KEENAM BELAS

34 10 24
                                    

I'm back😊
Maaf malam minggu kemarin gak UP soalnya gak punya kuota dan gak ada bahan untuk di UP wkwk😆
Happy reading{}
.
.
.

"Hai Ran,"

Si cowok yang duduk disebelah Aurel menyahuti ku dengan senyum manis dan mata nya yang berbinar-binar.

"Hai?"

Jawaban ku tak berirama. Entah terdengar seperti sapaan balik atau pertanyaan seolah aku menanya untuk apa aku disapa? Mungkin saking gelagapan nya mendapat senyum manis sebagai sarapan dipagi hari.

"Kayaknya perut gue udah minta diisi nih sebelum menghadapi pelajaran fisika nanti." Aku tau arah pembicaraan Chika kemana, dia akan meninggalkan ku berdua dengan kak Radit

"Iya nih, gue juga belum sarapan. Masih ada duapuluh menit lagi lah. Yuk Chik!" Orang yang diajak Chika ini malah setuju dengan rencana Chika dan berlagak melihat jam yang melingkar ditangan mungilnya itu

"Yaudah ayo, eh Ran, Dit, kita ke kantin dulu ya. Bae bae lo pada!" Chika bergegas pergi dengan mengedipkan sebelah matanya padaku.

Apa maksudnya itu? Menyebalkan saja!

Dan kini tinggalah aku dan kak Radit yang dengan rasa canggung mulai merayapi kami berdua. Sebenarnya tak hanya ada aku dan kak Radit yang tinggal di kelas. Ada siswa lain dikelas ku yang sibuk mengerjakan PR nya, ada juga yang sedang piket hari ini.

"Hai," Sapanya lagi membuat canggung semakin kentara saja

"Hm.." Aku paksakan untuk tersenyum walau sebenarnya tak bisa.

"Lama gak jumpa ya Ran."

Aku ingin menanyakan banyak hal tapi lidahku terasa kelu. Aku ingin sekali menanyakan kemana saja dia selama ini? Namun siapa aku menuntut jawaban dari pertanyaan ku padanya, aku hanyalah adik dari sahabatnya dan adik kelas bontotnya.

"Gimana kabarnya Ran?"

Ternyata aku masih belum bisa berkata apa-apa. Pertemuan terakhir dengan nya ternyata mampu membuat otak ku berpikir keras tentang kalimat apa yang seharusnya aku ucapkan.

"Em.. baik kak," Aku usahakan untuk tidak terdengar gemetaran, aku belum bisa melihat kedalam matanya.

Aku sibuk membenarkan posisi bangku yang sudah didiami oleh Aurel untuk menghindari tatapan intens dari kak Radit.

"Kakak sendiri gimana?"

"Baik sih, tapi ya gitu.." Ucapannya menggantung dan berhasil membuat ku menoleh kepadanya

"Kakak sakit?" Aduh dasar aku, pertanyaan ku ini terdengar khawatir sekali

"Kurang baik aja, Ran." Dia lalu duduk didepan ku

"Kenapa emangnya kak?"

"Lama gak ketemu sama lo, jadi ada yang kurang aja gitu di hari-hari yang gue lewati." Ucapnya yang sukses membuat ku tak bisa melakukan apa-apa. Aku kikuk dibuatnya

"Lo gak kangen apa sama gue Ran?"

"Hah?"

Aku gemeteran, sumpah😨

The Trouble Of Sunset (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang