Part 36

475 58 13
                                    

Suara derit roda ranjang besi rumah sakit bergema diseluruh koridor, beberapa kali terdengar getaran keras saat roda itu melewati beberapa lantai yang tidak rata, guncangan-guncangan kecil membuat deritan roda berubah menjadi suara hempasan keras dari ranjang besi itu. Dengan nafas terengah-engah, gadis berpiyama itu berlari mengikuti laju ranjang besi itu. Sesekali dia menyeka air bening yang jatuh di ujung matanya. Melihat tubuh yang selama ini dipeluknya dengan lembut terbaring lemah dengan warna merah yang mendominasi seluruh tubuhnya.

Entah sudah berapa lama dia berlari, tapi seakan lorong rumah sakit itu sangat panjang, sehingga sedari tadi mereka terus berlari sambil mendorong ranjang besi itu. Ya., mereka Popor dan beberapa perawat berbaju putih yang kini baju putih mereka pun tak luput dari cipratan warna merah dari tubuh Kevin.
Popor mengusap matanya lagi, merasakan matanya memanas melihat seorang suster terus meracau tidak jelas sambil menekan perut bagian kiri Kevin, sedangkan seorang lagi sibuk memompa alat yang menutupi mulut dan hidung Kevin.

Sesaat kemudian, ranjang besi itu kembali terguncang saat seorang perawat laki-laki yang sedari tadi menarik ranjang itu membelokkan arah ke sebelah kiri menuju sebuah ruangan bertuliskan tulisan Thailand. Tapi Popor tau itu ruangan operasi. Popor menahan sekuat tenaga agar tidak luruh kelantai. Rasanya dia ingin berteriak memanggilnya Kevin dan melarang dia masuk kesana. Tapi yang ada hanya air matanya yang kembali jatuh tanpa permisi.

   "Nona tunggu disini.." sebuah tarikan membuat tubuh Popor terpisah dari bagian sisi ranjang dan genggamannya ditangan Kevin begitu saja terlepas.

   "Kevin..." Popor menjulurkan tangannya kearah Kevin yang sudah menghilang di balik pintu besar itu. Popor berdiri mematung, sedangkan sang penarik bahunya tadi masih mencengkeram erat bahu Popor seakan dia mengerti akan kekhawatiran yang dirasakan Popor.
Dengan gerakan cepat Popor berbalik dan membuat cengkraman orang itu terlepas. Popor memandang sayu kearah wanita berbaju putih itu. Air matanya kembali menggenang siap untuk kembali luruh.

   "Tolong selamatkan dia..." Popor menggenggam satu tangan perawat itu. Perawat itu mencoba tersenyum lalu menepuk bahu Popor tanpa berkata apa-apa. Beberapa detik kemudian dia sudah melangkah pelan melewati tubuh Popor.
Popor menatap nyalang kearah lampu diatas pintu besar itu. Sesaat lalu terdengar dentingan kecil yang membuat lampu itu berubah merah, menandakan didalam sana sedang terjadi sebuah tindakan. Didalam sana, Kevin sendirian. Kesakitan. Dan Popor tidak bisa apa-apa selain menangis. Popor menutup matanya dengan kedua tangannya. Tangis nya akhirnya pecah. Dia menangis tanpa suara. Dia menangis sejadi-jadinya sampai luruh terduduk bersimpuh diatas lantai marmer putih itu. Tidak terdengar apa-apa selain suara tangisan tertahan dari Popor. 

Dia menangis tanpa suara, hanya tarikan nafas
yang terdengar sesekali. Untunglah dia masih ingat untuk bernafas. Sedari tadi dia juga hampir kehilangan akal sehat. Dia kacau, Popor yang selalu terlihat ceria untuk pertama kalinya se kacau ini. Bahkan sedari tadi dia tidak memakai alas kaki. Entah kemana perginya sandal tidurnya tadi hilang begitu saja. Popor mengusap kedua matanya dengan kasar. Meletakkan kedua tangannya didada, mengambil napas sedalam-dalamnya sambil menutup matanya.

    Tuhan... selama ini aku tidak pernah meminta macammacam kepada-Mu.

Aku selalu menerima apa yang kau berikan bagi hidup ku baik itu manis ataupun pahit.

Bahkan saat kau mengambil Ibu dari ku, aku tetap berusaha kuat, untuk semua orang.

Aku selalu menjadi anak manis selama ini.

Penyemangat untuk orang lain, untuk Papa dan Adikku.

Aku selalu tersenyum untuk membahagiakan orang lain. Walau pun kadang hati ku terasa sakit.


Sekali saja...

hanya kali ini....

biarkan aku bahagia..

biarkan dia yang sekarang membuatku bahagia...

Biarkan dia  membuatku tersenyum...

Biarkan dia  menjadi penyemangat dihidup ku...

Aku berjanji akan tetap menjadi gadis baik...

EXTRAORDINARY GIRL [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang