Pertemuan Pertama

8.8K 371 79
                                    

2.Pertemuan Pertama

......

Seorang gadis berkuncir kuda dengan setelan piyama Teddybear dibaluti jaket kuning berjalan sumringah seorang diri. Naray sedang menuju minimarket di ujung komplek untuk membeli sesuatu.

Wajah cantiknya semakin ceria tatkala memasuki minimarket. Langsung saja ia menuju ke tempat yang menjadi tujuannya datang kesini.

"Wah, pengen gue beli semua nih eskrim" and great, Naray membeli eskrim. Makanan yang membuat moodnya selalu bagus.

"Cornetto Black&white, Disc coklat, terus Mini Chocolate&Vanila yey" Naray membeli tiga varian eskrim sekaligus. Seusai membayar, Naray segera keluar minimarket dan cepat-cepat memakan eskrimnya.

memakan eskrim di malam hari dan berjalan kaki seperti ini membuat sensasi tersendiri untuk Naray. Saking menikmati eskrimnya, Naray sampe lupa jalan di depannya dan....

Bruuukkk
"Astaganaga, eskrim gue." Naray terlonjak kaget, memandang eskrim yang sudah tidak berdaya di tanah itu dengan eskpresi luar biasa lebay, padahal hanya melihat eskrim yang meleleh dan bercambur dengan tanah. Naray sungguh ingin menangis.

"Heh, lo anak kecil." suara bass yang tegas dan berkata penuh penekanan itu menyadarkan Naray dari belaskasihannya kepada eskrim.

Naray mendongak, mendapati seorang laki-laki dengan kemeja putih yang sudah berubah menjadi coklat di bagian tertentu karena terkena noda eskrim.

"Lo katarak? jalan dan mata lo gak lo gunain?" suara itu lagi, Naray mengerjapkan mata ketika memandang mata laki-laki itu yang tajam dan serasa ingin menerkam Naray.

"Beneran katarak ya lo? ck, pantes. malem begini mata orang katarak mah gak berfungsi!"

Seusai mengatakan itu, Cowok tersebut langsung pergi melengos meninggalkan Naray yang masih melongo dan terus terusan mengerjapkan mata menuju mobil.

📖📖📖

Ddrrrttt
Suara ponsel mengalihkan perhatian cowok yang sedang bercermin mengamati pantulan dirinya. mengambil ponselnya dan membaca pesan yang ternyata dari sang Bunda.

Ibu Negara : Nak, jemput bunda sini di butik sekarang ya!.

Novel menghela napas, Wanita kesayangannya ini selalu meminta tolong di waktu yang tidak tepat. Mau tidak mau, karena sang Bunda yang meminta, Novel harus segera melaksanakan tugasnya.

Drrttttt
ponsel kembali berbunyi

Ibu Negara : Tolong ambilin barang yang ada di Mba Uci ya sayang. Mba Uci lagi di deket minimarket ujung komplek perumahannya ko. Biar Bunda engga bolak-balik. Tolong ya.

Novel : Siap Bunda.

Novel segera menancapkan gas menuju minimarket. sesampainya di minimarket, Novel sangat terburu-buru menyelesaikan tugasnya karena waktu yang mepet.

Novel berjalan cepat sambil membenarkan letak dasinya, namun tiba tiba....

Bruukkk
"Astaganaga, eskrim gue."
Novel refleks menunduk, menoleh pada kemeja putihnya yang bersih kini sudah ada bercak noda coklat di sana. Novel melirik ke arah seseorang yang masih setia memandang eskrimnya itu dengan ekspresi luar biasa menjijikan. Emosinya naik, anak kecil ini sungguh mengacaukan acaranya.

"Heh, lo anak kecil." Novel sungguh emosi sampai tidak bisa mengontrol suaranya. Cewek itu mendongak, hanya mematung dan tidak mengatakan apa-apa.

Novel tentu geram, "Lo katarak? jalan dan mata lo gak lo gunain?" Kalimat pedas yang Novel lontarkan tidak membuat gadis itu angkat bicara. Malah tambah mematung sambil mengerjapkan mata.

"Beneran katarak ya lo? ck, pantes. malem begini mata orang katarak mah gak berfungsi!"
Cukup sudah. Seusai mengatakan itu, Novel langsung pergi melengos meninggalkan anak kecil yang masih melongo dan terus-terusan mengerjapkan mata

📖📖📖

"Sialan tuh anak kecil!" Novel tidak berhenti mengumpat. Tentu, gara-gara satu orang tidak dikenal dan idiotnya luar biasa, itu membuat acaranya berantakan.

Telat menjeput Bunda, tidak membawa barang titipan Bunda, dan yang membuat Novel benar-benar kesal adalah acara makan malam dengan keluarga Claudia yang pastinya akan membuat Novel sangat datang terlambat.

Saat sedang mengumpat tidak jelas tiba tiba ponselnya berdering.

Claudia is calling.....
Novel berdecak, tetapi akhirnya tetap mengangkat telepon.

"Yang, kamu dimana? jadi datang kan? acara sebentar lagi loh."

"Duh gimana ya? Ini tadi aku ada masalah sedikit. Ini otw jemput Bunda di butik. Aku telat ya?"

"ck, masa telat? gaenak dong sama keluarga aku. kamu entaran dulu jemput Bundanya, bilang apa kek gitu ke Bunda."

Nada kesal Claudia terdengar ditelinga Novel, "Ini Bunda aku loh. Aku gak bisa gak jemput Bunda sekarang."

"Tapi ini acara penting yang harus kamu datengin Novel!"

"Iya aku dateng Claudia, tapi telat. Aku harus jemput Bunda."

"Aku tau ya jarak rumah kamu ke butik dan butuh waktu berapa lama. belum lagi ke sini. itu hampir satu jam lebih, dan dari tadi aku ngobrol sama kamu itu acara udah mulai. udah lah batal aja! gausah kesini!" Claudia ngambek, Novel sudah bisa menebak apa yang akan terjadi.

"Clauuuu....." Ttuuutt

Sambungan diputus secara sepihak. Inilah yang Novel tidak suka dari gadisnya, Claudia sangat sensitif terhadap hal-hal kecil yang mengganggunya. Tapi mau bagaimana lagi, Novel sangat sayang kepada Claudia. Masalah seperti ini sudah biasa bagi Novel.

Beberapa menit, cowok itu telah sampai pada butik tempat bundanya mencari nafkah. Novel memasuki butik, di sana sudah ada Bunda yang sibuk memainkan ponsel.

Dentingan nyaring pada pintu berbunyi, membuat Bunda yang sedang menunduk itu mengangkat dagu, dan mendapati anaknya dengan penampilan sedikit berantakan, jas hitam yang tersampir pada bahu kiri, dua kancing teratas dibiarkan terbuka, dasi yang sudah terlihat agak miring. Bunda mengernyit ketika melihat kemeja putih anaknya terdapat bekas noda.

"Novel, coklat-coklat apa di baju kamu? jorok banget!"

Mendengar pertanyaan Bunda, Novel teringat kembali kejadian beberapa saat lalu. Ah! anak kecil kurang ajar itu. Sangat membuat Novel naik darah dan ingin sekali mengumpat sekeras-kerasnya di depan wajahnya.

"Gara-gara ini acara Novel berantakan." Katanya seraya menghempaskan tubuhnya di sofa yang diduduki Bundanya.

"Emang kamu mau kemana rapih bener?"

"Mau acara makan malam sama keluarga besar Claudi Bun, dan gara-gara anak kecil yang nabrak Novel dan numpahin eskrimnya, Novel gak jadi kesana karena bakal telat lama Bun, Novel sampe pasti acara udah kelar."

"Hmm, ya udah lain kali kan bisa. Udah dong mukanya jangan asem begitu, mama jadi malu kalo punya anak berwajah asem kaya kamu itu! sekarang ayo pulang!"

"Novel asem-asem begini juga masih banyak fansnya kali Bun,"

📖📖📖

Gadis berpiayama itu masih setia memandang langit-langit kamarnya, Pikirannya sungguh tidak bisa teralihkan dari kejadian di depan minimarket yang telah menewaskan eskrimnya.

"Tuh cowok segitu keselnya ya sama gue? cuma numpahin eskrim doang padahal, ganti baju juga kelar, kan?" Gumaman mulai terdengar.

"Mana gue belum minta maaf dia udah nyelonong pergi lagi, serba salah deh gue."

"Tapi tuh cowok ngeselin, ngatain gue anak kecil, bilang mata gue katarak. Kalo gue gak ada salah udah gue masukin karung dan buang ke jurang kali ya,"

Naray terus berbicara pada diri sendiri, rasa kesal tentu saja ada. Cowok sok cool nan menyeramkan yang ditemui sungguh membuatnya uring-uringan.

"Semoga gue gak ketemu lagi sama tuh cowok. Ehh, tapi kan gue belum minta maaf. Ck, bodoamat lah gak guna juga!"
Lelah dengan semua itu, akhirnya Naray mengalah pada perang batinnya malam ini dan mencoba untuk tidur.

NOVEL (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang