Rumah Singgah

37 3 0
                                    

Rasa sakit pada kaki ica membuatnya sulit untuk berjalan. Meski pun ada insiden terjatuhnya ica, itu bukan sebuah hambatan. liburan tetap berjalan sesuai rencana. Liburan yang sederhana mampu mewujudkan keinginan ica  sejak dulu. Berkumpul dan bercanda bersama keluarga. Terakhir kali mereka liburan itu sudah 10 tahun yang lalu. Jangankan untuk liburan bersama, bertemu saja bisa hitungan jari dalam 1 bulan. Mengingat semua itu, membuat ica secara tidak sengaja meneteskan air mata.

"Bunda nyariin ica, ternyata kamu disini. hey kok anak bunda nangis sih. kenapa sayang cerita sama bunda" bunda menyadari kalau ica habis menangis

"Ica bahagia bisa merasakan liburan bareng kalian semua. Ica bersyukur karena membatalkan liburan ica bersama flower ke bali dan mendapatkan gantinya yaitu liburan bareng Daddy, Bunda dan Abang" ucap ica sambil memeluk bunda

"Sama Fachri juga" ledek bunda

"Ih bunda...." sahut ica manja

"Kok ih, sih ca" ucap Fachri yang tiba-tiba muncul

"Ca, kamu bukan lagi menjadi anak bunda. Sekarang kamu sudah menjadi seorang istri. bunda cuman berpesan sama ica. Surga anak berada di kaki ibunya dan surga istri teretak pada suaminya. Tapi suami tidak akan masuk surga jika istri tidak ridho.  Bunda tahu ica belum mencinta fachri begitupun kamu fachri. Cinta akan tumbuh bersama waktu yang membuat kalian bersama.  Tapi bunda yakin fachri orang yang tepat untuk menjaga dan melindungimu. Sesulit apa pun cobaan dalam rumah tangga, sebisa mungkin jangan ada perceraian. kalian paham"  nasehat bunda kepada keduanya

"Bunda berbicara seakan ingin meninggalkan ica selamanya" ucap ica sedih

"Bunda tidak usah khawatir. Fachri janji sama bunda, akan menjaga dan memberikan cinta serta perhatian untuk ica" janji fachri dan membuat  haru diantara mereka

"Sudah ah, kok bunda jadi cengeng. Ayo kita gabung sama yang lain. mereka pasti nyariin kita" ajak bunda dan diikuti mereka

Hari ini kami berencana untuk mengunjungi salah satu rumah singgah yang ada di desa ini. Rumah singgah ini didirikan untuk membantu anak-anak yang kurang mampu mendapatkan pendidikan yang layak.  Letaknya tidak terlalu jauh dari vila sehingga kami memutuskan untuk berjalan kaki. 

Sepanjang jalan kami disapa ramah oleh warga desa. Sebagian besar masyarakat disini adalah petani dan  buruh perkebunan. "Selamat pagi Pak Ferdi dan keluarga, kalian pada mau kemana pak?" sapa salah satu warga yang merupakan karyawan daddy di perkebunan 

"Pagi juga Bu yuli. Kami sekeluarga ingin ke rumah singgah. " jawab daddy

"Silahkan pak, kalau gitu saya pamit duluan ingin melanjutkan pekerjaan saya" ucap bu yuli

"Oh ya, punten bu. kalau saya boleh tanya, itu di depan sedang ada acara apa ya?" Tanya bunda

"Oh itu. Acara pemilihan kades baru bu. Kalau tidak salah kades barunya masih muda namanya Rangga Putra."  jawab bu yuli

"terima kasih ya bu atas infonya. Kami sekeluarga pamit ya" ucap bunda kembali

"Monggo bu ferdi" 

Rangga putra, Nama yang mampu membuat hati ica gelisah. Satu nama yang dahulu bahkan sekarang masih terukir jelas di ingatan ica. Begitu gagah dia menggunakan seragam coklat ciri khas seorang kades. Senyum yang sama terukir saat ica dan keluarga lewat di hadapan Rangga.

"Hai ca, gimana kakinya udah sembuh?" tanya rangga saat melihat ica

"Alhamdulillah udah mendingan. terima kasih ya karena udah nolong ica waktu itu" jawab ica

"Nak Rangga, om ucapkan terima kasih ya. Untung ada nak Rangga. klo Nggak tuh anak om bisa uring-uringan minta di anter ke UGD" canda daddy

"Sama-sama om, kebetulan Rangga lewat. Kalian mau ke mana?" Tanya rangga kembali

"Kami mau ke rumah singgah. Om ucapkan selamat karena terpilih menjadi kepala desa. semoga desa ini menjadi lebih baik lagi dalam kepemimpinanmu" Ucap daddy

