"Hei Ren, eh kak Rendy." Ucap Chika ketika berjalan menuju Rendy yang sedang duduk diatas motor ninja hitamnya itu
"Hei Chik, mana temen lo itu?" Jawab Rendy sembari membenarkan posisi duduknya
"Emm..dia udah pulang duluan,"
"Kalo lo gak bisa juga gapapa lagi."
"Eh, bisa kok. Emang kita mau kemana kak?" Jawab Chika sedikit penasaran
"Gak jadi deng, udah pulang aja yuk!"
Mengingat Rendy orangnya susah ditebak Chika yang ingin bertanya lebih jauh lagi mengurungkan niatnya. Lagipula dia tidak terlalu ingin tahu apa tujuan Rendy meminta dia atau Rani kesuatu tempat. Namun tetap saja dia harus punya hal yang harus disetorkan besok pada Rani.
***
"Wiii brother Radit, sudah lama kita tak jumpa yaa?" Sapa seseorang didepan sana saat aku dan Kak Radit keluar dari mobil
"Lebay lu! Kemana aja man? Jarang main lagi sekarang mah lu!" Jawab Kak Radit lalu disusul dengan berhigh five ria
"Biasa anak SMK jadwalnya padet!" Mendengar ucapan itu kak Radit mendengus kesal karena orang yang bertukar dialog dengannya berlaga menyombongkan diri seperti orang sibuk
"Huh, so sibuk lu mentang-mentang anak SMK!"
"Ekhem..ekhemm.." Aku berdeham yang berhasil membuat kedua pemuda itu menoleh
"Eh ada adik ku tersayang, baru pulang dek?" Bang Diaz menghampiriku lalu merangkul bahu ku yang nyaris membuatku sesak nafas
"Dari tadi kali Bang," Ucapku sedikit memutar bola mata, karena aku kesal pada Bang Diaz yang seperti tidak punya salah apa-apa
"Bareng si brother Radit ini?" Tunjuknya pada Kak Radit yang berada disamping kiriku. Aku hanya anggukan kepala sebagai jawaban
"Wuii hebat juga lu Dit," Kak Radit hanya menaikkan satu alis tak mengerti ucapan dari abangku ini "Dia tuh ya anaknya gak bisa diem, ada aja yang dia omongin sepanjang perjalanan. Makanya gue mending dia tidur aja dah kalo semobil sama gue." Tuturnya panjang lebar yang membuatku memajukan bibir saking kesalnya
"Dia diem aja dari tadi, gak ngomong apa-apa" Kak radit menatap aku dan Bang Diaz bergantian
"Huh, zaim aja ini mah. Masa iya harus cengengesan didepan gebetan sendiri." Aku membelalakan mata mendengar ucapan Bang Diaz, yang dilihat hanya menutup mulut sambil cengengesan. Aku lalu memukul bahu bang Diaz dengan keras, entah apa yang terjadi pada wajahku waktu itu
"Bang Diaaaaaz! Apaan sih, jangan didengerin kak. Bang Diaz boong!" Jawabku masih memukul bahu bang Diaz dan menyembunyikan wajahku dari kak Radit
"Bener juga gapapa kali, Ran" Susul Kak Radit dan saat aku menoleh dia tersenyum manis kearah ku. Aku merasakan panas luar biasa pada wajahku yang mungkin bertambah merah karena senyuman mematikan dari kak Radit.
"Udah ah aku mau kedalem dulu!" Aku lalu bergegas masuk kerumah dengan wajah yang mungkin sudah mengalahkan merahnya tomat. Masih terdengar suara tawa Bang Diaz dibelakang sana yang menertawakan tingkah konyol adik nya ini
"Lucu juga adek lu," Sambil memperhatikan ku berlalu kak Radit tertawa kecil
"Dia lucu, tapi inget dia bukan maenan!!" Jawab Bang Diaz tegas
***
Hoaaam, rasanya baru saja aku tidur tapi jam beker terus saja memainkan suara nyaring nya pagi ini. Aku lalu bangun dengan langkah gontai sedikit membuka kelopak mata lalu mengambil handuk dari tepian pintu kamar kecil. Setelah selesai berdandan, aku lalu turun kelantai bawah untuk siap-siap sarapan. Sudah tersedia roti yang diolesi krim cokelat kesukaanku. Aku lalu melahapnya setelah membaca doa, sebenarnya ini masih terlalu pagi. Tapi aku sempatkan untuk mengamankan diriku diruangan kebanggaanku disekolah, perpustakaan.
"Bi, Bang Diaz udah berangkat?" Tanyaku sedikit berteriak kepada bibi
"Sudah neng, neng Rani mau berangkat sekarang?" Susulnya yang kini sudah berada dibelakangku.
"Iya Bi, aku berangkat dulu ya.. Assalamualaikum" Aku mencium tangan Bibi yang tak pernah lelah mengerjakan pekerjaan rumah
"Waalaikumsallam, hati-hati neng" Jawabnya sambil melihat ku berlalu
Dirumah yang menetap tinggal setiap harinya hanya aku, Bang Diaz dan Bibi. Mama dan Papa ku berangkat bekerja dari aku belum bangun tidur dan pulang sesudah aku terlelap. Memang sudah lama aku melalui hari-hari seperti ini, namun tetap saja aku kesepian. Ditambah Bang Diaz yang sibuk dengan sekolahnya, yaa aku maklumi dia anak SMK dan sekarang sudah menjadi senior. Ingin sekali aku mengadu dan menumpahkan semua kesalku, aku sangat ingin mereka tau apa mauku. Tetapi ya sudahlah mungkin memang harus seperti ini adanya. Tak terasa aku sudah didepan pintu perpustakaan, selama diperjalanan menggunakan taxi pikiran ku sempat teralihkan.
***
"Rani, gue cariin juga ternyata lo nyungseb disini." Aku kaget dengan suara yang memanggilku sambil berteriak itu, aku lalu menghampirinya yang kini berada diambang pintu
"Ada apa?" Tanyaku sambil melihat benda yang melingkar dipergelangan tanganku yang sudah menunjukkan pukul 06:58
"Gue mau lihat tugas Fisika lah, gue lupa kalo sekarang ada tugas." Jawabnya sambil menarik tanganku
"Kebiasaan deh lo, iya nanti ah gue ngembaliin bukunya dulu!" Aku melepaskan pegangan Chika yang hampir membuatku hilang keseimbangan, lalu aku menaruh buku pada tempatnya tadi
"Cepetan dong Rani ih, lelet banget sih lu kayak sifut." Belum sempat aku memasukkan tali sepatu dengan benar, lagi-lagi Chika menarik paksa tanganku
"Udah ngatain gue siput, narik-narik tangan gue lagi. Gak mau ngasih contekan kalo kayak gini mah!" Aku berusaha melepaskan tangan Chika yang berhasil membuat tanganku sakit saking eratnya.
"Jahat banget sih lu, sama temen juga!" Balasnya semakin mempererat pegangannya "Cepet jalan nya ah 10 menit lagi nih!"
"Gue jahat? Nih kaca lebar! Ngaca gih!" Tunjukku pada jendela kls XI yang aku lalui dengan Chika. Namun seolah tak ada yang lebih penting lagi dari ocehan Bu Cici guru Fisika yang super jutek, Chika tetap fokus membawa ku pergi untuk mempersingkat waktu menconteknya
Dari jarak yang lumayan dekat ada dua siswi menghalangi siapa saja yang ingin masuk kedalam kelas X IPA4 itu. Semakin dekat jarak aku dan Chika terlihat jelas Vanya si kakak kelas centil dan satu temannya yang tak harus aku ketahui siapa namanya sedang menghalangi kami masuk, sambil mengibas-ngibaskan rambut panjangnya yang hitam itu. Saat aku dan Chika hendak masuk dia menghentikanku
Hayoo siapa yang penasaran apa yang bakal di lakukan sama Kakak kelas mereka itu ya?
Cerita ini hapus aja apa lanjut? Nungguin vote dari kalian heuheuu;( minta kritik dan sarannya yaa;))
KAMU SEDANG MEMBACA
The Trouble Of Sunset (ON GOING)
Storie d'amorePernah ngerasain gak sih suka sama dua cowo sekaligus? Gimana rasanya? Saat hati yakin ingin melupakan tapi yang dimaksud memperjuangkan, dan sudah yakin untuk memperjuangkan namun yang dimaksud malah pergi tanpa alasan. Dan pernah gak ngerasain dic...