8.Cafe Favorit
.......
Bel pulang akan berbunyi sepuluh menit lagi. Tetapi Naray sudah standby di depan kelas XI Ips 1, untung saja jam terakhir kosong, memudahkan Naray datang lebih cepat ke kelas ini. Sebenarnya Naray masih kesal dengan cowok bossy itu. Tapi, ya sudahlah, dari pada hari sebagai pembokat nambah lagi.
Krriiing
Akhirnya.... beberapa saat, cowok yang sudah ditunggu Naray menampakan batang hidungnya. Melihat kehadiran Naray, Novel tersenyum miring.
Tanpa aba-aba, Novel langsung melemparkan tasnya yang langsung ditangkap Naray dengan refleks. Sesampainya di parkiran, Novel meminta tasnya, dan langsung masuk mobil. Naray juga ikut-ikut masuk mobil dengan santainya.
"Lo ngapain?" Novel memicingkan mata.
"Mau ikut lo lah ke rumah, kan gue suruh bersihin kamar lo. Itu tugas gue kalo lo lupa." Jawab Naray sambil memasang seatbelt.
"Bagus kalo lo gak lupa sama tugas lo," Novel mendekati Naray, membuat Naray refleks mundur.
Novel menambah jarak kedekatannya lagi dengan Naray, sambil masih menatap mata Naray tajam, membuat kepala Naray membentur kaca.
1 detik
2 detik
3 detikNovel melepas seatbelt Naray, dan mengubah posisinya menjadi semula.
"Gue gak suruh lo nebeng di mobil gue."
"Terus? gue kan mau ke rumah lo. ya gue harus sama lo dong." Naray tidak habis pikir, lalu dengan siapa dia akan berangkat ke rumah Novel?
"Turun, naik ojek depan sekolah, dan ikutin mobil gue."
Naray ingin memprotes, tetapi gagal karena Novel sudah memotongnya.
"Buruan! itu sebagai hukuman buat lo yang udah sembarangan jambak jambul gue!" Novel menatap tajam.
"Kalo lo gak turun, gue tambah satu hari." Ancaman Itu lagi. Sialan!
Naray menatap Novel penuh kekesalan. Naray keluar, baru menginjakan satu kakinya di tanah, tetapi masuk lagi, menatap Novel penuh kekesalan lagi, dan sejurus kemudian, Naray mencubit pinggang Novel sangat keras.
"Aaaahhh aduh kurang ajar lo ya....
Bllaaammmm
Pintu mobil ditutup sangat kencang.
📖📖📖
"What? ini kamar lo atau gudang?" Ucap Naray dengan nada lebaynya ketika baru saja melihat pemandangan yang tidak pantas untuk disebut kamar. Mereka sudah sampai tentunya, dengan Naray yang mengendari ojek. Novel memang semenyebalkan itu.
Sepatu tidak pada tempatnya, baju menumpuk di sofa, selimut sehabis tidur belum dilipat, guling pun ada yang di bawah, dan masih banyak kekacauan lainnya.
"Berisik, buruan beresin!" Novel mengatakan itu sambil merebahkan diri di kasur dan memainkan ponsel.
Naray mulai memberesi, "betewe, lo gak ada pembantu?" Naray sungguh kepo.
"Ada."
"Ko kamar lo gak di beresin?"
"Nah kan lagi diberesin."
"Ya kan di beresin sama gue."
"Lah lo siapanya gue? pembantu kan?"
Novel semprul, dan Naray tidak lagi bertanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/147908127-288-k481675.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NOVEL (Completed)
Novela Juvenil'Yang terlihat kuat, meski memendam pahitnya kehidupan dan rapuh dalam segala hal. Dan yang menabur cinta, serta meleburkan luka yang menganga.' ▪️▪️▪️▪️ Pertemuan keduanya bisa dikatakan sangat buruk. Hanya sebuah satu cup eskrim begitu menimbulkan...