"Jelaskan Sya, Maksud kata mami istri?" tanya selfi
"Mungkin sudah saatnya ca, Selfia dan cici tau" ucap Bela
"Jadi loe dah tau bel, Kok kalian rahasiakan ini. Bukankah kita sepakat untuk tidak menutupi apa pun" ucap Cici kecewa
"Oke, tapi nggak di sini. kita bicara di depan" ucap ica, mereka pun setuju dan mengikuti ica hingga keluar ruang rawat fachri
"Maaf, Bukan maksud gue nutupin dari kalian. Bela nggak salah, gue minta dia diam. Gue cuman belum siap waktu itu cerita kalau gue di jodohin. Ya Gue udah nikah sama bayi besar itu 6 bulan lalu. Maksud gue fachri. Makanya dulu gue tolak wahyu ya karena gue nggak bisa nerima karena gue bukan lagi berstatus single seperti kalian. Sekarang kalian sudah tahu dan maaf sudah menyembunyikan dari kalian" lanjut ica menceritakan semua
"Apa kau mencintainya sya?" tanya cici
"Entahlah, tapi untuk saat ini aku merasa nyaman di dekat fachri dan aku takut untuk mengatakan kalau ini cinta. Pernikahan kami bukan atas dasar cinta. Seperti yang aku katakan tadi aku tidak tahu apakah aku mencintainya. Jika benar aku mencintainya, Aku takut cinta ini tak terbalas" Jawab ica
"Lo tahu, Loe adalah orang yang munafik yang takut jatuh cinta. Apa yang salah sya. Kalian sudah menikah dan tinggal bersama. Wajar saja jika tumbuh cinta di hati kalian. Melihat tatapanya dan kekahwatirannya tempo dulu. Gue yakin kalau dia juga cinta sama loe" Tutur Selfia
"Sudah sore, kita pamit ya ca. Gue selalu berdoa yang terbaik untuk loe dan juga kita" ucap bela yang sejak tadi diam
"Bela benar. Pasti nyokap gue nyariin gue nih. Secara anak perawan satu-satunya belom pulang" canda Cici
"Anak perawan yang jadi-jadian iya" ucapan selfia membuat kita semua tertawa
Setelah mengantar mereka, Ica kembali masuk ke ruangan fachri. Dia tampak ingin beranjak dari tempat tidur sambil memegang botol infus.
"Mau kemana?" tanya ica menghampiri fachri
"Toilet ca, kenapa? mau ikut?" jawab fachri
Ica langsung menatap fachri tajam. "masih sakit aja udah mesum"
Fachri keluar dari kamar mandi, dan ica langsung mengantikan fachri di kamar mandi. Badannya sudah sangat lengket. Aktvitas di lapangan serta bau matahari sudah cukup membuat ica ingin menyelupkan badannya kedalam air. 30 menit sudah, ica keluar dengan wangi harum sabun mandi serta shampo strowberry.
"Kau belum tidur?" tanya ica sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk
"Belum ngantuk. Bosan juga di tempat tidur terus. Kapan aku bisa pulang? bisa mati muda karena bosan" gerutu Fachri
"jangan ngedumel, Ntar cepat tua. Pakai ini, Aku akan menculikmu malam ini" Ica memberikan jaket tebal milik fachri
"Mau kemana ca?" tanya fachri penasaran
"Rahasia. Sudah selesai sekarang waktunya. Kamu tunggu sini, aku lihat ke depan dulu" perintah ica
Belum ada 5 menit ica sudah kembali. Ica membantu fachri memegangi botol infus sambil menggandengnya menuju suatu tempat. Sebuah taman dengan bangku panjang di bawah pohon mangga. Taman ini masih di halaman rumah sakit.
"Mau apa kita ke sini?" tanya fachri
"Duduk, Coba kau perhatikan sekitar. Sudah, sekarang kau tengok atasmu" Banyak bintang bertaburan di langit. Saking banyak dan indahnya sampai-sampai mata enggan berkedip.
"Indah ca. Makasih ya" ucap fachri tulus
"Sama-sama, Kau suka" tanya ica balik
"Sangat, Kau lihat bintang itu sangat indah sinarnya tapi bagiku ada satu bintang yang menarik perhatianku."
"Maksudmu?" ica tak mengerti
"Kau, Kau bintang itu ca"
"Hah, kenapa aku. Mungkin kau ngantuk makanya bicaramu aneh. sudah ayo kita kembali sebelum mereka curiga kita tidak ada di ruangan"Ajak ica
"Ca, entah mengapa ada yang beda di hatiku saat bersamamu. Aku belum bisa katakan kalau ini cinta. Tapi jujur aku bersyukur karena kedua orang tua kita menjodohkan kita. Ca, Maukah kau bersabar sebentar lagi untukku. Aku butuh waktu meyakinkan hatiku bahwa aku mencintaimu"
Entah sihir apa yang fachri ucapkan sampai dengan mudahnya air mata lolos dari mata ica. Tak kuat menahan perasaannya akhirnya ica langsung memeluk tubuh fachri. Ica merasa lega jika cintanya bukan cinta yang bertepuk sebelah tangan
"Aku akan menunggumu fachri. Sampai kapan pun" Ucap ica di sela tangisnya
Setelah kejadian mewek-mewek di taman, Kami putuskan kembali ke dalam kamar. Karena hari sudah menunjukan pukul 00.05 WIB dan itu artinya kita harus kembali. Fachri memaksaku untuk tidur di atas tempat tidur yang hanya cukup untuk satu orang saja. Setelah melakukan perdebatan panjang akhirnya ica mengalah. Karena sudah sangat mengantuk kami langsung tertidur dengan posisi ica di pelukan fachri.
Suara berisik menggangu tidur ica. Hari ini adalah hari libur. Jadi ica tidak perlu menyetel alarm di hp nya pukul 5 pagi. Merasa tidurnya terusik, Ica membuka matanya perlahan. Ica terkejut dengan apa yang ia lihat saat ini. Ica langusng sadar dan turun dari tempat tidur fachri
"Pagi mantu mami sudah bangun rupanya" Sapa mami
"Astagfirullah mami sama papi kapan dateng. Kamu juga kanapa nggak bangunin aku. Maafin ica ya mih-pih" Ica merasa tak enak hati kepergok dalam keadaan seperti ini
"Tidak apa kok nak. Tadi fachri sudah jelaskan bahwa kamu kurang nyaman tidur di kursi makanya minta tidur di atas." jelas papi
"Ica pasti malu. Sudah, kamu mandi sana. Kita sudah beli sarapan untuk kalian"
Baru saja ingin masuk kamar mandi, Suster dan dokter yang biasa mengecek keadaan fachri datang. Ica keluar kamar mandi dan mengambil sebaskom air beserta sebuah handuk kecil untuk membersihkan badan fachri.
"Gimana keadaan anak saya dok?" tanya mami
"Kondisi pasien baik bu. Fachri sudah bisa pulang siang ini" Ucap dokter
"Terima kasih ya dok" ucap fachri
"Pemeriksaan sudah selesai. Kalau gitu kita pamit. Jangan telat makan lagi. Jaga kesehatanmu" Dokter bersama suster keluar dari ruangan. Mami melihat ica membawa sebaskom air langsung mengerti. Mami dan papi keluar sebentar sampai ica selesai mengelap fachri.
Setelah mengurus semua administrasi rumah sakit, ica dan fachri diantar mami-papi menuju apartemen kami. Berhubung papi harus ke kantor, Mereka tidak mampir. Di sini lah kami, menghabiskan akhir pekan di apartemen.
Sejak kejadian malam itu, hubungan kami semakin akrab. Bahkan fachri bersikap manja kepada ica. Mulai dari mengganggu ica ketika masak sampai fachri merebahkan kepalanya di paha ica sambil sesekali menjahili ica dengan menggesekkan hidungnya ke perut ica dan ica dibuat kegelian akibat ulah fachri. Dia akan meminta ica menyuapinya dengan tangan ica ketika makan. Yang parah ketika bangun di pagi hari, Fachri selalu meminta morning kiss.
sikap fachri berubah 180 derajat berbeda, bukan seperti fachri yang pertama menikahi ica. Fachri yang dingin, cuek, dan tidak perduli. Menjadi fachri yang cerewet, hangat, penyayang dan manja. ica menyadari bahwa hatinya semakin mencintai fachri dan dia pun begitu. Ada cinta di rumah tangga kami.
===============================================================================AMaaf lagi reader, blom bisa buat 2 part bonus. Gangguan wifi yang tidak stabil dan ditambah lagi rasa capek seharian bekerja. Buat mood gue buyar. Lanjut besok lagi ya. Sampai jumpa di part selanjutnya. Happy weekend..
Jakarta, 31 Agustus 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS YOU (Tahap Revisi)
RomanceIkhlaskan aku bahagia bersamanya seperti halnya aku mengikhlaskan kamu untuk bahagia bersama dia. Aku mencintaimu tapi aku tidak bisa memilikimu.