part 21

426 57 0
                                    

  Pagi ini rumah rasanya sepi banget, ngga terdengar suara apa-apa, kemana orang-orang pagi-pagi begini, eh ngga pagi banget sih, ini sudah jam 10 pagi. Gue baru bangun karena tadi malam ngga begitu tidur nyenyak.

Yah karena apa lagi kalau bukan uring-uringan mikirin Popor yang sama sekali tidak menghiraukan gue seharian kamaren.

Gue menuruni tangga sambil celingak-celinguk, berharap bisa menemukan keberadaan Popor.

Tapi gue cuma liat Papa yang lagi sarapan di meja makan.

Papa melihat kedatangan gue.

  "Sarapan dulu Vin..." kata papa masih fokus ke roti ditangannya sambil sesekali menyesap kopi.

Gue duduk dihadapan Papa sambil menenggok kearah dapur.

"Mama pergi sama Popor.." kata papa menyadari gue yang celingukan sedari tadi.

  "Kemana...?" Tanya gue akhirnya.

    "Mama kepasar, trus Popor minta ikut." Kata papa sambil beranjak dari duduknya.
Meminum habis kopinya.

" papa berangkat ketoko dulu ya.."

Gue mengangguk dan ikut berdiri mengiringi langkah Papa menuju pintu.

Gue mencium punggung tangan papa.

"Kapan nengokin toko Vin." Kata Papa sebelum beranjak dari rumah.

   "Iya nanti pa..." jawab gue ringan.

  "Ajak Popor ya..." Papa menepuk bahu gue sambil tersenyum. Senyumnya masih seperti dulu terlihat tegas. Dan gue cuma bisa mengangguk.

Gue kembali duduk di meja makan, memainkan makanan diatas piring. Hheeehh gue ngga punya selera makan sama sekali. Rasanya gue sudah terbiasa makan ditemani Popor, sambil menatap senyum ajaibnya.

Sekarang bahkan Popor sudah tidak ada sejak pagi. Ayolah apakah sekarang dia benar-benar ngga membutuhkan gue lagi.
Tiba-tiba gue menyesal mengajak popor ke Banyuwangi.

Gue beranjak dari meja makan sambil membawa piring roti gue dan segelas susu, niat gue ingin ke kamar saja, meneruskan pekerjaan gue tadi malam.

__________

Gue mendengar suara mama diluar sedang tertawa, gue memandang jam, sudah jam 12.30 apa saja yang dilakukan mama dan Popor dipasar.

Gue memutuskan untuk keluar kamar.
Saat gue membuka pintu, popor sedang menaiki tangga sambil mengibas-ngibaskan tangan di lehernya .

Gue tersenyum, ini kesempatan gue...

Tepat Popor sampai diatas gue sengaja menghalangi langkahnya, Popor bergerak kekiri. Gue ikut bergerak kekiri, begitulah seterusnya.

Gue memandang wajah Popor, jujur gue sangat merindukan wajah ini, matanya, senyumnya .

Popor mulai frustasi karena gue selalu menghalangi langkahnya.

   "Vin please.. i wanna go bath now... gerah banget.." kata Popor setengah berteriak.

Gue ngga bergeming, gue masih menatap wajahnya dengan tatapan menusuk. Mengisyaratkan kalau gue merindukan dia.

Popor tersenyum, ah senyum itu, rasanya sudah lama sekali tidak melihatnya.

Popor mengerakkan tangannya menyentuh pipi gue, deg... berhasil lagi membuat tubuh gue menegang. Popor tertawa kecil dan berlalu dari hadapan gue.

   "Por..." panggil gue. Popor menoleh kearah gue.
  Gue kangen sama lo. Lanjut gue didalam hati. Tapi anehnya mulut gue tetap terkunci.
  Popor masih berdiri disana, menunggu dengan tatapan heran. 
  "Vin..." katanya akhirnya setelah beberapa saat hening.
  "Eh ngga apa-apa." Popor menganggat bahu dan berlalu ke kamar mama.

EXTRAORDINARY GIRL [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang