Love Affair [ManxMan]

LA 48

Happy reading

#Richard pov

-Paris-

"Euh" lenguhku saat cahaya matahari menelusup lewat sela-sela gorden dan menerpa wajahku. Sontak aku pun mengerjakan mata beberapa kali untuk membiasakan cahaya yang masuk. "Pukul berapa ini? Aku kesiangan?" ucapku lirih. Biasanya aku akan bangun sebelum mentari menunjukkan sinarnya. Tapi, sepertinya tidurku kali ini sangat nyaman sehingga aku lupa untuk bangun. Haha.... Ini sangat lucu sekali.

Saat ku gerakkan sedikit tubuhku. Aku pun menyadari bahwa ada seseorang yang sedang memelukku erat dari belakang. Ya, ada sebuah tangan kekar yang melingkar nyaman di perutku. Siapa lagi kalau bukan tangan Ge—kekasihku. Ah, apa aku harus menyebutnya calon suamiku sekarang? Dapat kurasakan hembusan nafas hangatnya menerpa area leher dan telingaku. Rupanya ia masih terlelap dalam tidurnya. Aku pun tersenyum kecil. "Sepertinya kau tetap tidak biasa bangun lebih pagi dariku, Ge!" gumamku lirih sambil menggenggam tangan kekar yang ada di perutku di balik selimut tebal menutup tubuh kami.

Setelah beberapa saat, aku pun memutuskan untuk bangkit dari ranjang hendak berlalu ke kamar mandi. Namun,

Grepp

"Sayang, jangan bangun dulu ya. Aku masih ingin memelukmu seperti ini" bisik Ge di telingaku. Rupanya Ge sudah terbangun sedari tadi. Aku pun menatapnya kesal. "Kau sudah bangun dari tadi?" tanyaku kesal sedangkan si empu hanya terkekeh ringan sambil kembali menyembunyikan wajahnya di ceruk leherku. Rasanya geli tapi terasa nyaman. Ge memberiku kecupan singkat di sana.

"Eum... Aku sudah bangun bersama denganmu" ucapnya singkat. "Ck, lepaskan Ge! Aku harus mandi dan membantu bibi Leo di bawah!" bukannya melepaskanku, Ge malah semakin mempererat pelukannya padaku. "Aku masih ingin memelukmu, Ri. Aku merindukan kalian. Sepertinya baby kita juga merindukan daddy nya, hm" aku pun memutar bola mata malas. "Ge, jangan kekanakan. Sekarang sudah pagi! Lepaskan sekarang! " titahku kesal padanya. Tapi, Ge sepertinya masih enggan melepaskanku dari rengkuhannya. Lebih parahnya lagi, Ge malah membalik tubuhku. Sontak wajahku bertubrukan dengan dada bidangnya dan Ge semakin mempererat pelukannya.

"Sayang, biarkan seperti ini sebentar lagi ya. Aku masih merindukanmu, hm. Aku ingin menikmati wangimu sampai puas dulu untuk mengatasi rasa rindu ku" ucap Ge yang sontak membuatku tersipu malu. Hah, entahlah kenapa juga gombalan nya selalu membuatku merona. Ge benar-benar membuatku gila. Aku pun pada akhirnya hanya bisa pasrah dan semakin menyembunyikan wajahku di dadanya sambil memejamkan mata. Mungkin, untuk sebentar saja aku akan membiarkan Ge melakukan apa yang dia mau.

***

#Author pov

Namun, di tengah aktivitas Geri.  Tiba-tiba.....

Brakk

"Auh, Mr. Gerald Anderson yang terhormat! Kau pikir sudah jam berapa ini! Waktu mu sudah habis untuk bermanja dengan, Ri! Sekarang, Ri menjadi milikku lagi!" ucap seorang gadis cantik yang tidak lain adalah Eve. Sontak saja Ge dan Ri yang terkejut akibat suara gebrakan pintu pun langsung terduduk di atas ranjang. Ge bahkan langsung berdecak kesal ke arah Eve. Sedangkan Ri langsung tertawa ringan melihat kelakuan Eve yang sanggup membuat Ge merasa kesal di pagi hari. "Tidak bisakah kau mengetuk pintu dulu sebelum masuk ke dalam, Nona Eve Madelson? Kau tidak sopan! Kau merusak pagi indah kami!" ucap Ge dengan wajah kesal sambil menekankan kata-katanya. 

Eve sepertinya tidak ingin mengindahkan perkataan Ge. Eve langsung menarik tangan Ri dan sontak melepaskan Ri dari pelukan Ge. "Ayo, Ri. Kita harus menyiapkan sarapan lezat" ajak Eve yang hanya di balas anggukan ringan dari Ri. Eve pun tersenyum lalu menggiring Ri untuk keluar kamar. "Sayang! Bagaimana denganku?! Aku membutuhkanmu, Ri!!!" terdengar teriakan frustasi Ge dari dalam kamar yang sontak membuat Ri semakin mengeraskan tawanya. "Setidaknya ada yang bisa mengimbangi sifat keras kepala Ge di sini" pikir Ri senang.