung menggendong Ri dan setengah berlari membawa Ri masuk ke dalam rumah sakit. Para suster yang melihatnya pun langsung membawa brankar dan membaringkan Ri di atasnya. Para suster itu melarikan Ri ke sebuah ruangan dan tentunya melarang Ge masuk. Ge jatuh dan bertubrukan dengan lantai di depan ruangan Ri. "Kumohon, Ri! Hiduplah untukku! " ucap Ge lirih. "Aku tidak akan memaafkan diriku sendiri jika terjadi sesuatu padamu, Ri! "

Ge kemudian duduk di bangku panjang di sana dan menundukkan kepalanya penuh minat. Sesekali, Ge mengusap wajahnya kasar dan meruntuki kebodohannya. "Apa yang kau lakukan sekarang, Ge! Orang yang sangat ingin kau lindungi malah harus merasakan sakit karenamu! "

"Seharusnya aku benar-benar melupakan Ri waktu itu! Setidaknya Ri tidak akan terluka! " runtuk Ge. Kemudian, Ge merogoh saku celananya dan menghubungi seseorang.

Bipp

"Jack! Mereka benar-benar harus mati! Bunuh kelompok itu sekarang! Kerahkan semua anggota terkuat kita! "

Bipp

Ge kemudian menyandarkan tubuhnya di kursi. "Aku mencintaimu, Ge!--" kata-kata yang Ri ucapkan beberapa saat lalu sungguh melelehkan bongkahan es dalam hati Ge. Tanpa sadar, hati Ge menghangat dengan beberapa kata yang singkat dan cepat itu. Hanya dengan kata itu keluar dari mulut Ri, sudah cukup untuk membuat seorang Gerald Anderson menyunggingkan senyumnya. "Ri, aku tahu kau memiliki perasaan yang sama denganku! Maka dari itulah, hiduplah demi diriku! Bertahanlah demi cinta kita! " harap Ge cemas. Ge terus berdo'a dalam hati agar Ri di dalam sana baik-baik saja.

***

Lampu ruangan Ri sudah berwarna hijau yang berarti penanganan Ri sudah selesai. Kemudian, terlihat dokter dan beberapa suster keluar dengan mendorong brankar yang di tempati Ri. Ge menghampiri dokter tersebut. "Bagaimana dok?! " tanya Ge khawatir. Dokter itu memberikan senyumnya kepada Ge. "Kau tenang saja Tn. Ge! Tuhan masih menyayanginya! Luka tusuknya memang dalam, tapi tidak sampai mengenai organ vitalnya! Dia akan baik-baik saja! Sekarang, kami akan membawanya ke ruang rawat inap khusus! " ucap dokter tersebut kemudian melenggang pergi. Ge menampilkan ekspresi bersyukurnya. "Terima kasih, Tuhan! Dengan menyelamatkan Ri kau juga menyelamatkan hidupku! " gumam Ge dalam hati.