part 22

475 48 1
                                    

  
  Sore itu, ka Shannon mengajak gue bermain bulutangkis di lapangan samping rumah mama, lapangan yang memang kami buat dulu saat kami tergila-gila dengan bulutangkis, walau gue selalu jadi saaran empuk Shannon buat dia smash, tapi gue ngga pernah kapok untuk menantang dia main bersama.

  Seperti sekarang, dia mulai melancarkan smash-smash keras mengarah kebadan dan kepala gue. Sesekali dia tertawa terbahak melihat gue yang harus berusaha menangkis smash kerasnya.

Gue cuma mengerucut kan bibir, dasar sudah punya anak kelakuan masih aja kaya anak kecil.

Sambil melihat gue dan Shannon bermain, ka Dinar dan Popor duduk di tepi lapangan sambil masih bermain dengan Devin.

Popor sedari tadi lengket dengan bayi gemuk itu, setelah lepas dari mama malah sekarang dia nempelnya sama Devin.

Coba lihat bayi itu, tertawa keras saat Popor mengelitiki perutnya dengan wajah Popor. Ah beruntungnya Devin. Coba itu gue pasti.... 

Gue menggelengkan kepala keras, mengusir fikiran absurd yang sudah memenuhi kepala gue dari tadi pagi. Saat melihat bibir sensual Popor menyentuh Pipi lembut Devin, hampir membuat gue gila. Bibir pink yang selalu terlihat basah.

What....! Otak gue udah geser kayaknya .

  "KEVIN.....!!" Gue mendengar teriakan Ka Shannon yang sudah memasang ancang-ancang ingin memberikan smash keras. Bukk..
Sial gue ngga sempat mengelak.

  "Aahhhrrrggghh..." gue merintih kesakitam saat shuttle cock mendarat keras di mata bagian kiri gue.

   "Sorry Vin, abis lo bengong...!" Bukannya merasa bersalah, Shannon malah terdengar menahan tawanya.

Sedangkan gue merasa perih luar biasa di bola mata gue. Gue jongkok sambil mengusap mata gue yang sudah memerah dan berair.

Saat gue merasa ada yang menarik tangan gue keluar lapangan. Gue mengintip sedikit dari mata kanan gue, gue melihat wajah khawatir Popor yang terus menarik gue menuju rumah.

__________

   Popor mengompres mata gue dengan es, sesekali dia meniup pelan mata kiri gue yang belum bisa gue buka. Gue hampir kehabisan oksigen sedekat ini dengan Popor

   "What are you doing Vin, its so Dangerous, your eye can be irritation .." Popor terliat sangat khawatir.

   "Maaf gue meleng tadi.." cicit gue.
Popor hanya menggelengkan kepalanya sambil menyeka mata gue yang masih berair.

Sedikit banyaknya gue bersyukur, mata gue yang sakit bisa membuat perhatian Popor kembali ke gue, gue tersenyum kecil.

  "You must check your eyes in Hospital." Popor masih terlihat khawatir dengan mata gue yang masih berair.

   "Ngga usah Por, ini ngga apa-apa ko, tuh lihat gue udah bisa buka sedikit ko..." gue berusaha membuka mata gue pelan, masih perih.

   "Apakah sakit...?" Popor menautkan keningnya mendengar gue merintih pelan.

Gue menggeleng, entah kenapa perih dimata gue ngga seberapa dengan perasaan aneh di dada gue.

   "Loh.... kenapa Vin.." mama tiba-tiba saja sudah berada dibelakang Popor.

   "Biasa ma Ka Shannon, jahilnya kambuh..." kata gue sambil meletakkan kompres dimata gue.

   "Mau periksa kerumah sakit nggak.., itu mata kamu bengkak lo vin..." mama menatap Popor, di respon Popor dengan anggukan.

  "Ngga usah lah ma, ini nanti juga kempes, ini sudah dikompres ko sama Popor..." gue menatap Popor yang masih menautkan alisnya, memandang gue dengan pandangan khawatir.

EXTRAORDINARY GIRL [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang