KEDELAPAN

36 15 21
                                    

Pagi ini rasanya aku lelah sekali, lebih tepat nya mata ku. Begitu berat untuk melihat, rasanya ingin tidur saja. Kalian tau karena apa? Ya, Kak Radit. Ucapan selamat tidur dari nya setelah menggendong ku sampai depan rumah sulit ku bawa untuk tidur. Padahal Kak Radit menyuruh ku tidur nyenyak tapi dia sendiri yang membuat ku tidur tidak nyeyak.  Huhhh..

Tapi lagi-lagi dia yang membangkitkan semangat ku. Alasan ku pergi kesekolah bukan karena hanya ada novel baru di perpustakaan saja, tapi ya karena ada Kak Radit juga disana. Ah sudahlah, aku ingin segera menemuinya. Pasti akan ada hal tak terduga darinya lagi yang selalu bisa buatku terbang melayang.

"Bi, Bang Diaz semalem pulang?" Tanyaku pada bibi saat aku sudah ada didapur untuk sarapan.

"Pulang neng, ada lah jam 11 malem," Jawabnya yang masih fokus menyiapkan aku sarapan

Jam 11? Padahal tadi aku tidur jam 2 malem. Ternyata Kak Radit mentulikan telingaku juga ya?

"Bi, ini aku bekal aja yaa. Sarapan disekolah aja." Aku lalu berbegas mengambil sepatu dan memakainya.

****

"Ran? Kenapa mata lo?" Ini suara milik Chika, kini aku sudah dikelas bersamanya. "Lelah banget kek nya,"

"Mana roti gue?" Aku bangkit dari tidur sejenak ku.

"Udah gue makan, abis mhhe.." Chika menjawab sambil menjilati bibir nya seolah olah telah menyantap makanan yang lezat

"Hah, Lo makan?" Aku sampai terkejut dibuatnya

"Iyaa, enak banget Ran. Roti dirumah gue gak seenak ini.." Dan seperti yang kalian tau jawaban yang Chika berikan terdengar begitu santai. Dia gak peka sama reaksi terkejut aku barusan

"Aduh Chika itu punya gue." Aku gak habis pikir sama temen ku yang satu ini

"Justru itu punya Lo, makanya gue makan. Ya mana berani gue kalo ngambil makanan orang lain.."

Ayolah, masih pagi lho ini. Chika bikin aku unmood aja!!

"Ih gue belum sarapan ogeb!!" Aku cubit lengan Chika saking kesalnya

"Tumben, biasanya juga Lo rajin sarapan dirumah. Jadi ya yang barusan gue makan gue kira emang buat gue.."

"Au ah!!" Aku telungkupkan lagi kepala ku dikedua tangan ku. Mata ku terus meminta untuk tidur dan perutku sudah ingin diisi. Namun mau makan apa sekarang? Mau ke kantin aja gak bisa, paling jalan baru nyampe depan kelas aja udah masuk.

Dan benar saja guru yang masuk kelas hari ini tak perlu membuang waktunya lebih lama lagi untuk mengajar. Ini pelajaran matematika materinya tentang trigonometri. Dan pelajaran ini dipegang oleh bu Ayu. Sesuai namanya, orang nya juga ayu tenan cuman si ibu ini tipikal orang yang cuek dan kadang cara dia menyampaikan materi tidak bisa aku pahami dalam satu kali ulasan.

Namun karena ketololan temen ku yang ogebnya minta ampun, selama pelajaran ini berlangsung aku gak bisa konsentrasi karena rasa lapar menyerang ku. Aku gak bisa fokus. Setiap cacing perutku mengadakan orkes aku selalu mengalihkan suara nya agar tidak terdengar oleh warga kelas entah itu dengan cara aku mainkan pulpen ke meja atau bahkan bersin-bersin

Daripada aku gak konsen sama sekali sama pelajaran nya, aku putuskan untuk pergi keluar nyari makanan. Dan seperti alasan pada umumnya aku izin dengan menyertakan toilet lah tujuan ku. Mana bisa aku izin ke kantin mau jajan pas KBM begini? Gila! Pada saat aku hendak berdiri dan minta izin ke bu Ayu, Chika bergumam "Mau kemana?"

"Nyari makan!" Jawabku malas, seperti nya masih ada dorongan kekesalan ku pada Chika

"Gue nitip."

The Trouble Of Sunset (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang