Aku merasa bahagia Setelah resmi mempersunting ica. Dia wanita tercantik jauh lebih cantik dari Gea mantan yang sudah berkhianat. Wajahnya yang manis terasa damai saat sedang tidur. Aku bersyukur karena dijodohkan dengan Ica.
Aku yang bisa dibilang susah tidur. Tapi untuk pertama kalinya aku tidur dengan sangat nyenyak sambil memeluk istri kecilku. Memeluknya bagai candu pengganti obat tidurku.
Aku mendengar ketika wanitaku meminta melepaskan pelukanku karena ingin buang air kecil tapi aku malah mengeratkan pelukanku. Saat itu aku bisa merasakan jantungku berdetak lebih kencang dari sebelumnya ketika tidak sengaja manik mataku bertemu dengan mata ica.
"Sampai kapan kau akan memandangi wajahku yang tampan ini. bukannnya tadi kau bilang ingin ke toilet. Cepat ke toilet, aku tidak ingin kasurku basah karena ompolmu" Ucapki
"iihh siapa juga yang ngeliatin loe. Gue cuman mastiin tuh belek loe tidak selebar iler loe" jawab ica asal
"itu hanya alasan kamu saja. Lagi pula sejak kapan aku tidur ileran. hayo ngaku terpesona kan sama ketampanan aku"aku memuji diriku sendiri
"idih PD gila, makin mules gue dengernya"
Seusai sarapan, fero abangnya ica mengusulkan agar kita semua liburan ke vila keluarga. Aku yang belum terlalu akrab dengan keluarga baruku hanya diam tak bersuara. Akhir dari perdebatan itu menghasilkan kita berangkat ke sukabumi sore ini juga.
Kami tiba di vila pukul 9:00 malam. Pukul segini desa ini sudah sangat sepi. Akhirnya kami memutuskan untuk istirahat di kamar masing-masing. Seperti semalam, aku tidur sambil memeluk ica. Dan yang dipeluk pun tidak merasa keberatan.
Aku terbangun dan mendapati ica tidak ada di tempat tidur. Ke mana ica, ini sudah sangat larut dan dia belum kembali. Aku memutuskan untuk mencarinya.
Saat sedang mencari ica, terdengar dari kejauhan dua suara wanita sedang berbincang. Aku mencoba mendekat. Dua wanita itu adalah ica dan feli. Mereka sedang membicarakan sesuatu. Tapi sepintas aku mendengar namaku di sebut selanjutnya masa lalu. Masa lalu di sini siapa? Siapa yang membuat ica jadi sedih seperti itu memikirkannya.
Gejolak amarah memenuhi pikiranku. Saat aku mencoba mencintai seseorang. Orang yang aku cintai mencintai orang lain. Aku tidak menyalahkan ica. Seharusnya sebelumnya aku tanyakan dulu apakah Ica sudah punya kekasih atau tidak. perkenalan kami terlalu singkat. Bahkan aku tidak mengetahui tentang istriku ini. Aku takut ica akan sama seperti Gea mantanku. Siapa cinta pertamanya ica??? Itu yang menjadi pertanyaanku saat ini.
Aku melihat feli meninggalkan ica sendiri. buru-buru aku kembali ke kamar dan berpura-pura tidur saat ica memasuki kamar. Ica tidak sedikitpun curiga. Dan dia kembali membaringkan tubuhnya di sebelahku.
Pagi hari, semua sibuk mempersiapkan keperluan untuk memancing. Dari mulai umpan, pancingan sampai bekal dipersiapkan.
Ica sudah rapi bersiap. Meskipun daddy dan fero sudah membujuknya untuk ikut namun ica tetap pada pendiriannya. Dia ingin berkuda sekarang. "Dasar keras kepala" omelku sendiri dalam hati
Aku hampir saja melompat kegirangan saat tiba-tiba Ica meraih tanganku dan menyaliminya. Baru di salimi oleh ica, jantungku berdetak sangat kencang. Apalagi begituan bisa copot ini jantung.
Tempat pemancingan lumayan ramai. Tapi entah mengapa aku merasa ada yang beda. Kangen sama cerewetnya ica. Seandainya dia tidak keras kepala dan menurut untuk ikut. Pasti suasana jauh lebih rame.
Baru juga satu jam tanpa ica hidupku sudah membosankan lagi. Untuk mendapatkan cinta ica, aku harus sabar. Sama halnya seperti memancing. Aku ibaratkan si pemancing dan ica ikannya. Untuk mendapatkan ikan besar harus sabar menunggu.
"Ica, aku kangen kamu" teriakku dalam hati
"Fachri, susul ica sana. Daddy khawatir dia nyasar ke sini" perintah ferdinan
" Iya dad, fachri jemput ica dulu ya. Fachri pamit Assalamualaikum" ucapku
Dari jauh aku melihat ada sebuah motor terparkir di halaman vila. Dan tidak lama dari itu bik ida dan lelaki itu keluar dari rumah. Laki-laki tersebut sepertinya berbicara hal penting ke pada bik ijah.
Sesampainya di vila, bik ija sepertinya kaget dengan kedatanganku. Raut wajah sedihnya tidak bisa ditutupi dariku.
"Tadi siapa bik?" tanyaku penasaran
"Oh itu tadi den Rangga, dulu dia tinggal di depan sana." jawab bi ida
"Oh, pantes bibi akrab. Dia kemari ngapain bik" tanyaku kembali
"Dia nganterin non ica pulang soalnya....." ucapan bibi terpotong
"Soalnya kenapa bi, bicaranya jangan dipotong" sambarku tidak sabaranan
"Non ica jatuh dari kuda dan kakinya terkilir" ucapan bik ida barusan tamparan buatku
"Astagfirullah bik, trus ica nggak kenapa-kenapa kan" aku panik
"non ica baik-baik aja. Biasanya kalau habis urut pasti tidur. Mungkin non ica sekarang lagi tidur" bik ida menenangkanku
"Fachri ke kamar ya bik, tolong kabarin daddy dan semua" ucapku sekali lagi
"Baik den" jawab bik ida
Benar ucapan bik ida, Biasanya orang habis di urut tidur nyenyak. Gadisku tidur dengan sangat nyenyak sampai-sampai kedatanganku tidak mengusik tidurnya.
Aku mengecup keningnya cukup lama dan beralih ke bibir mungilnya yang membuat aku sulit untuk menahan untuk tidak mengecupnya. Aku berbisik di telinga ica "Cepat sembuh istri kecilku. Aku tidak menyukai rangga mendekatimu. Aku tahu dia cinta pertamamu. Kau sudah buat aku cemburu sayang. Aku akan berusaha semampuku membuatmu jatuh cinta kepadaku seperti halnya aku jatuh cinta padamu saat perjodohan itu". Tidak butuh waktu lama aku sudah tertidur bersama ica.
======++++====+=========+++=====
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS YOU (Tahap Revisi)
RomanceIkhlaskan aku bahagia bersamanya seperti halnya aku mengikhlaskan kamu untuk bahagia bersama dia. Aku mencintaimu tapi aku tidak bisa memilikimu.