"Misi," Chika tak mementingkan siapa yang ia terjang. Dengan mengucapkan kata permisi saja sudah cukup baginya.
"Eit, eit, bentar. Lo yang namanya Rani kan?" Tunjuknya padaku tanpa menghilangkan kejutekannya
"Iya kak ada apa ya?"
"Lo siapa nya Radit?" Tanya nya sedikit mengintrogasi
"Maksud kakak?"
"Aduuuhh, denger ya sebentar lagi masuk kelas. Nanya nya entar lagi aja deh." Potong Chika yang hendak masuk kelas namun dihentikan lagi.
"Gue gak ada urusan ya sama lo!" Kini Vanya mengarah pada Chika
"Yaudah kalo gitu awas! Mau masuk kelas nih!!"
"Lo aja sendiri gue masih punya urusan sama cewek ini!" Lagi-lagi Vanya menunjuk ku dengan telunjuk nya yang tidak sopan itu
"Yaudah entar aja kenapa sih, ini udah mau masuk kelas WOY!!" Kini Chika mulai tak tahan lagi, aku menyenggol perutnya agar tidak kelepasan pada kakak kelas sendiri
"Lo tuh ngelunjak ya sama gue, lo gak tau gue siapa hah?!" Kini Vanya mendekati Chika
"Gue gak perlu tau siapa lo, yang harus tau itu LO! Kalau sekarang dikelas ini ada pelajarannya Bu Cici, bisa abis gue kena marahnya dia,"
"Wah ngelunjak nih bocah, bisa-bisanya ngelawan omongan gue!"
"Aduuhh kak maaf ya, tapi sekarang emang waktunya masuk kelas. Nanya nya nanti aja yaa?" Aku mencoba melerai
"Ooohh,mau ngajarin gue juga nih bocah!" Dijawab seperti itu Vanya semakin marah saja, rahang nya semakin mengeras "Emang pada gak tau diri banget nih bocah dua! Lo ngapain kemaren naik mobil si Radit?"
"Radit? Maksud kakak, Radit kakak kelas aku?" Aku sedikit bingung pada pertanyaan nya yang seperti itu
"Radit mana lagi hah? Jangan sok polos deh! Harus lo CATET Radit tuh PACAR GUE!!" Dengan bangga nya si Vanya mengucapkan bahwa dia pacar kak Radit
Pacar? Seriusan?
"Bentar, si Radit pacarnya Lo?" kini Chika angkat bicara lagi
"Iya,kenapa hah? Baru tau yaa?" Centilnya makin menjadi saja dengan tertawa tawa manja dengan si teman yang satunya lagi
"Kok bisa-bisanya mau punya pacar kek gini?" Senyum meledek Chika mulai mengembang
"Eh maksud lo kek gini apa hah?" Yang tadinya tertawa tawa sok cantik nya itu,kini wajahnya jadi merah padam akibat ucapan Chika barusan
"Sirik ya pas tau Radit pacar gue?""Kasian aja gue sama si Radit, kok mau maunya gituu.." Ucapan Chika sedikit menggantung
"Lo tuh ngelunjak ya!" Vanya menjambak rambut Chika tanpa diduga, hingga membuat Chika kewalahan tak ada ancang-ancang tuk menghindar apalagi melawan. Dan lebih parahnya lagi teman si Vanya centil itu ikut menunjukan aksinya. Aku coba melerai mereka bertiga dengan kekuatan yang aku punya. Aku dapat merasakan kemarahan Chika saat menepis pegangan ku pada tangan nya. Mereka bertiga semakin menjadi, dan akhirnyaa..
"Ada apa ini?"
Ya, Bu Cici sudah datang walau jauh dari kata tepat. Coba saja jika munculnya dari tadi, tidak akan terjadi proses jambak menjambak ini. Namun ada satu yang buat aku lega, setidaknya perang ini tak kan terjadi lama
"Eh Bu, Selamat pagi Bu.." Sapa ku mencairkan suasana
"Kamu bukan murid kelas ini kan?" Tanya Bu Cici mengarah pada Vanya dan temanya
"Hehe iya bu, ini ada urusan dulu sebentar sama adek kelas" Rupanya dia jago akting juga, dengan sok baik nya Vanya dan temannya merapihkan rambut Chika yang memang tidak terlalu berantakan tapi meninggalkan bekas jambakan
"Ini udah waktunya masuk kelas, apa kamu mau ikut kelas saya?" Perkataanya memang sopan tapi tatapan nya mematikan
"Oh ngga Bu, ini mau ke kelas kok. Selamat pagi, Bu.." Mereka lalu melenggang pergi sambil tersenyum kepada Bu Cici, namun saat pandangan Bu Cici teralihkan mereka melototi kami
Akhirnya kami masuk kelas, dengan Bu Cici memimpin didepan kami
"Selamat pagi anak-anak.. "
"Selamat pagi Bu," jawab murid XIPA 4
"Bagaimana kabarnya hari ini?" seperti biasa untuk memulai kegiatan Bu guru Fisika ini selalu menanyakan kabar, jawaban teman teman ku beragam ada yang jawab "Iyaa" ada yang "Tidak" bahkan ada juga yang "Biasa sajaaa"
"Oke anak-anak, hari ini pengumpulan tugas Fisika pertemuan kemarin yaa.."
"Habis gue!!" Chika kini menegang, muka nya sudah semrawutan akibat tugas yang belum dia isi karena rencana mencontek nya gagal oleh Vanya si kakak kelas centil tadi
"Ibu absen yaaa.." Anak-anak yang diabsen lalu mengumpulkan tugasnya kedepan keatas meja Bu Cici, namun saat nama Chika dipanggil "Chika Chintya..."
Aku tau, tak ada waktu untuk mengerjakan tugas sekarang. Aku yakin dengan berat hati Chika menjawab "Saya tidak bawa tugasnya Bu,"
"Kamu tau apa hukumanya kalau tidak bawa tugas pas pelajaran saya?"
Mendengar hal itu Chika tak menunggu waktu lama, dia lalu bangkit dari duduknya lalu melangkah keluar kelas dengan langkah gontai dan muka yang memelas
Aku ingin sekali menolongnya, tapi mau bagaimana?
Punggung Chika sudah hilang dari pandangan. Aku semakin tak karuan diam ditempat. Namun aku tak bisa melakukan apa apa.
***
"Sial!! Gara gara tuh cewek rese, gue dihukum kan jadinya! Arghhh!!"
"Gapapa, gue temenin jalanin hukuman nya.."
"Rani? Kok lo disini?"
***
"Maharani Putri.."
"Mmm, maaf Bu tugas saya ketinggalan."
"Saya rasa kamu tau, kamu harus kemana,"
***
"Gila, lo kenapa harus boong sih?" Chika masih saja menggerutu
"Masa temen gue dihukum cuman sendirian," jawabku tulus
"Tapi ini beda Ran, udah sana lo masuk, kumpulin tugasnya. Jangan suka boong sama guru, gue gapapa kok sendirian." Chika menjawab sambil menendang nendang kerikil kecil disekitarnya
"Pokoknya gue temenin lo dihukum!"
"Jadi temen kok baik banget si Lo," Chika merangkul ku
"Gue gak tega lo dihukum sendirian, jadi biarin gue temenin. Biar dihukum nya berduaa," Balasku merangkulnya
"Siapa bilang berdua?"
Itu yang nanya siapa yaaaa? Coba tebak hayoo siapa? Maaf nih baru bisa publish lagi sekarang huhu:') Maaf juga kalo gak nyambung yaa, dan maaf maaf maaf banget ini bagian lebih pendek dari yang sebelumnya hhe:v, maklum lah ini cerita 8 bulan yang lalu terus dilanjut lagi sekarang, itu juga karena kalian yang udah request{} makasih yaa udah nyemangatin buat lanjut lagi wkwk😋😂
Gimana nih lanjut gak?😋
KAMU SEDANG MEMBACA
The Trouble Of Sunset (ON GOING)
RomansaPernah ngerasain gak sih suka sama dua cowo sekaligus? Gimana rasanya? Saat hati yakin ingin melupakan tapi yang dimaksud memperjuangkan, dan sudah yakin untuk memperjuangkan namun yang dimaksud malah pergi tanpa alasan. Dan pernah gak ngerasain dic...