PERTAMA

141 25 19
                                    

"Yang bener Chik?" Gerutuku pada Chika yang berhasil membuatku penasaran

"Kapan sih gue boong sama lo, Ran" Yup sekarang aku berhasil membuat Chika yang tadi fokus pada handphonenya menoleh kepadaku.

"Ya lo kan kerjaannya bikin orang baper mulu!" Cibirku

"Aduuh Maharani Putri, ya kali gue harus ngebaperin lo juga. Ya itupun kalo ada kesempatan sih, hehe" Godanya cengengesan. Aku hanya memutar bola mata kesal kepadanya. Dia selalu saja bersikap seperti itu tetapi entah mengapa aku menyayanginya

"Duh yang lagi ngambek makin cantik aja nih" Godanya lagi "Nanti Rendy tambah lovelove dong yaa" Dan kali ini aku berdiri meninggalkan Chika ditaman sekolah sendirian. Aku sungguh kesal padanya. Daritadi aku bertanya benar-benar tapi digoda melulu olehnya bikin aku kesal saja.

"Duh Rani lo tuh yaa jangan ninggalin gue dong, buru-buru amat sih!" Chika mengejarku dan sekarang langkahnya sejajar denganku.

"Ya lagian lo tuh ngeselin banget deh, gue tadi nanya bener-bener lo nya gitu mulu." Keluhku pada Chika sambil terus berlalu

"Eh lagian lo tuh kalo jadi cewek harusnya peka dong kalo cowok udah ngomong gitu artinya....."

KRIINGGG

Suara bel pun Memotong Ucapan Chika, aku dan dia bergegas pergi karena kelas kami ada dilantai 3 dan sekarang kami berada di lantai dasar. Karena Chika mengajakku ketaman sekolah. Untuk membicarakan hal yang tadi membuatku kesal. Ya walaupun tadi ada Rendy.

Ya. Rendy, Rendy Alfiano. Dia kakak kelasku, dua tingkat diatasku. Dan namaku Rani, Maharani Putri. Aku kelas X di SMA NUSA BANGSA, aku punya teman yang super ngeselin namanya Chika Chintya dia cantik dan dia juga jago banget buat orang baper. Kami kenal waktu masuk SMA dan kami satu kelas bahkan satu bangku.
Masalah Rendy dia cinta pandangan pertama ku di sekolah ini, rasa ini mulai tumbuh saat MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) dan kebetulan kak Rendy mentor dikelompok ku. Akupun bingung mengapa rasa suka ini merambat jadi cinta mungkin karena kak Rendy cukup membuatku penasaran akan sikap cuek tapi butuhnya.

"Ih gue ngomong bener kali Ran," Susul Chika ketika kami sudah sampai dibangku terakhir kami

"Serah lo dah" Jawabku malas

"Ih pokoknya nanti pulang sekolah lo harus tungguin dia dulu sampe dia ngejemput lo kesini."

"Gue emang pengen banget pulang sama dia." Ucapku pelan hanya Chika saja yang mendengarnya.

"Ya terus ini kesempatannya dong, gimana sih!"

"Tapi gue ada janji sama Kak Radit."

"Ah susah emang kalo suka sama dua orang sekaligus!" Cibirnya memutar bola mata "Lo tuh sebenernya suka sama siapa sih Ran?"

"Jangan mojokin gue deh!" Kataku sambil mendengus pada Chika

"Udahlah sama si Rendy aja ih!"

"Kak Rendy, Chik. Sopan dikit napa sih!" Gerutuku kesal karena dia dibelakang selalu saja begitu.

"Iya iyaa Kak Rendy. Dia tuh jago main piano lagi suara nya juga wiii sebelas duabelas lah sama Sam Smith, ya walaupun agak misterius dikit. Susah ditebak lah istilahnya."

"Ya maka dari itu gue ragu merjuanginnya" Kataku sambil menatap kosong layar putih didepan kelas ku itu "Suka aja gitu sama cowo kek gitu tuh, buat gue makin penasaran aja"

"Terus masalah Radit?"

Yup, Raditya Putra. Dia teman abangku sekaligus teman sekelasnya Kak Rendy. Perihal abangku dia memilih untuk melanjutkan ke SMK namun pertemanannya dengan Kak Radit masih terjalin sampai sekarang walau mereka beda sekolah. Aku menyukai Kak Radit sudah lama. Kak Radit selalu main kerumah, ya walaupun tujuannya ke abangku. Aku menyukainya sudah lama dan sampai sekarang. Kak Radit humble dan pastinya humoris. Namun sialnya dia juga teman dekatnya Kak Rendy yang entah mengapa aku juga menyukainya dalam keadaan masih mengagumi Kak Radit.

"Ya dia tadi ngajak pulang bareng,"

"Emm gitu yaa?" Laga Chika sambil menunjuk dagunya sedikit memutar bola mata

"Gimana ya?" Tanyaku membuyarkan pikiran Chika

"Yaudah selesain dulu perasaan lo sama Radit, masalah Rendy biar pulang bareng ama gue aja" Jawabnya santai membuatku membelalakan mata tak percaya

"Eist kok gitu sih, gak mau ah lo mah gitu!" Keluhku sambil memanyunkan mulutku pada Chika

"Ya lagian lo plinplan banget sih, tentuin dong mau merjuangin siapa. Kalau mau nya sama Radit ya Rendy buat gue, wkwk" Jawabnya cengengesan membuatnya merasakan cubitan ku tepat di pipi kirinya dengan keras.

"Rani, Chika!" Suara itu membuat kami tertegun saat tau siapa yang memanggil "Kalian ini dari tadi asyik ngobrol tanpa perhatiin saya di depan!" Ini suara milik Pak Samsul guru IPA yang terkenal killer "Mau gantiin saya bicara di depan?"

"Maaf pak." Ucapku dan Chika sambil menunduk berbarengan

"Sekarang fokus kedepan! Kalau satu kali lagi ketahuan ngobrol. Saya keluarin kalian!" Ucapnya tegas membuatku sesak nafas tanpa memedulikan keadaan Chika.

KRIINGG

Bel pulang pun seakan mengerti keadaan setelah sesak dan malu selama tiga jam pelajaran Pak Samsul, akhirnya waktu memberi ku kesempatan bernafas lega. Selama tiga jam itu pula aku dan Chika tak ada yang angkat bicara setelah teguran yang sukses membuat kami mematung. Seolah ada dorongan untuk cepat-cepat keluar aku dan Chika langsung melangkah cepat saat tahu Pak Samsul masih mengemasi barang-barang.

"Inget satu hal Chik," saat kami menuju parkiran "Kalau sama kakak kelas tuh manggil nya Kakak tunjukin rasa sopan lo dong!" Aku melirik Chika sekilas dia masih berekspresi sama seperti tadi "Untung tadi keburu ditegur sama Pak Samsul, kalo gak pipi kanan lo juga udah jadi korbannya."

"Iya ah bawel banget sih, yang penting kan didepan mereka gue manggil kakak iih!"

"Yaudah lah bagus, gue mau ke Kak Radit dulu. Bye!" Aku langsung berlari kecil setelah tahu Kak Radit sudah menungguku

"Kok lama Ran?" Tanya Kak Radit setelah aku sampai dan sekarang didepannya

"Oh biasa korup waktu guru nya Kak, hehe" jawabku gelagapan

"Oh Pak rese ya?" Susulnya sambil tertawa kecil, aku hanya menganggukan kepala pelan

"Yaudah yuk cabut!"

Halooo salam kenal dari Lia si penulis amatiran ini yaa wkwk. Ini karya pertama aku yang ngebet banget pengen dipublish, maklum lah garing:v jadi minta kritik&saran nya yaa;) Tinggalkan jejak yaa guys! Hehe votment juga lah biar semangat lanjutinnya mhhev:

The Trouble Of Sunset (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang