4.Bertemu Kembali
.......
"BAGI SELURUH SISWA SEGERA MENUJU LAPANGAN, UNTUK MELAKSANAKAN UPACARA. SEKALI LAGI, BAGI SELURUH SISWA SEGERA MENUJU LAPANGAN, UNTUK MELAKSANAKAN UPACARA." Suara Pak Lukman menggema di seluruh penjuru sekolah. Membuat segerombolan siswa/i keluar secara serempak dari dalam kelas, mirip seperti para tawon yang keluar dari sarangnya.
Berbeda dengan gadis ceroboh satu itu, ia masih sibuk berlari di sepanjang koridor yang sedang ramai-ramainya. Gadis itu tentu sesekali berdecak kala dirinya hampir menabrak seseorang.
Oke ini emang salah gue, tapi bisa nggak sih kalian mentolerir gue supaya bisa cepet ke kelas dan baris. Sialan pagi-pagi udah keringetan begini!Beberapa menit, gadis itu sudah memposisikan dirinya seperti yang lain, "Huh, untung gak telat." Katanya seraya mengusap dahinya yang dipenuhi peluh dengan kasar.
Upacara berjalan sebagaimana mestinya, menuruti perintah sang pemimpin, hormat pada bendera sampai pada hal yang amat sangat membosankan, yaitu...
"AMANAT PEMBINA UPACARA." Keluhan, decakan, bahkan umpatan beradu satu ketika mendengar protokol membaca bagian yang satu itu.
"Ih, kok kepsek sih? Ini mah bakal ceramah sepanjang jalan kenangan gue sama mantan. Mana matahari lagi semangat banget lagi nyorotin bumi, panas....panas....pan--"
"Naray Velicia! Jangan berisik, ini lagi panas banget tau gak?" Nisa menyela ucapan Naray, membuat gadis itu mencebik lucu lalu diam.
Kepsek sudah bicara setengah jalan, baru beberapa menit, semuanya sudah kelojotan bak cacing kepanasan. "Seperti biasa, Jika sekolah kedatangan murid baru, maka akan diperkenalkan di kegiatan upacara. Dan pada hari ini, Anak dari Pak Raka yaitu Bapak pemilik yayasan akan bersekolah disini. Untuk Novel saya persilahkan masuk ke lapangan upacara."
Berita yang mengejutkan bukan? Semuanya tentu berbisik-bisik, siapa Novel? anak Pak Raka? Bahkan mereka baru tahu jika Pak Raka mempunyai anak seumuran mereka selain si cantik Niana.
Terlihat seorang cowok jangkung berjalan santai tanpa ekspresi. Seragam yang masih terlihat rapi-karena mungkin ini masih pagi- dibaluti jaket bomber hijau army. Tasnya hanya tersampir di bahu kiri, rambutnya dibiarkan kering tanpa gel, bergerak seirama dengan langkah Novel, sehingga membuat beberapa helai rambut jatuh mengenai dahinya, dan ketika itu terjadi, Novel akan menyisir rambutnya kebelakang dengan satu kali gerakan, membuat rambut kembali ke posisi semula. Nah, itulah pesona seorang Novel Vraka Xavier, dan itu akan menimbulkan pekikan-pekikan kecil yang menggemaskan.
Novel berdiri di samping kepala sekolah, berdehem menormalkan suaranya, lalu berbicara dengan nada suaranya yang khas, "Perkenalkan saya Novel Vraka Xavier, mulai hari ini akan bersekolah di sini. Semoga bisa berteman baik."
Itu saja cukup menurut Novel. Novel malas berdiri di tengah-tengah orang banyak dan menjadi pusat perhatian. Apalagi tatapan siswi-siswi, seakan ingin memangsanya.
📖📖📖
"Ternyata ada murid baru," Amanda memecah keheningan kelimanya. Mereka sedang berjalan menuju kelas.
"Ganteng gak? Gue gak liat, gue di belakang," kata Naomi dengan menekuk wajahnya.
"Sama kali, kita kan di belakang semua." Amanda menjawab dengan menyentil dahi Naomi pelan.
Naray tidak mempedulikan teman-temannya itu, dirinya hanya pengen eskrim. Sehabis upacara dan panas begini sungguh jika tidak memakan eskrim akan rugi. Sensasinya we-o-we alias wow banget kata Naray.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOVEL (Completed)
Teen Fiction'Yang terlihat kuat, meski memendam pahitnya kehidupan dan rapuh dalam segala hal. Dan yang menabur cinta, serta meleburkan luka yang menganga.' ▪️▪️▪️▪️ Pertemuan keduanya bisa dikatakan sangat buruk. Hanya sebuah satu cup eskrim begitu menimbulkan...