Daniel : jangan maaf in gue som, gue nggak pantes dapat maaf dari lo..
Somi : iya, gue tahu. Lo memang nggak pantes dapat maaf dari gue, tapi sonya butuh sosok ayah, dan gue mau terima keadaan lo apa ada nya..
Somi berjalan masuk kekamarnya dengan tatapan kecewanya, kecewa pada pria yg sudah kembali padanya dengan semua masalahnya. Iya, daniel kembali membawa masalah untuk somi.
Somi : gue nggak ngerti Niel, kenapa sih lo nggak pernah bosan bosan menyakiti gue..
Hari ini, sudah cukup, somi tidak akan membuang persediaan air matanya hanya untuk menangisi daniel.
Seorang wanita datang pagi sekali, menyatakan kalau dia Tengah hamil anak daniel, lalu apa yg bisa diperbuat somi kecuali menerima takdir dengan ikhlas.
Somi : somi ikhlas niel, iya somi ikhlas. Somi nggak papa kalau daniel punya yg kedua, somi nggak peduli..
Entah terbuat dari apa sehingga somi mau mau nya di dua kan oleh pria brengsek sebrengsek daniel, kalau saja Ryder tahu, pasti ia akan membunuh daniel karna menduakan adiknya, somi.
'Tok..tok..tok..
Daniel : som, mianhae..mianhae-yyo..
Somi : iya Niel, gue udah maaf in elo, gue mau nerima keadaan terburuk lo. Tinggalin gue sendiri, nanti gue temuin kalau gue udah siap..
Somi tidak membukakan pintu kamarnya untuk daniel, ia masih duduk di atas ranjangnya sambil memeluk lututnya.
Jangan tanya seberapa hancurnya ia sekarang, bahkan bubur kertas saja lebih baik daripada hatinya yg hancur.
Somi : Mamah, papah, somi punya takdir seperti ini. Ini anak mu mah, pah, somi yg selalu di kecewain oleh pria, seperti tak layak dicintai..
'Tok..tok..tok..
Ten : som, ini ten. Bisa buka kan pintunya..
Somi beranjak dari ranjang saat mendengar suara ten, ia membukakan pintu dan langsung memeluk ten.
Somi : ten, gue bodoh, iyakan?
Ten : iya som, lo bodoh..
Ten menutup pintu dan menuntun somi untuk duduk di atas ranjang, somi masih memeluknya, ia merasa pundaknya basah, mungkin dari air mata somi.
Somi : gue bodoh ten, gue bodoh..
Ten : iya gue tau lo bodoh..
Ten menghapus air mata somi yg mengalir deras, sudah lima tahun ia hidup berdampingan dengan somi, tidak mungkin kalau ia tidak menyukainya. Iya, ten menyukai somi, tapi ia selalu sadar status nya yg hanya asisten pribadi somi.
Ten : sudah, jangan menangis. Aku ambilkan makan ya, pasti belum makan..
Saat ten mau beranjak mengambilkan makan, somi menahannya.
Somi : enggak ten, gue nggak lapar, gue mau tidur aja..
Somi membaringkan tubuhnya, dan ten menyelimuti tubuh somi sampai menutupi dadanya.
Ten : jangan nangis lagi ya, gue tinggal dulu..
Ten keluar setelah melihat somi yg sudah memejamkan matanya, ia benar benar tidak bisa melihat somi menangis seperti itu. Ia akan berbicara dengan daniel nanti.
***
Ten menghampiri daniel yg sedang berdiri didepan kolam renang, belakang rumah.
Daniel : ten, ada apa?
Ten : nggak, gue cuma mau tanya. Lo cinta nggak sih sama somi..
Daniel menelan ludahnya, terkejut dengan pertanyaan ten yg seharusnya bisa ia jawab dengan cepat, tapi tidak untuk sekarang.
Ten : udah gue duga. Kalau lo cuma mau nyakitinin somi, lebih baik lo angkat barang² lo dan selingkuhan lo itu..
Daniel cuma diam, dia juga bingung kenapa dirinya sendiri seperti seorang pengecut sekarang.
Ten : somi nggak butuh orang yg cuma bisa nyakitin dirinya. Lagipula lo harus malu sama diri lo, lo laki² men, harus nya lo nggak jadi pengecut gini..
Suasana jadi semakin panas, ten sebenarnya bukan tipe tipe orang yg suka basa basi tapi ia sedang tidak mau membuat kerusuhan karena mengingat keadaan somi yg sedang tidak memungkinkan.
Somi : ten..
Ten dan daniel reflek menoleh ke arah somi yg berdiri tak jauh dari mereka berdua. Somi dengan rambut berantakan, longdress putih dan cardigan coklat melangkah menghampiri mereka.
Somi mengamati daniel, lalu ten bergantian dengan tatapan tajam, somi menggandeng tangan ten.
Ten : ten, kepala ku pusing, rasanya mual pingin muntah..
Ten : hmm..jinjjayo?
Ten memegang kedua pundak somi reflek terkejut sambil membelalakkan matanya. Somi mengangguk sambil mempoutkan bibirnya, manja.
Somi : kaja ten, kita ke RS. Aku juga mau menjemput yoojung, hari ini dia sudah boleh pulang..
Daniel : aku saja yg antarkan..
Ten mengamati daniel begitu juga dengan somi, somi langsung menggeleng sambil tersenyum.
Somi : aniyo, aku akan pergi bersama ten saja. Kaja ten..
Somi menggeret tangan ten, daniel tidak percaya dengan apa yg baru saja terjadi, cepat sekali somi berubah karena ulah nya.
***
Somi : ten, perutku rasanya mual..
'Huek..huek..
Somi berlari ke wastafel dan diikuti ten, ten menepuk nepuk punggung somi.
Somi : tidak ada yg keluar..
Ten mengeluarkan tissue lalu melapkan mulut somi.
Somi : aku ingin muntah lagi..
'Huek..huek..
Somi : badanku rasanya lemas..
Ten : aku gendong saja ya, kaja ke RS..
Somi mengangguk sambil naik ke punggung ten, mereka langsung otw ke RS.
***
Somi : parkir di situ saja..
Ten mengangguk dan memarkirkan mobil di sudut tempat parkiran, hari ini banyak pengunjung RS yg terlihat dari tempat parkiran yg penuh dengan kendaraan.
Ten : tunggu..
Ten menghentikan somi yg hendak turun dari mobil, ia merapikan rambut somi menggunakan jari² tangannya, somi hanya tersenyum melihat ten yg sedang merapikan rambutnya.
Ten : eits..tunggu..
Somi : apalagi ten..
Ten turun dari mobil lalu membukakan pintu mobil untuk somi.
Ten : kaja, naik..
Somi : ya ampun, enggak ah malu diliatin banyak orang nanti..
Ten : udah malunya disimpan dulu, cepat naik..
Somi pasrah, ia naik ke punggung ten sebelumnya ia menutup pintu mobil dulu.
Somi : dasar ten..
Ten : bodok ah..
Somi mempoutkan bibirnya, dugaan somi benar, sepanjang perjalanan menuju ruang an yoojung banyak orang yg mengamati mereka berdua. Ten tidak peduli, ia masa bodoh sambil menebar senyum PD.
***
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Me? ~I.O.I VS WANNA ONE~
Teen FictionSuatu hari di sekolah SOPA terdapat 2 genk yg aneh dengan kehidupan mereka yg aneh