LA 39

10.6K 924 45
                                    

Happy reading

#Author pov

-Paris-

"Euh" terdengar suara lenguhan khas orang baru tidur dari seorang pria tampan bertubuh kekar yang baru saja bangkit dari sofa panjang tempatnya bermalam kemarin. Ya, dia tidak lain adalah Al—Albert Madelson. Setelah mengantar Ri ke kamarnya, dengan hati yang kacau ia datang ke ruang kerjanya lalu mengerjakan bahan presentasinya untuk besok pagi. Meski Al sudah memiliki seorang sekretaris, namun Al selalu mengurus presentasinya sendiri. Al memang meminta sekretarisnya untuk membuat sebuah bahan presentasi juga. Namun, pada akhirnya Al selalu membawa pulang file dari sekretarisnya itu untuk ia periksa di rumah. Bukan karena Al tidak puas dengan hasil kerja sekretarisnya. Namun, Al memang tidak gampang puas dengan sesuatu. Ia harus memastikan sendiri bahwa semuanya selalu perfect.

Namun, mulai dari beberapa minggu ini Al selalu mendapat hal yang tak terduga pada hasil presentasinya. Bagaimana tidak, setiap Al bangun tidur dan mengecek bahan presentasi itu hasilnya selalu luar biasa. Sangat terbukti dengan Al yang selalu mendapat pujian atas presentasi yang ia sampaikan. Al sangat yakin itu bukan hasil pekerjaan sekretaris nya. Karena saat pertama ia buka file itu setiap malam, hasilnya tidak seperti yang ia lihat di pagi hari. Itu terasa sangat aneh sekali. Al tidak pernah membenahi file presentasi itu juga saat malam. Karena Al selalu memeriksa dulu file itu, kemudian pergi tidur sambil memikirkan hasil terbaiknya. Terkadang Al akan pergi ke kamarnya atau lebih memilih tidur di sofa kerjanya.

"Ini sangat aneh sekali! Apa... Ada seseorang yang melakukannya?!" pikir Al bingung sekaligus penasaran. "Sepertinya aku harus melihatnya sendiri!" gumam Al penuh penekanan dalam hati. Al kemudian pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri lalu sarapan bersama semua orang sebelum pergi ke kantor.

***


Malam tiba, Al sudah pulang dari kantor sekitar 3 jam yang lalu. Jam di dinding sudah menunjukkan waktu tepat tengah malam. Al belum tidur. Al hanya berbaring di sofa sambil pura-pura memejamkan mata. Al sangat penasaran dengan orang misterius yang menyempurnakan bahan presentasinya.

Ceklekk...

"Akhirnya dia datang!" gumam Al dalam hati. Al masih dalam keadaan memejamkan mata. Perlahan tapi pasti orang itu mendekat ke arah Al. Al menyadari hal itu, bahkan hembusan nafas hangat orang itu berada sangat dekat dengan wajahnya. Kemudian, Al merasakan ada sebuah tangan hangat yang membelai rambutnya. Sangat nyaman. "Maafkan aku Al, aku sangat ingin melakukan semua ini. Sebenarnya aku sangat ingin melakukannya pada Ge. Tapi, berhubung dia tidak ada. Jadi aku melakukannya padamu. Ku harap kau tidak keberatan menuruti keinginan ngidamku ini hm" ucap orang itu sangat lirih setengah berbisik. Namun, Al masih bisa mendengar ucapannya dengan sangat jelas. Al sangat tahu suara ini.

Suara Ri. Ya, pria pertama yang sudah membuat jantungnya berdegup kencang. Jika Ri meminta ini kepadanya, tentu saja Al akan memenuhinya dengan senang hati. Tidak perlu diam-diam seperti ini. "Tapi, mungkin seperti ini lebih baik" pikir Al senang. "Tapi, apa... Ri juga yang merevisi presentasi itu?" muncul pertanyaan lain di dalam benak Al. Puas dengan mengelus rambut Al, Ri kemudian bangkit dari posisinya lalu berjalan menjauh. Al dapat merasakannya. Setelah beberapa saat, tidak juga terdengar suara pintu terbuka. Itu artinya Ri tidak keluar dari ruangan itu. Karena penasaran, Al pun membuka sedikit matanya untuk melihat di mana keberadaan Ri.

Dan,

Bingo.

Ri sedang duduk dengan nyaman di kursi kebesarannya sambil memakan acar mangga yang ia belikan kemarin. Dugaan Al sangat tepat, Ri sangat menyukai acar itu. Tapi, bukan itu pertanyaannya! Ri saat ini sedang menyibukkan diri dengan laptop di hadapannya. Al dapat melihat jelas Ri karena posisinya berbaring tepat menghadap kursi kebesarannya. Al masih setia mengawasi setiap gerak-gerik Ri. Sedangkan di sisi lain, Ri yang tidak menyadari bahwa Al masih sadar pun memainkan jarinya di atas keyboard untuk melakukan sesuatu pada sesuatu yang terpampang di layar laptop hadapannya.

Love Affair [ManxMan] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang