MAAF

27 2 0
                                    

Sejak penuturan tentang penghianat beberapa hari lalu beberapa temen sekelasku sibuk mencari fakta yang sebenarnya. Bukan hanya mereka seantero sekolah menjadikan pertikaian kami menjadi tranding topik sekolah. Geng Flower yang hits dan beken mendadak bubar karena salah satu anggota gengnya berkhianat. 

Kabar tersebut sampai ke telinga para guru dan bapak kepala sekolah. Mereka menyayangkan gengs kami bubar. Karena dengan bubarnya kami diikuti pula dengan fakumnya ekstrakurikuler Cheerleaders untuk sementara waktu. Banyak diantara mereka yang sedih dan tidak sedikit dari mereka yang senang karena flower bubar.

"Tasya, maaf kalau pertanyaan gue mengganggu loe. Gue perduli sama loe, Emang bener ya flower bubar? maksud gue ...." ucap aisyah dengan ragu

"Santai sah, biarkan mereka ngomong apa pun. gue mau fokus ujian besok" jawab ica

"Kalau boleh tau, kalian lagi marahan?" tanya aisyah lagi

"Lebih tepatnya gue yang marah. Ada sesuatu masalah yang membuat kita seperti sekarang ini" ucap ica

"Maaf bukan maksud gue mau jadi pahlawan. Tapi gue sebagai penggemar kalian sangat menyayangkan aja kalau kalian bubar. Sebagai teman gue cuman mau saran. Kalau kalian ada masalah selesaikan dengan kepala dingin dan hati yang ikhlas. Meminta maaf bukan berati kita kalah. Terkadang manusia terlalu gengsi untuk meminta maaf. Memaafkan juga ladang pahala kita menuju akhirat. Inget perintah Rasulullah, bermusuhan lebih dari 3 hari itu dosa. Memutuskan tali silatuhrahmi akan menghapus semua pahala kebaikan kita di dunia. Dan jaminannya neraka loh" jelas Aisyah

"Astagfirullah. Thanks ya sah buat ilmunya. Sebenernya gue nggak marah sama mereka. Cuman masih ada rasa kesel karena bela. Demi Allah gue nggak dendam sama mereka. Bener kata loe, gengsi membuat gue untuk meminta maaf. Lagi pula kejadian sudah berlalu. Tidak baik untuk melihat masa lalu. BTW thanks ya Sah" ucap Ica

"Sama-sama, Tuh mereka di sana. Hus sana" Aisyah berpura-pura mengusir Ica

"Dasar loe. Ngusir nih ceritanya. Sekali lagi thanks ya" ica pamit dan berjalan menuju meja dimana ketiga sahabatnya sedang asik menikmati makanannya dalam diam

"Teh Rina, Ice Lemon Tea satu. Pakde mie ayam kayak biasa" teriak Ica dari kursinya

"Oke Tasya" sahut pakde ditengah kesibukan membuat pesanan

"Tasya" ucap mereka berbarengan

"Kursinya kosong kan?" Tanya Ica dengan senyuman

"Tentu. Sya kangen" jawab Cici dan kami pun berpelukan terkecuali Bela yang menatap kami sendu

"Maaf" tutur ica kepada semua

"Lo nggak salah sya, gue jadi loe juga akan marah." jawab Selfia

"Gue dah kelar, gue ke kelas duluan" ucap Bela yang sudah berdiri dari kursinya

"Bela, gue minta maaf. Nggak seharusnya gue marah sama loe. Sorry" ucap ica

air mata bela lolos gitu saja. Tangis tak lagi dapat di bendung. Sambil terisak bela berkata "Gue yang harusnya minta maaf. Gara-gara gue loe harus kehilangan twins. Kesalahan gue fatal. Hiks.. Wajar jika loe marah. Maafin gue ca. Maaf" 

Di raihnya tubuh gemetar Bela. Dipeluknya erat. Untuk sementara waktu biarlah sebuah pelukan melepaskan beban yang selama ini kita jalani. "Sudahlah, kita bukan hanya sekedar sahabat tapi kita sudah seperti saudara. Kalau soal twins mungkin belum kehendak Allah buat kita ketemu di dunia. Udah ah nangisnya, basah nih seragam gue" ucap ica

"Aduh neng ini bikin pakde terharu. Nih liat sampe ikutan nangis. Mie ayam kagak pake daun bawang, saus sedikit sama 2 sendok sambal" ucap pakde menyebutkan pesanan ica

LOVE IS YOU (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang