Part 40.2

601 55 10
                                    

Putar lagunya sambil baca, itu perasaan Kevin banget..

If you leave me now ~ Charlie Puth Feat. Boys II men.

   

  Suasana Bandara Soekarno-Hatta siang itu cenderung lengang. Hanya beberapa orang yang terlihat berseliweran di koridor menuju transit.

Semua orang terlihat berjalan tenang melintasi lantai bandara yang terlihat mengkilat karena hari itu sangat panas.

Sangat panas sampai-sampai Kevin beberapa kali menyeka dahinya yang berkeringat. Bukan hanya suhu yang panas, tapi juga hati Kevin. dan bukan hanya dahinya yang berair. Tapi juga matanya.

Kevin berlari melintasi orang-orang yang berjalan berlawanan arah dengannya.
Entah bagaimana dia sudah sampai di bandara sepuluh menit lalu.

Jangan bertanya bagaimana caranya Kevin kembali ke Jakarta. Setelah menerima telpon dari Greysia dan menggedor pintu Marcus, Kevin langsung menyiapkan diri untuk keberangkatan kembali ke Jakarta.

Marcus yang melihat Kevin berteriak di depan pintunya hanya menatap Kevin datar dan berkata akan menghubungi Tontowi.

Kevin anggap itu adalah izin untuknya dari Marcus untuk meninggalkan tanggung jawabnya di Jogja.

Dia punya tanggung jawab yang lebih besar. Lebih tepatnya masalah yang lebih besar.
Bahkan terlalu besar hingga membuat Kevin tidur di bangku bandara malam itu.

Tidak ada penerbangan malam itu dari bandara Jogja. Bayangkan saja itu tengah malam. Siapa yang ingin ke Jakarta tengah malam seperti itu.

Walaupun begitu Kevin tidak kembali ke hotel, dia lebih memilih bermalam disana agar bisa mengejar penerbangan pagi. Dia tidak ingin kehilangan waktu sedikitpun sekarang. Dia harus bertemu Popor secepatnya. Dan memastikan yang dikatakan Greysia tadi malam adalah tidak benar.

Dia akan melihat Popor tersenyum padanya nanti saat mereka bertemu. Dan Kevin akan memeluk Popor dan membisikkan betapa dia ketakutan.

Ya...
Kevin masih yakin hingga sekarang bahwa semua ini hanya kesalahan. Popor hanya sedang mengerjainya. Dia ingin Kevin kembali menemuinya. Dia sangat merindukan Kevin. Hingga membuat lelucuan yang tidak lucu ini.

Dan disini lah Kevin, sedang berlari keluar Bandara dengan tas selempang kecilnya. Dia bahkan tidak membawa baju-baju. Dia hanya membawa ponsel dan dompet saja. Sisanya tidak penting.

Bahkan laptopnya. Pekerjaannya, semuanya tidak penting sekarang.

  "Taksi...!!" Kevin berteriak kearah taksi yang berjalan kearahnya.

Kevin bergegas masuk kedalam taksi itu setelah beberapa saat Taksi itu berhenti di hadapannya. Tanpa ba-bi-bu lagi , Kevin menginstruksikan sang sopir untuk menuju ke alamat rumah Popor.

Kevin duduk gelisah didalam taksi yang sejak tadi tidak bisa bergerak. Beberapa kali dia menyeka wajahnya kasar dan mengumpat kecil karena siang itu Jakarta sangat macet.

Seharusnya Kevin bisa sampai dirumah Popor dalam Setengah jam, tapi Kevin sudah merasa berjam-jam di dalam taksi itu. Waktu berjalan sangat lambat.

   "Pak, apa tidak ada jalan lain...?" Kevin mulai membuka suaranya karena tidak ada tanda-tanda taksi itu akan keluar dari kemacetan.

   "Wah... Ngga ada mas, kalau jalan lain juga padat biasanya kalau jam makan siang kayak gini..." Sahut lelaki berumur sekitar 40-an itu enteng.

Kevin juga tau, dia sudah bertahun-tahun di Jakarta, dan dia hapal betul dengan jam macet seperti ini. Tapi ayolah... Bisakah hari ini saja jalanan lancar. Kevin sudah tidak sabar bertemu Popor.

EXTRAORDINARY GIRL [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang