LA 31

12.2K 971 191
                                    

Happy reading

#Author pov

Matahari sudah mulai naik, namun hal tersebut tidak membuat dua sejoli yang berada di atas sofa panjang terusik atau bahkan beranjak dari posisi keduanya. "Euh" terdengar suara lenguhan dari arah Ri yang rupanya mulai terusik dengan cahaya matahari yang masuk dari celah korden. Saat Ri ingin bangun dari posisinya, ada sebuah tangan kekar melingkar di perutnya dan menghalangi Ri untuk bangkit. Tanpa menoleh pun Ri sudah sangat tahu siapa dalangnya. "Ge..... Lepaskan!" berontak Ri dalam dekapan Ge.

Masih tidak ada reaksi dari kekasih tampan Ri. Ri pun memutar bola mata malas. Pasalnya Ri sudah tahu jika kekasihnya itu sudah bangun bersamaan dengannya. "Ge.... Jangan pura-pura masih tertidur! Aku tahu kau sudah bangun! Atau.... Kau mau tidak mendapat jatah ciuman hari ini!" ancam Ri yang sontak membuat Ge membuka matanya. "Hm, aku sudah bangun, Ri! Ck, kau selalu mengancamku dengan sesuatu yang membuatku tidak berdaya!" kesal Ge lalu mengeratkan dekapannya pada Ri. Sedangkan Ri mengulum senyum gelinya melihat tingkah kekasihnya itu.

"Ge.... Ayo lepaskan! Kenapa malah semakin erat, ck!" kini Ri lah yang merasa kesal pada Ge karena tidak segera melepas pelukannya. "Biarkan seperti ini dulu, hm! Sebentar saja!" pinta Ge. Ri pun tidak bisa berbuat banyak. Ri akhirnya menyerah dan membiarkan Ge melakukan aksinya untuk beberapa saat. Ge yang merasa di terima pun mengulum senyumnya lalu lebih mengeratkan pelukannya pada sang kekasih.

Tanpa sadar, tangan Ge malah mengusap-usap perut Ri sayang dan penuh kelembutan. Ri yang mendapat perlakuan Ge di buat heran karenanya. "Ge.... " ucap Ri lirih. "Hm" hanya deheman yang Ge berikan sebagai jawaban. Terlihat gurat ragu di wajah Ri. Namun, Ri mencoba meyakinkan dirinya untuk bertanya pada Ge. "Ge, kenapa kau suka sekali mengelus perutku akhir-akhir ini? Itu terlihat sangat aneh!" ucap Ri mengeluarkan opininya. Ge memejamkan matanya dan menyembunyikan wajah tampannya itu di ceruk leher Ri sambil menyesap aroma tubuh Ri yang sudah menjadi candu baginya.

"Entahlah, sayang! Akhir-akhir ini aku sangat ingin mengelus perutmu. Seperti ada sesuatu yang mendorongku untuk melakukannya. Saat aku mengelus perutku, entah mengapa aku merasa sangat bahagia. Aku seperti ingin selalu memberikan kenyamanan di sana. Hm, aku hanya mengikuti perasaanku, Ri!" jawaban Ge sontak membuat tubuh Ri sedikit bergetar.

"Apa ini ikatan kuat antara ayah dan anak?" pikir Ri. "Aku belum memberi tahumu apapun, Ge! Tapi, kau sudah bisa merasakan kehadiran anakmu!" senyum senang menghiasi bibir Ri. "Tapi, aku berniat untuk memisahkanmu darinya! Ck, aku memang orang yang jahat, bukan?" detik berikutnya, senyum Ri berubah menjadi raut wajah sedih. Ri kemudian menyatukan tangannya pada tangan Ge yang tengah mengusap perutnya lalu memejamkan mata. "Maafkan aku, Ge! Maafkan aku karena akan memisahkanmu dengan calon anakmu sendiri! Aku akan selalu menggumakan kata maaf padamu, Ge! Tapi, aku tidak akan menyesalinya! Ini semua demi kebaikan semua orang!" gumam Ri dalam hati.

Untuk beberapa lama, GeRi masih dalam posisi yang sama.

Sampai,

Ceklekk...

Tiba-tiba ada seseorang yang membuka pintu ruangan Re dan masuk ke dalam. Sontak dua sejoli yang masih tidur berpelukan itu langsung terduduk bersama karena terkejut. Dengan kondisi rambut serta pakaian yang masih berantakan. Orang yang baru saja datang itu sontak mengulum senyum gelinya. Ri langsung merona malu sedangkan Ge memberikan tatapan tidak suka nya pada tamu tak di undang ini. "Haha hahaha.... " tak jauh dari tempat ketiganya, Re yang sudah bangun dan tengah duduk di atas tempat tidur tertawa terbahak-bahak melihat hiburan paginya. Wajah Ri semakin memerah.

"Ah, maafkan aku karena sudah mengganggu pagi indah kalian berdua!" ucap tamu ini meminta maaf. "Ah, err... T-Tidak masalah Fel! Oh ya, selamat pagi!" jawab Ri menanggapi tamu yang ternyata adalah Felix. "Selamat pagi, Ri! Ah, pipimu memerah. Apa kau sakit?" tanya Felix yang sontak membuat Ri langsung memegang kedua pipinya. "A-Aku baik-baik saja!" ucap Ri sambil menstabilkan rasa malunya. Sedangkan Ge tidak merespon apapun. Ia hanya terus memberikan Felix tatapan mengintimidasi nya. "Cepat enyah dari hadapanku, sekarang! Kau mengganggu waktuku!" mungkin inilah ucapan yang ingin Ge sampaikan melalui tatapan tajamnya.

Love Affair [ManxMan] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang