"Dak.. Dak.. Dak.. Dak.. Dakk.."
Ada suara langkah kaki yang berjalan menaiki tangga. Langkah nya begitu terburu-buru hingga membuat ku terbangun dari tidurku. Aku tidak langsung bangun aku hanya membuka mata dengan malas. Siapa yang harus menemuiku ditengah kenyamanan ku dalam tidur yang ku inginkan ini? Lantai atas hanya ada kamar tidur ku dan bang Diaz saja, dan apa mungkin itu bang Diaz?
"Tok.. Tok.. Tokk.. Rani...." Ada suara diluar pintu kamarku, tapi itu jelas bukan suara bang Diaz itu suara cewek
"Tok.. Tok.. Tokk.. Raniii....." Susulnya segera setelah tak ada jawaban apapun yang aku sampaikan
Aku lalu turun dari kasurku, aku berjalan kearah pintu. Aku malas sekali untuk itu, karena aku sangat ingin untuk tidur kembali. Rasanya baru 5 menit aku tidur setelah pulang tadi
BRUK
"Aw, sakit." Rengek ku saat seseorang diluar sana membuka pintu tanpa kuduga hingga membanting jidat ku
"Lama amat sih bukanya, " Chika tanpa permisi lalu menerobos dan masuk kamar ku. Mungkin dia tidak merasa telah membanting jidat orang dengan dorongan nya pada pintu milik orang yang bahkan telah menjadi korban nya.
"Ada apa sih?"
"Gila Ran, gila..." Kini dia duduk ditepian ranjang ku. Expressinya seperti telah melihat hal yang aneh tapi dia menyukainya
"Emang." Balasku tanpa minat
"Padahal gue belum ngasih tau lo apaan Ran, kok lo udah tau?"
"Lo tuh yang gila. Gak peka apa? Jidat gue sakit nih kampret!" Aku berkata demikian sembari melihatkan jidatku yang sekarang warna nya telah berubah menjadi ungu. Tidak semua sih hanya dibagian bagian tertentu
"Oh sorry Ran, gue gak sengaja abisnya lo lama sih bukain pintunya." Wajahnya penuh dengan penyesalan
"Yaudah gapapa, ada apaan sih? Siapa yang gila? Kalo lo yang gila mah gausah dibicarain gue udah tau. Syukur deh lo sadar diri." Jawabku acuh dan sekarang aku sedang bercermin
"Yaelah Ran gitu amat sih lo, lagian gue gila gak jauh beda lah sama lo" Expressi datar nya terpampang lagi yang membuatnya mendapat lemparan sisir dari ku
"Gak kena wle.." Ledeknya disusul tawa
"Bodoamat!"
"Ih jadi gini ya Ran, pas diperjalanan tadi mau kerumah lo ini gue ketemu sama cowok. Anjir ganteng banget sumpah, man goals gue banget Ran tu cowok.." Tutur Chika sambil mengibaratkan objek yang ia ceritakan ada didepan mata. Mata Chika tak berkedip melihat kedepan nya yang memang tak ada apa-apa. Tangan nya ia satukan jadi satu genggaman di depan dadanya seperti orang yang mengagung agungkan ketampanan seseorang. Aneh.
"Siapa sih?" Selidik ku
"Itu masalahnya Ran, gue gak tau siapa orang nya. Kita cuman berpapasan lewat gak ada waktu buat kenalan gitu deh.."
"Ya lagian emangnya dia mau ngabisin waktu nya hanya buat kenalan sama lo?" Aku sunggingkan senyuman kecil, hanya untuk menggodanya
"Anjir sama temen sendiri juga lo, jahat amat sih.." Chika mulai cemberut
"Haha, rasakanlah apa yang aku rasakan setiap menerima perlakuan mu nona."
"Kampret!" Chika semakin memanyunkan bibir merah muda nya itu. Kalau lihat Chika kayak gini lucu juga
"Adududuhh siapa sih man goals temen gue yang ogebnya sampe ketulang ini?" Goda ku masih ditempat yang sama, aku ragu untuk mendekatinya karena balasan yang akan dia lakukan adalah mencubit atau bahkan memukul ku. Ngeri ya?:(
KAMU SEDANG MEMBACA
The Trouble Of Sunset (ON GOING)
RomancePernah ngerasain gak sih suka sama dua cowo sekaligus? Gimana rasanya? Saat hati yakin ingin melupakan tapi yang dimaksud memperjuangkan, dan sudah yakin untuk memperjuangkan namun yang dimaksud malah pergi tanpa alasan. Dan pernah gak ngerasain dic...