6. Sebuah Awal
.......
Naray menuruni undakan tangga, di meja makan sudah ada papanya menikmati sarapan.
"Pagi Pa." Seulas senyum terukir ketika Naray menyapa Papanya. Tidak ada jawaban. Papanya tetap sama, cuek dan dingin. Menatap Naray saja enggan, apalagi membalas ucapan selamat pagi dari Naray.
"Satu minggu lagi Mama sama kakak kamu pulang, jaga sikap. Jangan buat Mama marah!" ucap Surya - Papa Naray.
Mendengar kata tiba-tiba itu, Naray menahan napas beberapa detik, lalu menghembuskannya secara perlahan.
"Kamu dengar apa yang papa bilang?" Suara Surya menyadarkan Naray.
"Eh iya Pa, Ai bakal baik, gak akan buat mama marah atau kesel sama Ai." Kata Naray dengan menampilkan seulas senyum. Senyum palsu, senyum yang hanya menutupi supaya dirinya terlihat baik-baik saja.
📖📖📖
Naray berjalan memasuki kelas dengan tatapan kosong. Mendengar bahwa mama dan kakaknya akan pulang membuat Naray sedikit lesu. Naray duduk, melipat tangan di atas meja, dan menelungkupkan wajah di lipatan tangan.
"Ray?" seseorang menepuk pundaknya.
"Ray ceritain dong, gue semaleman mikirin lo yang tiba-tiba jadi babu." Itu suara Atin, memang semalam Naray bercerita tentang kesialannya hari itu. Tapi tidak dilanjut karena sudah sangat mengantuk.
Mendengar kata babu, Naray refleks bangun, melihat jam tangannya pukul 06.55, dan sedetik kemudian, Naray melesat pergi meninggalkan teman-temannya yang masih membrondongi dengan pertanyaan.
"NARAY MAU KEMANA LO?"
"KITA BELUM SELESE NANYA BEGO!"
"Tuh anak kenapa sih?"
📖📖📖
"Bego bego bego, kenapa gue sampe lupa sih? terlarut-larut dalam memikirkan si Mama sih ah!"
Naray merutuki dirinya sendiri yang benar-benar ceroboh. Naray berjalan ngebut menuju kelas Novel. "Semoga tuh buku belum berangkat."
"Eh, tapi kan gue gak bawa bekal."
"Aduh gimana dong? sumpah ya tuh cowo ngerepotin gue banget, tapi ganteng, eh apaan? kaya setan gitu." Dasar Naray yang labil.
Dari sini Naray bisa melihat Novel, Haris, Leo dan Milo berjalan memasuki kelas. Buru-buru Naray mengejar, dan sampai, Naray memegangi tas punggung milik Novel, supaya Novel berhenti dan sejurus kemudian Naray berdiri di depan Novel.
Novel yang tahu dengan kelakuan gadis ini menatapnya tajam. "Lo telat, dan lo gak bawain gue bekal, gelar lo jadi babu gue tambah dua hari!"
Novel segera pergi memasuki kelas. Naray tidak membiarkan Novel begitu saja, Naray ikut memasuki kelas dan menghadang Novel, lagi.
"Maksudnya apa lo nambah-nambah hari gitu aja, mau lama-lama deket sama gue ya. Ngaku lo!" Naray melipat tangan di dada, menampilkan ekspresi tajam.
Alih-alih Novel takut, dia malah menoyor kening Naray kebelakang. "Karena lo buat kesalahan, anak kecil!"
"Gue cewek, lo tau kan itu?"
"Ya terus?"
"Ck, gue cewek. Cewek itu punya lima pasal. Nih dengerin ya Novel yang tidak terhormat. Satu, cewek selalu benar. Dua, kalo cewe salah,kembali ke pasal kesatu. Tiga, Kalo cewe beneran salah, cowo harus mengalah untuk salah. Empat...."
![](https://img.wattpad.com/cover/147908127-288-k481675.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NOVEL (Completed)
Ficção Adolescente'Yang terlihat kuat, meski memendam pahitnya kehidupan dan rapuh dalam segala hal. Dan yang menabur cinta, serta meleburkan luka yang menganga.' ▪️▪️▪️▪️ Pertemuan keduanya bisa dikatakan sangat buruk. Hanya sebuah satu cup eskrim begitu menimbulkan...