"Om terlalu memuji saya, Seharusnya saya yang belajar banyak sama om. berkat Om, warga disini punya penghasilan. Maaf saya harus pamit ada pekerjaan yang masih menunggu saya. kalau gitu saya permisi" pamit rangga

"Silahkan nak" ucap daddy

kami melanjutkan kembali perjalanan menuju rumah singgah. Setibanya kami di rumah singgah, kami disambut ceria oleh semuanya. Kedatangan kami ke sini, selain untuk bersedekah. kami juga ingin berbagi kebahagian untuk mereka. Wajah polos anak-anak ini membuat ica merasa malu pada dirinya sendiri. selama ini ica selalu mengeluh tentang hidupnya. Bahkan ica jauh lebih beruntung dari mereka

Mereka yang berada di sini rata-rata anak yatim piatu dan kurang mampu. Ica bersyukur masih bisa merasakan kasih sayang kedua orang tuanya dan menatap mereka. sedangkan anak-anak rumah singgah hanya mampu menyampaikan rasa rindunya lewat doa. Lagi-lagi ica menjadi satu-satunya yang mudah menangis. Ica menangis saat bertemu dengan seorang bayi yang dibuang orang tuanya belum lama ini karena ada fisik  yang tidak sempurna.

Oh Tuhan, engkau menciptakan hati seperti apa untuk orang tua dari Deca(nama bayi tersebut). binatang saja sangat sayang kepada anaknya, masa ada seorang ibu yang tega membuang dan menelantarkan anak yang sudah dikandungnya selama 9 bulan. Diluar sana banyak yang sudah berumah tangga dan belum dikaruniai keturunan. ini saat Allah menitipkan seorang anak kepadanya, dengan tega dia menelantarkannya. Alasan apa pun tidak dibenarkan untuk membuang anak kandungnya sendiri.

"Deca lucu ya bun, Kok jahat banget ya orang tuanya ngebuang anak yang lucu kayak deca" ucap ica sambil menggendong deca

"Iya sayang, bunda juga geram kok bisa tega banget ninggalin anaknya. Makanya ca, bunda takut kamu terbawa oleh pergaulan jaman sekarang. Yang mengatakan seks itu bebas. Ica tahu kan kenapa alasanan bunda dan daddy menikahkanmu secepatnya. bunda tidak mau kamu terbawa oelh pergaulan zaman now" gerutu bunda

"Iya bun" Jawab ica. 

Ica berjalan mengelilingi rumah singgah. Ica bertemu dengan seorang anak laki-laki yang berumur sekitar 5 tahun sedang duduk sendirian di taman. dari jauh ica melihat anak itu terlihat sedih. ica yang penasaran langsung menghampiri anak itu.

"Boleh kak ica duduk"ucapan ica tidak mendapat respon darinya

"Kalau kakak boleh tahu, kok kamu sendirian di sini. tidak gabung sama yang lain" tanya ica lagi

"Malas" jawab anak laki-laki itu

"Kakak tahu kamu sedang memikirkan sesuatu. boleh kakak tahu siapa tahu kak ica bisa bantu" ucap ica

"Ridho kangen sama mama" air mata anak itu mulai turun

"Mama ridho kemana?" Tanya ica pelan

"Bapak jahat, Mama dipukul terus sampe meninggal. Ridho benci bapak" ridho tidak mampu lagi membendung air matanya

"Boleh kak ica peluk ridho" tanya ica sekuat tenaga ica menahan tangisnya

"Ridho denger kak ica ya, Hidup mati seseorang bukan di tangan bapak ridho. Allah sayang sama mama, makanya Allah mau mama bahagia di surgaNya. Entah besok atau kapan. baik kak ica ataupun ridho nanti pasti akan mati. jadi jangan salahkan  bapak atas kematian mama ridho. Bapak ridho sayang kok sama ridho dan mama. buktinya ridho bisa lihat dunia yang indah ini kan. Jadi ridho nggak boleh benci bapak seperti itu" ucap ica

"Tapi bapak jahat kak" Ucap ridho kembali" 

"Ridho berdoa sama Allah supaya bapak ridho bisa sayang lagi sama ridho. Ridho anak yang baik dan pintar. Pasti mama bangga liat ridho dari atas sana. Bapak juga bangga bisa punya anak seperti ridho yang ganteng. sekarang senyum dong, Senyum buat kak ica, mama, sama semuanya" Ica melepaskan pelukannya dan tersenyum manis kepada ridho

Banyak pelajaran yang dapat diambil dari hari ini. Apa yang kita keluhkan ternyata kita lebih beruntung dari pada mereka. Harus bersyukur. karena setiap takdir berbeda beda. tapi Janji Allah nyata, Susah di dunia kan mendapat kebahagian di surga nanti jika kita mau bersabar.


LOVE IS YOU (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang