37.Kisah Baru
.......
"Are you ok, Ai sayang?" Amanda merangkul Naray, mereka berlima sedang berjalan menuju surganya sekolah, alias kantin. Dan Amanda memang sepeduli itu.
"I'm ok, gue udah sembuh Amanda Hasana. Lo gak liat gue ceria banget gini, Lo maunya gue sakit mulu apa? Hah?"
"Yee, gue tuh khawatir aja. Syukur deh kalo udah sembuh. Btw, traktir dong! Hehe,"
Naray menyikut perut Amanda cukup keras, membuat Amanda mengaduh.
"Gue setuju," Nisa malah ikut-ikutan, Naray juga mencubit perut Nisa dengan keras juga.
Ketika Naray melihat Naomi ingin angkat bicara juga, Naray menyela. "Apa Lo? Mau gue gigit karena ikut-ikutan kaya mereka?" Hal itu membuat Naomi bungkam.
"Lo gak mau syukuran gitu? Kan Lo sama Papa Lo udah baikan, Lo musti--"
"Fine, gue traktir." Putus Naray akhirnya, membuat keempat sahabatnya tersenyum senang.
"Eh, eh yang ikhlas dong." Kata Atin cepat.
Naray mengangguk yakin, memang kebahagiaan perlu dibagi bukan?
📖📖📖
"Kantin yuk bro," Ajak Leo jengah pada ketiga temannya. Pasalnya, mereka sibuk sendiri-sendiri, dan alhasil Leo yang kuker alias kurang kerjaan itu hanya melongo menonton mereka bermain ponsel.
"Kacang mahal woy, kalian jomblo juga pada main hape serius-serius amat?" Leo berbicara dengan menaikan satu oktaf suaranya, membuat ketiga temannya akhirnya melirik pada Leo. Mengetahui itu senyum Leo merekah.
Tanpa aba-aba ketiganya berdiri dari duduknya dan melengos keluar kelas menuju kantin. Leo cengo dibuatnya, lagi-lagi seperti ini, apakah semiris ini hidup Leo?
"Yee kentang, gue yang ngajak gue yang ditinggal."
"Bacot!" Ledek Milo yang dibalas Leo dengan geplakan keras pada tengkuknya.
Di sepanjang koridor tentu tidak sedikit yang membicarakan mereka. Seperti berlian di antara batu kerikil bukan? mereka tampak mencolok dengan wajah-wajah bulenya, karena Harvard baru mempunyai seseorang seperti mereka. Semuanya tahu, tentu Harvard akan kalah dengan Oxford jika mengenai ke-hitzan murid-muridnya. And now, keempat anak Oxford dengan pesona yang tidak main-main itu menjadi milik Harvard. Tidak sedikit pula yang menatap mereka secara terang-terangan dengan binar kagum.
"Akhirnya kita punya bule."
"Gue gak nyangka anak Pak Raka seganteng itu.
"Ngiler dedek bang!"
"Hai kak Nov--"
"Hai dekgem-degkem," Leo memotong sapaan gadis dengan seenaknya, dan mengedipkan sebelah mata. Tak ayal hal itu pun membuat siswi-siswi itu berbinar melihatnya. Tapi sedikit kesal karena kelakuan Leo yang menghentikan aksi capernya terhadap Novel.
"Heh kutu! Doi tuh nyapa Novel bukan lo!" Sirik Milo tentunya.
"Heh kudanil! Gak ada sejarahnya Novel balas sapaan mereka. Makanya gue yang jawab, kalo nggak bisa mubazir." Balas Leo sengit.
"Lo kira makanan mubazir?"
"Yee suka-suka orang ganteng dong!"
"Ngaca....."
Dan memang tidak akan ada habisnya jika mereka yang berdebat.
📖📖📖
KAMU SEDANG MEMBACA
NOVEL (Completed)
Teen Fiction'Yang terlihat kuat, meski memendam pahitnya kehidupan dan rapuh dalam segala hal. Dan yang menabur cinta, serta meleburkan luka yang menganga.' ▪️▪️▪️▪️ Pertemuan keduanya bisa dikatakan sangat buruk. Hanya sebuah satu cup eskrim begitu menimbulkan...