Part 34

492 57 0
                                    

Symphony~ Clean Bandit ft. Zara Larsson


Entah kenapa rasanya sangat aneh, mungkin karena ini sesuatu yang baru bagi gue. Dulu saat sebelum ada cewek yang namanya Popor tidak ada yang lebih gue cintai sesudah keluarga gue selain diri gue sendiri. Bagi gue, lebih baik mencintai diri sendiri terlebih dahulu dari pada repot-repot mencintai orang lain dan berkorban untuk orang tersebut. Karena memang selama gue lahir tidak ada cewek yang gue cintai selain mama gue.
Tidak ada dan tidak perlu. Itu prinsip gue. Tapi bukannya gue orang yang terlalu menutup diri sehingga tidak memikirkan tentang menikah dan punya keturunan, gue memikirkannya kok 'kadang-kadang'.
Saat mama menelpon menanyakan tentang pasangan, sempat terbersit difikiran gue tentang sosok istri gue nanti, tapi seperti arti dari kata 'terbersit', pikiran itu hanya sekedar lewat lalu terlupakan begitu saja saat Mama sudah mematikan telponnya.
Yah begitulah, saat itu gue berfikir, iya gue akan menikah tapi nanti, dan gue juga tidak terlalu memikirkan nanti itu kapan. Tidak terlalu penting bagi gue.

Sekarang secara tiba-tiba, dalam kurun waktu sesingkat singkatnya pola pikir gue jungkir balik begitu saja. Cewek sialan itu yang membuat gue menjadi orang bodoh yang menangis karena ketakutan saat menyadari kalau gue mencintai dia.
Bayangkan saja, Seorang Kevin menangis...?
Ck! Itu benar-benar hal yang sangat tidak mungkin. Tapi memang itu terjadi dan setiap gue mengingatnya gue merasa lemah sekaligus malu. Hal yang benar-benar tidak terprediksi dalam sejarah kehidupan gue, sejauh yang gue ingat cuma Ka Shannon yang bisa membuat gue menangis, itupun saat gue masih SMP. Dan tentang apa sebabnya gue tidak ingat.

Bila lo senasib dengan gue, 'baru pertama kali jatuh cinta' mungkin lo akan mengalami rasa takut berlebihan seperti yang gue rasa sekarang. Bagi beberapa orang yang baru pertama jatuh cinta, kehilangan itu hal yang sangat berat dan bisa saja itu berujung dengan tangan yang tersilet atau tubuh yang tergantung di dalam kamar mandi. Aaa... gue mengerti sekarang, bagaimana perasaan orang-orang yang nekat mengakhiri hidupnya karena patah hati, rupanya begitu rasanya, memang benar, saat lo udah nyerahin hati lo untuk pertama kalinya untuk seseorang dan lo patah hati, semuanya selesai.... lo akan berakhir bunuh diri kalau lo tidak bisa mengendalikan diri lo. Dulu itu terdengar Konyol, dan gue orang pertama yang akan tertawa dan berteriak 'BODOH' setiap mendengar ada orang yang mengakhiri hidupnya hanya karena patah hati. Tapi sekarang, sungguh gue mengerti. Dan gue tau bagaimana rasanya.
Rasanya seperti tidak ada lagi hari esok. Rasa ketakutan, putus asa, dan kehampaan yang berujung lo akan menyalahkan segala sesuatu yang ada di diri lo sendiri.
Itu salah memang, tapi begitulah kenyataannya, mungkin banyak yang bisa selamat, tapi tidak sedikit yang berakhir di pancungan.

Memikirkannya saja sudah membuat tulang-tulang gue ngilu, gue memang pertama kali jatuh cinta, tapi cara gue menyadarinya juga tidak mudah. Untuk sekelas gue yang 'belum pernah jatuh cinta', diawal memang gue tidak bisa langsung memutuskan kalau gue jatuh cinta, semuanya masih abu-abu.
Setahu gue itu cuma perasaan nyaman yang biasa gue rasakan, seperti saat gue berada didekat cici Butet atau Marcus.
Tapi lama kelamaan gue malah semakin bergantung pada dia, merasa ketakutan setiap dia tidak ada, merasa selalu ingin menggenggam tangannya, melihat senyumnya, mendengar suaranya, dan selalu ingin didekatnya.
Mereka bilang, 'Kevin, lo itu jatuh cinta' tapi dengan angkuh gue mengelak itu semua, masih memegang prinsip 'Kevin tidak butuh cewek'. Dan menepis segala perasaan yang kian membuncah seiring berjalannya hari.
Saat perasaan itu semakin nyata, malah menimbulkan ketakutan baru yang membuat gue hampir kehilangan dia, beruntung gue segera sadar dan kembali berdiri tegak untuk siap mengejarnya, tapi memang, dimana saja yang namanya cinta itu selalu rumit. Lagi-lagi gue jatuh karena spekulasi yang gue buat sendiri. Lagi dan lagi, gue jatuh bangun berdarah-darah mengejar cewek aneh itu.
Dan rasanya memang seperti naik roller coaster di taman bermain Dufan. Perjalanan tidak akan semulus jalan tol. Cinta itu rumit dan terjal. Gue sudah terperangkap dalam situasi ini dan tidak ada jalan lagi untuk gue lari selain menjalaninya dan menyelesaikan hingga garis finish.
Yaitu saat gue menyatakan perasaan gue kepada Dia. Tapi percaya atau tidak, setelah menyusulnya sejauh ini, memeluknya beberapa kali, mengucapkan kata rindu di telinganya dan memintanya agar tidak pergi. Tetap saja dalam hal menyatakan cinta bukan perkara mudah bagi gue, apalagi kejadian malam itu masih menyisakan sedikit trauma di otak gue.
Yang gue tau adalah sebuah pernyataan cinta haruslah sesuatu yang sangat berkesan dihidup seseorang. Gue ingin menyatakan perasaan gue disaat dan waktu yang pas sehingga dia orang yang gue cinta bisa mengingatnya sebagai moment yang paling indah di hidupnya. Yang membuatnya selalu menitikkan air mata bila mengingatnya suatu saat nanti. Apalagi gue secara tidak langsung juga akan sekaligus 'melamar' dia dan memintanya untuk menemani gue seumur hidup. Rasanya tidak pantas hanya diucapkan dengan sekali lewat tanpa melewati proses yang indah. Setidaknya itu yang gue tau dari beberapa film romantis yang pernah gue tonton. Walau gue akan merasa mual setelah menonton film seperti itu. Tapi gue beruntung punya acuan untuk kehidupan percintaan gue karena terpaksa menonton film yang gue anggap membosankan itu.

EXTRAORDINARY GIRL [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang