Anjing

3.7K 234 45
                                    

10.Anjing

.......


Naray menuruni anak tangga, dia melihat Claudia dan Merisca sedang bercakap-cakap ria di ruang tamu. Naray harus cukup mental mulai sekarang, karena Claudia dan Mamanya sudah kembali. Kini Dadanya kembali sesak, kepalanya pening, Naray mengeratkan pegangan tangan pada tangga. Mencoba menetralisir efek itu lagi.

"Naray pergi dulu ya Ma." Ucap Naray pelan, seolah tenaganya hilang begitu saja ketika melihat Merisca.

"Bagus, cepet pergi ya. Pacar gue mau kesini. Jangan sampe dia liat lo." Kata Claudia yang tidak melirik Naray sama sekali. Sepertinya dia lebih sudi memandang kuku-kukunya yang merah menyala karena dicat dengan kutek.

Naray tidak menanggapi, baguslah dia disuruh pergi cepat-cepat seperti itu. Naray tidak bisa melihat sorot mata mereka yang sungguh sangat menyeramkan bagi Naray.

Naray segera keluar rumah, berlari tidak memedulikan sekitar. Ingin cepat-cepat pergi ke sekolah. Ya walaupun di sekolah juga dia sangat amat merasa tertekan dengan statusnya yang masih menjadi babu Novel. Huuff, It's better.

"Gila gue, kenapa mikirin Novel sih." Gotcha! Ternyata Novel mempunyai pesona yang kuat. Rival-nya pun sampai kepikiran.

Bersamaan dengan Naray yang berjalan cepat keluar gerbang dan berbelok ke kiri menuju halte bus ujung komplek, Novel datang dari arah kanan.

Novel memicingkan mata, tidak asing dengan gadis itu "Ohh, itu anak pembatunya." Ucap Novel pada diri sendiri. Novel tidak ambil pusing. Dia segera masuk rumah untuk menjemput Claudia.

Novel baru saja akan mengetuk pintu, pintu sudah terbuka terlebih dahulu. Menampilkan sesosok gadis dengan balutan seragam dan wanita paruh baya yang wajahnya mirip sekali dengan Claudia. Beliau pasti Mamanya.

"Hai, Vel." Sapa Claudia dengan senyum lebarnya.

"Hai, Assalamualaikum tante." Novel menyalami tangan Merisca.

"Waalaikumsalam. Pacar Clau ya?" Tebak Merisca

Novel tersenyum canggung, melirik Claudia sekilas, seperti ingin meminta pendapat untuk menjawab 'ya' atau 'tidak'. Dan Claudia mengangguk.

"Iya, Tante."

"Ganteng, Cocok sama anak tante." Ucapnya diiringi tawa.

"Udah siang, sana berangkat!" Ucap Merisca.

Claudia mengecek arloji miliknya, "Ya udah, Clau berangkat ya. Assalamualaikum mama." Claudia menyalami mamanya.

"Kita berangkat ya Tan." Diikuti Novel.

"Iya, hati-hati ya."

📖📖📖

Obrolan kecil turut mengisi perjalanan mereka, kendaraan di depan sana berhenti, menandakan lampu lalu lintas sedang berwarna merah.

Novel melirik samping kanan, niatnya hanya melihat sekeliling. Tetapi matanya menangkap sosok gadis dengan perawakan kecil dan rambut yang dikuncir kuda, sedang berdiri sambil memainkan tali tasnya. Sepertinya dia sedang menunggu, di dekat sebuah tukang bubur ayam.

Naray? Novel memicingkan mata. Sepertinya benar.

"Vel, udah jalan. Liatin apa sih?" Claudia melirik sekilas kemana arah pandang Novel.

"Gak kok." Novel segera melajukan kembali mobilnya.

📖📖📖

NOVEL (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang