*ICA POV*
Hari yang sangat melelahkan. Kalau bukan karena tanggung jawab dan kewajibanku sebagai ketua OSIS, mungkin saat ini aku sedang menikmati makan siangku bersama ketiga sahabatku. Yang membuatku semakain kesal adalah pertanyaan yang tidak jelas seputar hidupku. Bukan semua sih, dia hanya menanyakan nomor dan apakah aku sudah punya pacar. Ingin rasanya ica merutuki lelaki itu dan berkata aku sudah mempunyai suami. Hahahaha ica membayangkannya saja sudah tertawa apa lagi mengatakan sebenarnya bisa-bisa dia mati berdiri saking syoknya.
Bel pulang sekolah sejak 15 menit lalu. Ica mengemasi semua perlengkapan sekolahnya dan berjalan keluar kelas. Kegiatan OSIS mengorbankan pelajaran, Di sini lah ica berada. Seusai menemui Bela untuk meminjam catatan.
Sudah 30 menit ica menunggu taxi, namun tak satupun Taxi atau kendaraan umum yang lewat. Ica mencari Hp nya didalam tas dan menghubungi fachri. Sayang sungguh disayangkan Handphone ica Lowbet. Bagaimana ica pulang ?
Sebuah motor ninja berhenti tepat di depan ica. Seorang membuka kaca helm dan berkata " Jam segini taxi tidak akan lewat, Ayo gue antar" ucap lelaki itu
"Gue tunggu taxi atau angkot aja" Jawab ica
"Sampe besok juga loe nggak akan dapet taxi, udah ayo naik. Sebentar lagi mau malem. Loe nggak takut apa nunggu sendirian di sini. Kalau ada yang jahat gimana" ica memikirkan perkataan randy ada benarnya juga. tidak mungkin ica terus menunggu di sini. Dengan langkah seribu Ica naik ke atas motor itu
Motor itu melaju cepat membelah jalanan ketika ica memberitahu alamat rumahnya. Hanya terdengar suara kendaran yang berlalu lalang, keduanya enggan bicara sampai Randy yang memulai kekakuan diantara mereka. Randy melirik ica dari kaca spion motornya. Wajah cantik dan manis, siapa orang yang sanggup bertahan untuk tidak jatuh cinta padanya. Naluri Playboy randy mulai beraksi
"Kak, lo mau langsung pulang atau makan dulu. Soalnya gue laper nih" tanya Randy
"Panggil tasya aja, Soalnya kita itu seumuran mungkin loe lebih tua dari gue. Gue sih terserah loe" jawab ica
"Sotoy lo"
"Ye, siapa sih yang nggak tau loe. Anak ketua yayasan yang sudah 2 tahun tidak naik kelas. Seantero sekolah juga tahu tentang loe. Gue hanya heran sama loe. Kok bisa ya nggak naik kelas 2 tahun berturut-turut" oceh ica
"Hahahhahah.... loe lucu Sya" Tawa randy
Randy memarkirkan motornya tepat di samping penjual pecel lele pinggir jalan. Ica mengikuti randy dan duduk tepat di depannya.
"Loe mau pesan apa ca" tanya Randy
"Air jeruk aja" jawab ica
"Cuman itu, ya kali gue makan sendiri" ucap Randy
"Pecel ayamnya 2,es jeruk 1, sama air mineral 1" Randy menyebutkan pesanannya kepada pelayan
"Ada lagi kak" tanya pelayan itu
"Tidak"
"Ditunggu sebentar ya kak" pelayan itu meninggalkan kami berdua
Ica mencari Hpnya kembali, siapa tau masih ada sisa batrai untuk mengabari fachri. Ica takut fachri khawatir dengan keadaannya. Ica hanya berdengus kesal karena Hpnya sudah mati total. Kemudian ica menaruh kembali Hpnya ke dalam tas. karena pesanan mereka sudah datang.
"Kenapa Hpnya" tanya Randy
"Low minta diganti" jawab ica
"loe lucu ca, Sumpah gue pengen ketawa ngakak, hahahhhahah" tawa rendy
ica menatap tajam Randy "Untung rame, kalau sepi gue jitak kepala loe pake sendok, Berhenti ketawa, atau jangan salahkan gue kalau sendok sambel melayang ke mulut loe"
ucapan ica semakin membuat Randy tertawa terpingkal-pingkal. Wajahnya sudah sangat merah karena tertawa. Ica kesal karena randy terus saja meledeknya. Ica beranjak dari kursinya namun di cegah oleh Randy
"Mau kemana ca, ngambek. iya sorry.. janji nggak akan ketawa asal loe nggak ngelawak depan gue" ucap randy
"Siapa yang ngelawak. Dasar cowo gila"gerutu ica
"Iya sorry, ya sudah makan yuk gue laper banget soalnya"
Seusai makan Randy mengantar ica hingga depan rumah. Ica menelan kasar slavinanya saat melihat fachri yang berdiri depan pintu dengan ekspresi yang sungguh menyeramkan. Ica sadar saat ini bisa dikatakan tidak aman. Setelah mencucap terima kasih, Randy melanjutkan perjalannya menuju rumah. Bisa di bayangkan betapa takutnya ica saat ini. Tidak pernah fachri sampai semarah ini. Oh Tuhan selamatkan ica.
"Oh bagus, sekolah macam apa sampai jam segini. diantar laki-laki pula" ucap fachri ketus
"Gue akan jelaskan tapi tidak sekarang. Gue ngantuk" Jawab ica tak kalah ketusnya meninggalkan fachri yang masih saja mengomel tak jelas
"Anastasya Gue lagi ngomong sama loe...!!!" teriak fachri
Merasa namanya diteriaki ica diam dan langsung berbalik melihat laki-laki yang sedang marah tersebut "Gue capek, tak bisakah pertanyaan itu disimpan besok saja. Please gue nggak mau berdebat sama loe saat ini"
"Baikalah, tapi sebelumnya katakan siapa laki-laki yang mengantar loe tadi"
"Namanya Randy. Sudah gue pergi"
"Randy siapa?" ica mengabaikan pertanyaan fachri. Seharian ini sudah cukup membuat ica lelah. Ica tidak mau menambah kelelahannya dengan bertengkar dengan fachri. Setidaknya jangan hari ini.
Setibanya di kamar, Ica meletakak tasnya dan menuju kamar mandi yang berada di dalam kamar. Rumah ini memang tidak seluas rumah bunda dan daddy. Ica rindu mereka.
Setelah membersihkan diri dan berganti pakaian ica merebahkan tubuhnya diatas kasur. Ica memikirkan apa yang akan terjadi besok. Hufh... memikirkannya saja sudah membuat kepala ica sakit. Semoga besok fachri sudah lupa.
****************
Akhirnya bisa di lanjut juga, mohon maaf lama tidak nulis. Butuh mood yang besar buat lanjut cerita ini. masih dengan mood yang tidak stabil sih. tapi gue pengen banget lanjut ni cerita sampai habis.
Ok sebagai bonus mumpung ada waktu luang. Gue lanjut ya ke part selanjutnya. Happy reading. JANGAN LUPA COMMENT SAMA VOTE YA
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS YOU (Tahap Revisi)
RomanceIkhlaskan aku bahagia bersamanya seperti halnya aku mengikhlaskan kamu untuk bahagia bersama dia. Aku mencintaimu tapi aku tidak bisa memilikimu.