EXTRA PART 1 : BRIDAL SHOWER

58 3 0
                                    


Kevin sudah bolak-balik ruangan itu hampir sepuluh kali. Suara dengkuran nyaring Fajar tidak bisa membuat perhatiannya teralih. Daripada ikut bergabung dengan fajar diatas kasur itu, saling beradu dengkuran, kevin lebih tertarik berjalan bolak-balik ditengah ruang kamar Fajar. Memang sejak beberapa hari belakangan Kevin menginap dirumah Fajar, ini tentang acara pernikahannya dengan Popor yang akan berlangsung besok lusa. Sebenarnya bukan itu yang membuat kevin kesulitan menutup matanya,. Ini tentang Popor dan teman-temannya yang sedang berkumpul untuk mengadakan acara BRIDAL SHOWER. Oh ayolah, bahkan Kevin tidak pernah mendengar istilah itu sama sekali. Tapi tetap saja Greysia memaksa Popor untuk mengikuti acara kekanakan itu.

Apalagi Greysia juga melarang Kevin untuk bertemu Popor selama tiga hari belakangan ini, katanya ini ujian terakhir untuk Popor dan Kevin. Konyol! Kevin benar-benar tidak mengerti apa yang ada dipikiran gadisgadis hingga mengadakan acara kekanakan itu. Popor pun seperti menuruti keinginan teman-temannya, selama tiga hari ini Popor tidak ada menghubungi Kevin sama sekali. Apa maksudnya itu semua? Kevin sama sekali tidak habis pikir.

       Kevin masih mengingat betul bagaimana satu bulan dia lalui dengan bolak-balik Jakarta-Semarang untuk mempersiapkan pernikahannya dengan Popor. Popor memang awalnya tidak mengijinkan Kevin untuk ikut turun tangan, hanya saja kevin berpikir dia juga harus ambil bagian, setidaknya dia harus selalu disamping Popor selama mempersiapkan pernikahan mereka, kevin tidak mau kejadian masa lalu terulang Kembali, Kevin siap pasang badan jika ada yang ingin menggagalkan pernikahan mereka lagi.

Tapi nyatanya saat waktu itu sudah hampir tiba,
dia malah kesulitan untuk bertemu  Popor. Bagaimana kalau saat Kevin tidak bersama Popor ada seseorang yang ingin mencelakai Popor atau malah ada yang ingin menculik Popor, bagaimana kalau Yuchen atau Anthony datang lagi. Kevin mengacak rambutnya frustasi, dia sangat merindukan Popor sekarang. Dan apapun yang terjadi Kevin ingin melihat Popor sekarang juga tidak perduli dengan Greysia atau teman-temannya.

Kevin menatap Fajar yang masih tertidur lelap. Rasanya akan sia-sia kalau kevin membangunkan Fajar, lagi pula hari sudah benar-benar larut. Kevin mengalihkan pandangannya keatas nakas yang berada disamping tempat tidur Fajar, bibir Kevin seketika membentuk lengkungan sempurna, dia tau apa yang harus dia lakukan.
Dengan pelan Kevin berjalan menuju nakas yang berada tepat disamping Fajar, setelah mengiubaskan beberapa kali tangannya didepan wajah Fajar untuk memastikan kalau dia benar-benar sudah tidak sadar, dengan kecepatan cahaya tangannya menyambar ponsel Fajar yang tergeletak diatas nakas.

Dengan berlari Kecil kevin keluar dari kamar membawa ponsel fajar menuju dapur. Setelah memastikan semuanya aman, kevin segera menscrool dengan cepat kontak diponsel Fajar, dan setelah mendapatkan nomor yang dia inginkan Kevin segera men-dial nomor itu.

“ngapain sih Jar nelpon malam-malam begini, ganggu aja!” Suara Khas dari Apri terdengar.
Kevin menarik ujung bibirnya mendengar suara gaduh dari ponsel Apri, dan disana juga ada tawa Popor, berarti benar, Apri juga ikut acara itu.
“Hallo! Fajar! Kamu ngigo ya? Aku tutup nih ya!” Apri terdengar bingung karena lawan bicaranya hanya diam saja.

Kevin berdehem, berusaha meniru suara Fajar.  “kau dimana Pri?” Kevin sangat berusaha meniru suara Fajar walau terdengar aneh.

“Aku? Bukannya aku sudah bilang kalau hari ini aku akan menghabiskan malam bersama Popor dan yang lainnya.”

“aku hanya ingin memastikan.” Kata Kevin gugup.

“Aneh sekali.” Apri terdengar bergumam. “Aku dirumah Greysia, kami akan begadang semalaman ini, jadi jangan menggangguku lagi, oh ya ngomong-ngomong, ada apa dengan suaramu? Kau terdengar seperti Kevin?”

“Hahaha! ini karena aku sering berbicara dengan dia, jadi aku agak terpengaruh logatnya.” Kevin berusaha tertawa seperti Fajar.

“Aku tidak peduli, sana pergi! Jangan
menelponku lagi, dasar!”

Panggilan segera terputus, Kevin bisa bernapas lega, untung saja apri itu bodoh, jadi dia bisa mengelabuinya dengan mudah, seandainya itu Popor, ceritanya akan  lain. Kevin tersenyum puas, akhirnya dia tau dimana Popor. Dan dia juga tau harus berbuat apa. Kevin berbalik dengan cepat, dan saat dia melihat wajah Fajar muncul dihadapannya, Kevin hampir saja berteriak.

“sedang apa disini Vin?” gumam Fajar dengan mata yang setengah terbuka.

“oh, aku..itu.. aku haus Jar jadi aku mencari air minum.” Kata Kevin segera menyembunyikan ponsel Fajar kebelakang tubuhnya.

“oh! Kulkasnya disitu Vin!” katra fajar sambil menunjuk kerah pojok dapur, selanjutnya dia sudah menyeret langkahnya menuju kamar mandi.

“Fajar! Tunggu deh!” Kevin menghampiri Fajar yang sudah sampai didepan pintu kamar mandi. “Aku mau minjam mobilmu, boleh tidak?” Kata Kevin canggung. Mata Fajar yang masih terlihat mengantul mengerjab beberapa kali.

“untuk apa?’ sahutnya sangat pelan.

“itu, aku ingin mencari makanan, aku agak lapar.” Kevin mengaruk tengkuknya gugup, Takut Fajar curiga padanya.

“Hhhh.” Fajar hanya terdengar melenguh pelan sambil membuka knop pintu kamar mandi, selanjutnya Fajar sudah benar-benar menghilang berganti dengan bunyi flash yang nyaring. Kevin tersenyum lagi, Fajar dan Apri sama-sama bodoh.

***
Kevin memeriksa jamnya, sudah pukul 12.30 malam, dan dia sudah berdiri didepan pintu rumah Greysia setelah meyakinkan satpam penjaga pagar rumah Greys bahwa dia adalah kurir pengantar pizza. Bahkan Kevin harus membeli jaket dan topi atribut pengantar pizza lengkap dengan pizza ukuran jumbo yang dia beli di restoran pizza yang buka 24 jam.

Kevin kembali melirik kearah halaman besar rumah Greys, disana sudah berjejer empat mobil milik teman-teman Popor, termasukl juga mobil Apri. Kevin meneguk salivanya, kalau8 sampai ndia tertangkap basah oleh gadis-gadis itu, dia tidak akan selamat. Tapi Kevin sudah tidak bisa menahan rindunya pada Popor, Dan Kevin tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini.

Baiklah. ini dia. Kevin hanya harus berharap bahwa yang akan membuka pintu adalah Popor, kalau tidak tamay riwayatnya.

Ting tong

Kevin  memencet bel itu satu kali, dan jantungnya sudah benar-benar seperti mau lompat dari tempatnya. Tidak ada sahutan, Kevin kembali memencet bel itu. Dan mulai terdengar derap langkah seseorang menuju pintu. Kevin membetulkan posisi topinya untuk menutupi sebagian wajahnya.

Beberapa saat Kemudian pintu terbuka, Kevin mengintip sedikit kearah wajah orang yang membukakan pintu. Bibirnya segera tersenyum. Itu benar-benar Popor.

“pizza anda.” Kata Kevin masih berusaha menyembunyikan wajahnya.

“pizza?” Suara Popor terdengar bingung. Kevin tersenyum lagi, rasanya sudah sangat lamna Kevin tidak mendengar suara lembut itu. ”Greys!!! Apa kau memesan pizza?” Popor terlihat berteriak kearah dalam rumah.

“tidak Por! Mungkin salah alamat!” Suara samar Greys terdengar dari kejauhan.

“Oh, maaf mas mungkin anda salah alamat.” Kata Popor sambil memegang sisi pintu berniat menutup pintu besar itu.

“ini salah satu hadiah nona.” Kata Kevin cepat sebelum pintu itu benar-benar tertutup.

Popor terlihat terdiam, mungkin dia mulai mengenali Kevin. “ kau tidak mengenaliku nona?” Kevin menaikkan posisi topinya dan tanpa bung waktu menarik tangan Popor hingga tubuh Popor menabrak dadanya, sedangkan koptak pizza itu sudah terlempar entah kemana.

“Kevin!” Popor terpekik pelan.

“sssstttt... diamlah, atau aku akan ketahuan.”

Kevin segera menutup pintu rumah Greysia dan menarik Popor kesalah satu sudut taman rumah itu.

“Aku merindukanmu....” Kevin menatap mata Popor sambil tersenyum.

“Kevin!  Kenapa kau melakukan ini? Ini sudah sangat malam.” Popor meletakkan kedua telaoak tangannya didada kevin, sedangkan Kevin semakin  menarik tubuh Popor ke pelukannya.

“Aku, kan sudah bilang kalau aku merindukanmu, lagipula Greysia tidak akan memberiku izin untuk bertemu denganmu sebelum hari pernikahan kita, aku sangat tersiksa Poir bila tidak melihatmu satu hari saja.” Kevin meletakkan kepalanya di bahu Popor.

“kau sangat lucu.” Gumam Popor sambil menenggelamkan wajahnya di dada Kevin. “Aku juga merindukanmu.” Sambung Popor.

“Haruskah aku membawamu kabur dari sini
Por?”

“jangan lakukan itu, atau Greys akan marah, kau tau kan terakhir dia marah bagaimana?”

“iya aku tau, mungkin dia akan meneriakiku maling dan membangunkan seluruh penghuni komplek.” Kevin merengut. Dan itu mengundang tawa Popor.  “boleh aku membawa pulang senyum dan tawamu itu?” Kevin menyentuh bibir bawah Popor.

“kau boleh membawa pulang semua yang ada pada diriku.” Popor ikut menyentuh bibir Kevin.

“saat waktunya tiba kau akan menyesal
mengatakan itu Por!”

Detik berikutnya tidak ada yang bicara lagi, karena bibir Kevin sudah menutup semua ruang untuk bibir Popor bicara. Popor bisa merasakan bagaimana rasa rindu Kevin dari ciuman itu, saat kesibukan untuk mempersiapkan pernikahan menyiuta semua waktu mereka hingga mereka tidak punya banyak waktu lagi untuk saling bersamna seperti ini.

Popor sadar, keselamatannya terancam setelah pernikahan mereka benar-benar selesai nanti, Kevin sudah terlalu lama menahan dirinya selama ini, itu bisa Popor erasakan disetiap degup jantuh Kevin yang selalu bisa dia dengar. Kevin berusaha keras menahjan dirinya dan hanya melampiaskannya didalam ciuman ini , menyalurkan sega;la hasratnya disana, hinggas popor bahkan tidak punya kesempatan untuk mengambil napas, Kevin menenggelamkannya sangat dalam.

“Aku sangat tidak sabar menunggu.” Lirih Kevin dengan nafas terenggah-enggah, memberikan jeda untuk Popor mengumpulkan oksigen, lalu kembali mengulang ciuman mereka, tanpa mengurangi ritmenya. Kevin menahan setiap titik tubuhnya yang berteriak dan berontak menyuruh Kevin segera menculik Popor dari sini dan melampiaskan segala hasratnya saat ini juga. Kevin masih dikuasai akalnya walau hanya sedikit, dia masih ingin melakukan semuanya dengan benar, saat Popor sudah menjadi istrinya nanti, maka segala penantian beratnya selama ini akan terbalas, dan dia tidak perlu lagi menahan diri sekeras ini.

“Popor! Kau dimana?” 

Popor tersentak dan menghentikan aktivitas bibirnya di bibir Kevin.

“Kevin, itu Greysia!” Popor menjerit kecil, tapi Kevin tidak juga menghhentikan ciumannya.

“Aku tidak peduli.” Bisik Kevin tanpa menjauhkan bibirnya dari bibir Popor walau Popor sudah beberapa kali berusaha menarik wajahnya.

“Kevin mereka sangat banyak.” Popor mendorong kecil nahu Kevin hingga ciumannya terlepas. 

“Ayolah Por hanya sebentar lagi, kita tidak akan  ketahuan.” Kevin kembali meraup bibir Popor tanpa permisi.

“KEVIN!!!!”

Teriakan Khas dari Greysia terdengar beriringan dengan gelak tawa dari gadis-gadisa yang terdengar begitu riuh. Kevin segera mengangkat Kepalanya, ternyata memang benar, mereka sangat banyak.

“TANGKAP DIA DAN KURUNG DI KAMAR MANDI!!!” Greysia memberi komando dan seketika gadis-gadis itu berlari kearah Kevin.

“LARI KEVIN!” Popor berteriak sambil mendorong tubuh Kevin.

Kevin segera berlari secepat yang dia bisa.
Ya Tuhan Kalau aku mati disini aku tidak akan jadi menikah.

***

EXTRAORDINARY GIRL [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang