KEEMPAT

35 16 15
                                    

"Siapa bilang berdua?"

***

Lho, kok ada disini?

"Dihukum gegara apa nih?"

"Gak bawa tugas Fisika pelajaran nya Bu Cici," Chika yang nyaut

"Hahhaha gila juga yaa, sampe gak bawa tugas Fisika." Tawanya mulai meledak entah apa maksudnya

"Lo juga sama gak bawa Ran?"

Aaargh, kenapa harus setegang ini sih ditanya sama Kak Radit. Dia duduk disisi ku, saat dia menanyai ku, wajahnya tepat dihadapan ku

"Kenapa Ran?" Tangan nya melambai lambai didepan wajahku, mungkin dia sadar kalau daritadi aku memerhatikan nya

"Eh, aku. Eum, eum, akuu..." Aku jawab gelagapan, entahlah Kak Radit selalu mampu buatku seperti orang mati bernyawa

"Ealah Ran, ditanya tuh sama pangeran" Chika menyenggol ku, sepertinya dia sengaja menyebut kata pangeran didepan Kak Radit

"Aku juga gak bawa tugas, Kak." Jawab ku akhirnya

"Seriusan lo gak bawa? Pasti si Diaz gangguin lo pas ngerjain tugas nya yaa?" Wajah kak Radit semakin memerhatikan ku, argh dia sengaja seperti itu. Aku yakin

"Eh engga kok..." Aku berusaha mengendalikan wajahku agar tak menyemburatkan warna kemerahan

"Dia boong tuh, dia bawa tugas kok cuman ngomong nya aja gak bawa biar bisa dihukum.."

"Lo boong cuman mau dihukum? Pasti karena gak mau ikut pelajaran Bu Cici kan?"

"Dia boong karena mau nemenin gue dihukum," Chika mempertegas ucapan nya "Dan lo tau, kenapa bisa gue dihukum sampe harus keluar kelas segala?" Chika malah curcor, dan gak sopan nya dia malah ngomong dengan kata bantu "LO-GUE" emang susah dibilangin nih anak

"Kenapa emang nya?" Kini kak Radit beralih ke Chika

"Pacar lo tuh yang rese, sok cantik banget sih! Gue jadi ngga ada waktu kan buat nyontek ke Rani. ARGHH! Awas aja tuh cewek kalo bikin gue kek gini lagi. Bilangin sama cewek lo tuh jangan rese jadi orang!!" Dan itulah sikap Chika sahabat ku yang tolol nya kebangetan.

"Pacar gue?" Kak Radit yang mendengarkan ucapan Chika dari tadi bingung pada akhirnya saat menangkap ucapan "PACAR"

"Iya, si cewek centil itu tuh! Cantik juga masih dibawah gue tuh orang!" Chika terus saja menggerutu, dia menyobek nyobek daun yang gugur dipohonnya

"Saya rasa ini bukan hukumannya anak anak!"

Suara itu lagi. Suara yang paling ampuh membuyarkan pikiran kami bertiga, kami pun menoleh dan yaa..

"Apa hukumanya mau ditambah saja?" Bu Cici tetap mempertahankan tatapan mematikan nya

"Eh Bu, barusan istirahat dulu mhhe..." Chika bangkit dan tersenyum super manis nyaa

"Rani, Radit, kalian juga?"

"Mau dilanjut lagi Bu," Kak Radit juga bangkit namun dengan memberi hormat dan tubuhnya tegap

"Hukumanya hanya satu pelajaran saya saja. Dan kamu Radit, sudah pelajaran saya dikelas XIPA4 selesai hukuman kamu juga selesai." Bu Cici pergi saat berkata pada Kak Radit

"Dihukum kenapa?" Aku bertanya pada Kak Radit, sembari memulai memunguti sampah disekitar lapang yang sebenarnya belum kami bersihkan

"Kesiangan." Jawabnya sambil mengambil daun daun ditepian lapang

"Kenapa harus dihukumnya sama Bu Cici?"

"Dia guru piket nya sekarang,"

"Kenapa kesiangan? Pasti semalem susah tidur kan kepikiran si Rani nih pasti." Yang bicara, berucap dengan santainya sambil memunguti sampah dibelakang ku dan kak Radit

The Trouble Of Sunset (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang