38.Conversation
.......
Langit cukup cerah sore itu, secerah senyuman dua insan yang kini sedang duduk berdampingan di dalam sebuah mobil Range Rover hitam. Lagu Perfect milik Edsheran mengalun bersama senandungan kecil dari gadis yang kini mengangguk-anggukan kepalanya menikmati, serta arah pandangnya yang menyorot hamparan trotoar dari balik jendela mobil.
Novel lagi-lagi tersenyum tanpa sadar karena tingkah apa adanya gadis di sampingnya ini. Senandungan kecil itu berubah menjadi sebuah nyanyian ringan yang mengikuti lirik lagu tersebut.
"Cause we were just kids when we fell in love, Not knowing what it was, I will not give you up--" Kekehan yang terdengar dari arah samping kanan membuat Naray melirik dan seketika memberengut.
"Kenapa?" Laju mobil berhenti karena lampu lalu lintas sedang berwarna merah, mendengar itu Novel melirik sepenuhnya pada Naray.
"Kenapa?" Novel balik bertanya membuat Naray tambah mengerutkan kening dalam.
"Kok balik nanya? Kan gue yang nanya!"
"Yaaaa, kenapa emang?" Tanya Novel dengan menahan tawa, karena wajah Naray kali ini sangat lucu. Dengan alis menaut dan menatap tajam juga bibir yang mengerucut. Ya bayangkan saja, bagaimana Novel tidak menahan tawa?
"Kenapa lo ketawa? Hah? Suara gue emang jelek tapi hargain dong jangan ngejek gitu. Sebel ih!" Katanya membuang muka ke luar jendela. Mobil kembali melaju, membuat Novel sedikit kecewa karena dirinya yang tidak bisa melihat Naray dengan leluasa.
"Lo lucu." Balas Novel singkat.
Naray melirik kembali, sekilas teringat dengan kejadian beberapa bulan lalu ketika Novel mengatakan bahwa dirinya lucu, setelah itu meminta maaf dan membelikannya es krim. Naray menggeleng samar, ya sekelebat memori manis kadang-kadang muncul begitu saja.
"Gue lucu? Gue bukan badut!"
"Siapa yang bilang lo badut?"
"Ihhhh!"
Novel tertawa keras sekali, "Lo Lucu kalo lagi kesel, tapi gue suka."
"Maksud lo?"
"Dasar lamlod, ya gue suka."
"Lo-- lo suka?"
Novel mengangguk dan tertawa kecil lagi, "Iya, suka."
"Oh gue tau, jadi maksud lo, lo suk--"
"Suka sama lo."
📖📖📖
Secercah rasa manis menyelimuti rongga mulut, dengan hawa dingin yang menyeruak dengan sangat kentara. Suapan pertama es krimnya membuat gadis itu memejamkan mata dan bergumam sangat menikmati.
Novel pun menatap lekat-lekat Naray yang sepertinya benar-benar menikmati es krim yang dibelikannya ini. Menyeruput sedikit Ice latte nya, lalu Novel kembali mengamati gadis di hadapannya.
Gadis itu tersenyum setiap kali suapan es krimnya memanjakan lidah, bahkan mata bulan sabitnya ikut tersenyum. Novel merasakan ada yang bergejolak di dadanya, Novel tidak tahu kapan tepatnya ia merasakan seperti itu, tetapi secuil rasa itu mengalir dan tumbuh. Sampai akhirnya Novel benar-benar merasakan secuil rasa itu yang kini kian nyata dan memang ada.
"Ray?"
"Hmmm,"
Novel mengambil satu lembar tisu lalu diulurkannya ke depan Naray. "Gue gak bawa anak kecil ke sini tuh. Bersihin mulutnya!"

KAMU SEDANG MEMBACA
NOVEL (Completed)
Ficção Adolescente'Yang terlihat kuat, meski memendam pahitnya kehidupan dan rapuh dalam segala hal. Dan yang menabur cinta, serta meleburkan luka yang menganga.' ▪️▪️▪️▪️ Pertemuan keduanya bisa dikatakan sangat buruk. Hanya sebuah satu cup eskrim begitu menimbulkan...