part 12

509 35 0
                                    

Kami sudah berada di meja makan, sambil menyantap roti bakar dan segelas susu hangat buatan Popor.

Sesekali gue melirik kearah Popor yang terlihat agak salah tingkah, entah kenapa keadaan menjadi canggung sekarang. Popor ngga biasanya sediam ini, apakah dia marah sama gue...?

Gue masih ngga ngerti apa yang terjadi dengan kami berdua,semua terasa berbeda sekarang, setelah semua yang kami lalui selama ini walau pun hanya sesingkat itu, entah kenapa gue merasa ada ikatan yang kuat antara gue dan Popor, bahkan gue setakut itu dia menghilang.

bagaimana kalau Popor benar-benar pergi nanti, apakah semuanya akan baik-baik saja dan kembali seperti sedia kala.

gue masih belum bisa memastikan perasaan gue ke Popor, gue masih belum bisa memastikan ini perasaan cinta atau cuma rasa khawatir gue yang terlalu berlebihan kepadanya.

semoga saja ini bukan cinta, gue ngga akan sanggup menghadapi amarah pa bos saat gue meminta putri nya menjadi milik gue.

Pa Bos memang bukan seorang yang pemarah dan mudah murka, tapi gue tahu betul bagaimana atasan gue itu  kalau dia marah.

gue ngga mungkin mencari masalah dengan Pa Bos. Apa lagi ini menyangkut tentang kebahagiaan putrinya, pasti dia ngga akan main-main, dia pasti udah menyiapkan jodoh terbaik untuk putrinya.

  gue kembali melirik Popor, dia masih diam saja, kami duduk berhadapan dengan mulut yang masih sama-sama bungkam. keadaan seperti ini benar-benar membuat gue ngga nyaman. apa Popor bener-bener marah pada gue?

   "Por kita jadi berangkat ngga....?" gue mencoba mencoba mencairkan kecanggungan diantara kami.

    "oh..ehh..iya Vin..." Popor masih terlihat canggung.

  "kalau gitu gue mandi sebentar nanti kekos dulu ngambil beberapa barang.." kata gue datar, sepertinya usaha gue mencairkan suasana ngga berhasil, gue emang sekaku itu.

#########

  Gue sudah selesai dengan aktifitas gue dikamar mandi, sekarang gue sibuk mengorek-ngorek lemari Popor, mencari sesuatu yang bisa gue pakai. cuma ada baju dan celana gue yang kemarin dicuci Popor, ngga mungkin gue memakai kemeja hanya untuk sebentar pergi ke Kos.

  Disitu juga ada beberapa baju kaos Pa Summate yang lagi-lagi semua berukuran extra size. Gue berfikir sejenak, ah daripada gue ngga pakai baju lebih baik gue pakai yang ada, cuma buat sebentar juga sih.

setelah sekian lama memilih akhirnya gue memilih kaos biru muda yang agak sedikit kecil,walau ngga sekecil itu, masih terlihat kebesaran dibadan gue.

Gue menuruni tangga dan mendapati Popor tengah sibuk dengan baju-bau yang dia masukkan kesebuah tas besar. Mendengar langkah gue menuruni Tangga , sontak Popor menoleh, dia diam sejenak lalu tertawa keras.

Awalnya gue binggung dengan tawa Popor, tapi tiba-tiba gue tersadar dengan penampilan gue sendiri, oh pantas, dia menertawakan baju gue yang kebesaran itu.

   "Biasa aja kali Por ketawanya, ini baju papa lo juga tau..." kata gue sambil mendekati Popor yang sudah terduduk di sofa sambil memegangi perutnya.

   "you look so funny vin, you look like my pather." kata Popor disela-sela tawanya. gue duduk disisi Popor dan memencet hidung besar Popor. Popor sedikit meringis sambil memegangi hidungnya.

  Gue hanya tersenyum, gue lega baju gue yang kebesaran bisa mencairkan suasana yang canggung antara gue dan Popor.

  Kini mata kami bertemu, gue melihat kebahagiaan dimata Popor, entah karena dia senang karena puas menertawakan gue atau karena alasan lain, tapi gue seneng bisa melihat dia bahagia, walau terkadang gue lah yang jadi bahan tertawaan Popor.

EXTRAORDINARY GIRL [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang