Part 50 [END]

733 69 37
                                    

There for you ~ Martin Garrix ft. Troye Sivan

Selamat membaca

"Jadi kau benar-benar akan pergi?"

Kevin sudah mengira akan ditodong Greysia dengan pertanyaan itu pagi ini. Kevin enggan menjawab, karena jawabannya sudah sangat jelas dengan keadaannya sekarang. Kevin sudah membawa tas jinjing kecilnya.

"Berarti sia-sia tadi malam aku membawakan bajumu dari hotel, ku kira setelah kemarin kau akan tinggal lebih lama." Greysia menggaruk hidungnya. Merasa jengah dengan Kevin dan Popor yang menurutnya bertingkah kekanakkan. Greysia yakin seribu persen kalau mereka masih saling mencintai, tapi mereka malah selalu menempuh jalan yang sulit.

"Aku hanya menepati janjiku Greys," Kevin menutup matanya lama. Kejadian tadi malam kembali berputar di memorinya. Bagaimana Popor menangis hampir satu jam didadanya hingga kaosnya benar-benar basah. Dan setelah itu Kevin kira semuanya akan baik saja, Popor akan kembali menggenggam tangannya. Tapi nyatanya Popor kembali menampik semua genggaman Kevin.

Malam itu tidak ada apa-apa lagi selain keheningan. Popor sudah menolak ajakan Kevin untuk singgah sebentar di Senayan, dan meminta Kevin untuk mengantarkannya pulang.

"Ku harap kau menepati janjimu Kevin, pergilah selagi kau bisa."

Kevin masih mengingat dengan jelas bagaimana intonasi Popor saat mengatakan itu, datar dan dingin hingga dia menggigil saat mendengarnya.

Akhirnya malam itu berakhir begitu saja, Kevin dan Popor berpisah dengan situasi yang tidak mengenakkan.

"Jadi kau benar-benar akan menyerah?" Greysia mengernyitkan dahinya, emosi sudah siap dia lontarkan kepada Kevin, kenapa pria ini tidak berubah sedikitpun. Tetap saja pengecut.

"Aku tidak menyerah Greys," Kevin menatap mata Greys lamat-lamat, seakan sudah tau kalau Greys akan berteriak di kalimat berikutnya. Dan saat mendengar itu, Greysia menelan bulat-bulat teriakan yang sudah sampai ditenggorokannya.

"Aku memang pergi, karena aku sudah berjanji padanya untuk pergi setelah hari ku bersamanya, tapi bukan berarti aku menyerah, aku hanya memberikan dia waktu Greys, mungkin aku sudah bisa menerima semua ini, tapi belun tentu Popor bisa, biarkan dia merenungi semuanya, aku sudah melakukan semuanya sebisaku, mencoba membangun perasaan kami dari awal, tapi kenyataannya dia belum bisa menerima semua itu, lagi-lagi ini tentang lukanya, lukanya belum sembuh Greys."

Greysia menghembuskan napas panjang. Dia sungguh tidak mengerti kenapa Popor sangat takut untuk kembali pada Kevin.
"Aku tidak mengerti dengan kalian berdua, sebenarnya kau bisa saja tinggal disini Kevin, dia memang memintamu pergi, tapi mungkin saja sebenarnya hatinya mengharapkanmu tetap tinggal."

"Tidak bisa seperti itu Greys, sebesar apapun keinginan ku untuk tinggal aku tetap harus menahannya, aku hanya ingin memberikan ruang yang nyaman bagi Popor untuk menerima ku lagi, tanpa harus mendesaknya atau memaksanya, aku tidak mau membuatnya terluka lagi."

"Kenapa kalian sangat hobi membuat semuanya menjadi rumit, sebenarnya simpel saja, kalian kembali bersatu dan mencoba semuanya pelan-pelan, lalu apa masalahnya."

"Kau akan mengerti nanti Greys."

"Semoga saja tidak, aku tidak mau mengerti." Greys dengan cepat memotong kalimat Kevin dan memijit dahinya yang terasa berdenyut. Kalimat panjang lebar Kevin membuat otaknya berfikir ekstra. Dijaman serba instan ini masih saja ada orang yang berpikir terlalu pelik seperti itu.

EXTRAORDINARY GIRL [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang