KEDUA PULUH LIMA

16 11 2
                                    

"Mau gue, lo diem!"

Dia menekan setiap perkataan nya. Lalu meninggalkan detak jantung yang sudah berdegup tak beraturan ini dengan segala rasa yang tak bisa aku katakan secara gamblang.

*****

Sudah menemui hari senin lagi. Untuk sebagian orang diluar sana hari ini adalah hari yang menawarkan kemalasan pada setiap orang yang masih bersekolah. Entah itu karena upacara bendera yang tak pernah absen walau cuaca sangat tidak memungkinkan sekalipun, atau rasa mager di hari sebelumnya yang masih tinggal di setiap jiwa manusia. Tapi tidak dengan ku karena senin adalah hari lahirku, hehe. Setidaknya aku punya alasan logis untuk menyukai hari ini.

"Kepada seluruh siswa dan siswi SMA NUSA BANGSA ku tercinta, sekedar mengingatkan bahwa minggu depan kita akan menjalani penilaian tengah semester. Untuk anak-anak ku sekalian, jaga diri kalian baik-baik. Belajar dengan giat agar mendapat nilai yang memuaskan."

Setelah merasa sangat gerah akan panasnya cuaca pagi ini, semua hiruk pikuk siswa yang mengeluh ini-itu mulai hening kembali saat Bapak Kepala memberi pengumuman.

"Dan pengumuman terakhir untuk upacara hari ini, Bapak akan sampaikan bahwa dua hari setelah penilaian tengah semester ini berakhir sekolah kita akan mengadakan event tahunan yaitu lomba cabang olahraga dan akan ada persembahan dari school band sekolah kita sebagai pembukaan dan penutupan nya."

Semua siswa melempar pandangan kesana-kemari ada yang tersenyum senang, bersiul, dan tepuk tangan bersemangat. Aku dan Chika maupun Aurel hanya saling melirik satu sama lain, tak tahu event tahunan yang dimaksud oleh seseorang di depan sana. Karena jelas aku dan Chika baru bersekolah satu semester, apalagi Aurel yang baru menginjak bulan kedua.

"Mohon tenang semuanya. Untuk seluruh siswa kelas sepuluh, ini pertama kalinya bagi kalian mengetahui event tahunan sekolah kita. Setiap semester setelah ujian sekolah berakhir, dua hari berikutnya kita akan mengadakan lomba cabang olahraga yang masuk dalam ekstrakulikuler di sekolah ini. Lomba ini terbuka bagi kalian seluruh siswa SMA NUSA BANGSA yang berminat, begitu juga kita membuka untuk sekolah lain yang sederajat untuk ikut meramaikan event tahunan ini. Sekaligus menjadi tarung persahabatan antar sekolah."

Tepuk tangan dari seluruh murid semakin keras terdengar, sorak sorai dipenjuru lapangan saling bersahutan. Aku hanya mengikuti mereka untuk bertepuk tangan seolah ikut bahagia akan pengumuman ini walau sebenarnya aku tidak terlalu excited, bagaimana mau bersemangat aku tak bisa satu pun cabang olahraga.

"Hanya itu yang ingin Bapak sampaikan, sekali lagi jaga diri kalian dan belajar yang rajin."

Setelah itu, bagai lebah keluar dari sarangnya semua siswa segera berhamburan menuju kelasnya masing-masing.

"Baru tau gue, ada event tahunan." Sahut Chika.

"Wajarlah kita masih junior, minggu depan aja ujian pertama kita." Timpal ku.

"Bakal ada sekolah lain lho." Celetuk Aurel ikut bicara.

"Ya terus?" Jawab Chika sekenanya.

"Ya bakal ada si Diaz lah, ogeb!" Seru Aurel dingin.

"Woaaaa, iya bener. Aduh neng sampai lupa sama si aa." Ujar Chika mulai kambuh alaynya.

"Kira-kira aa nya neng bakal ikut lomba apa ya?" Chika mulai berpikir dengan menopang dagunya.

"Cowok sih paling juga basket!" Cetus Aurel.

"Tapi neng mau nya si aa ikut futsal. Keren tahu punya cowok anak futsal." Lagak Chika menatap langit-langit seolah sedang melihat hal terindah disana.

The Trouble Of Sunset (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang