Part 28

430 54 8
                                    

To good at goodbyes ~ Sam Smith

"Por... plis... berhentilah menangis.." Kevin menatap Popor frustasi. Gadis itu terus menangis tanpa henti. Kevin sudah berusaha menenangkannya sejak tadi, bukannya mereda tangis Popor semakin menjadi. Ini pertama kalinya Kevin melihat Popor menangis separah ini. Bahkan tubuhnya masih gemetar seiring tangisnya yang tak kunjung reda.

"Damn...!" Kevin mengumpat pelan. Sedari tadi mereka terjebak macet yang sangat parah ditengah hujan lebat yang mengguyur jalanan kota Jakarta. Mobil Kevin hanya bergerak beberapa meter dan kembali terhenti dalam jangka waktu yang cukup lama.

Kevin kembali mengalihkan pandangannya kearah Popor, dia masih menangis . Mukanya memerah. Kevin terenyuh. Dia paling tidak bisa melihat seorang cewe menangis apalagi dia adalah orang yang dia cintai. Kevin menghela nafas pelan, seharusnya hari ini adalah hari yang spesial bagi Kevin. Hari dimana dia akan mengutarakan isi hatinya kepada Popor. Tapi semuanya berantakan dan dia berakhir seperti ini. Terjebak macet ditengah hujan lebat dengan pipi yang lebam serta ditemani tangisan Popor. Hari ini tidak bisa lebih buruk lagi kan...?

"Por...." Kevin menyentuh pipi Popor yang terlihat membiru. Popor menatap Kevin dengan mata yang memerah. Tangis Popor yang awalnya mulai mereda malah kembali kencang. Dia menggenggam erat tangan Kevin dan menenggelamkan wajahnya disana. "Ya Tuhan Por, ini ada apa...? Kenapa kau terus menangis, siapa dia dan kenapa dia kasar padamu...?" Kevin mulai tidak sabar. Sedari tadi Kevin menghindari pertanyaan ini karena mengerti Popor masih terpukul dengan kejadian di restoran tadi, tapi ayolah... ini tidak baik. Kevin seperti tidak melihat sisi Popor yang periang lagi, dia menangis sejak tadi tanpa berhenti.

   "I'm sorry Vin... i'm sorry..." hanya itu sedari tadi keluar dari bibir Popor.

Maaf...maaf..maaf...

   "Por... sudah lah berhenti meminta maaf.." Kevin melepaskan sabuk pengaman nya dan menangkup kedua pipi Popor. "Dengerin aku Por... kamu tenang ya.. semuanya akan baik-baik saja, aku akan urus semuanya, aku bakal pastiin kalau dia ngga akan berani ganggu kamu lagi, jadi kamu ngga perlu takut, ada aku disini..." Kevin memandang Popor dengan perasaan terluka, Popor terlihat kacau. Kevin tidak akan tinggal diam membiarkan ada orang yang ingin menyakiti Popor seperti itu lagi.

   "You dont understand..." Popor menggeleng pelan sambil menunduk. Dia terlihat berusaha menahan air matanya agar tidak kembali mengalir, tapi sia-sia air matanya terus saja mengalir tanpa henti.

   "Hei... lihat aku Por... apa yang tidak aku mengerti, katakan saja..." Kevin berusaha mengangkat dagu Popor supaya kembali menatap wajahnya. Popor sesegukan lagi, tubuhnya bergetar karena menahan tangisnya. Kevin menghapus air mata di wajah Popor yang memerah sempurna. "Kita akan laporkan kejadian ini ke papa mu, dia tidak akan membiarkan anaknya di sakiti seperti ini, aku juga seperti itu, aku ngga mau ada yang menyentuh kamu lagi seperti itu, lebih baik aku saja yang menderita Por..." kata Kevin sambil menenggelamkan wajah Popor kedadanya.

    "No... please..no...Vin... dont ever say anything about this to Papa, No..." Popor melepaskan diri dari Kevin. Mendorong pelan dada Kevin hingga membuat jarak diantara mereka.

  "Kenapa Por...? Ini tindakan kriminal.. penyerangan tiba-tiba seperti itu, papa mu bis.."

    "Please Vin.. promise to me.. jangan sampai papa tau, dia sudah banyak fikiran Vin, aku, Earth, perusahaan....." Popor menyeka air matanya dengan kasar.

EXTRAORDINARY GIRL [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang