Part 43

489 60 28
                                    

Marshmello ft. Khalid +++ Silence

Selamat membaca

  Sepeninggal Marcus, Kevin mengguyur seluruh badannya di bawah shower. Seluruh tubuhnya terasa panas dan kepalanya berdenyut.
Kevin lupa kapan terakhir dia mandi, mungkin dua hari yang lalu. Kevin tidak akan mandi sebelum badannya benar-benar terasa gatal. Tapi hari ini berbeda. Marcus mengacaukan pola hidup yang Kevin jaga dalam dua minggu ini. Dengan mengingat kannya lagi pada masalah yang berusaha dia lupakan.

Kevin masih ingat bagaimana histeris nya mamanya saat Kevin mengabarkan kalau pernikahan dia dan Popor dibatalkan. Kevin bisa membayangkan betapa mamanya menyayangi Popor.
Saat mamanya bertanya alasannya, Kevin hanya menjawab kalau mereka memang tidak bisa bersama. Itu saja.

Papanya juga sempat berbicara kepada Kevin, tapi seperti biasa, Papa Kevin tidak menanyakan apa yang terjadi, dia lebih suka memberikan nasihat dengan kata-kata yang Kevin tidak mengerti. Tapi setelah mendengar suara papanya, Kevin teringat kata-kata Papanya sebelum dia memutuskan bersama Popor.

    ' jangan pernah merendahkan harga dirimu'

Ya...
Kevin sudah melakukannya, membuat harga dirinya rendah hanya untuk mendapat seorang gadis yang bahkan tidak mencintainya.
Kevin mengasihani dirinya sendiri karena memilih jalan ini, seharusnya dia tetap pada jalannya dulu, mengejar dunia dan harta, serta menutup matanya tentang gadis itu. Yang dari awal memang sulit untuk dia raih.

Kevin sudah keluar dari kamar mandi setelag hampir satu jam mengguyur tubuhnya dengan air dingin. Dia sudah berusaha keras untuk tidak memikirkan perkataan Marcus tentang dia yang belum bisa melupakan Popor. Sungguh sangat menyebalkan. Saat dia sudah berusaha keras melupakan seseorang dan orang lain dengan mudahnya mengatakan kalau dia tidak bisa melupakan orang itu.

Memangnya siapa dia..?
Marcus hanyalah seorang sahabat yang memang selalu secara kebetulan berhasil membaca dirinya. Kevin lupa kalau Marcus itu punya keahlian cenayang. Tapi kali ini Kevin pastikan kalau yang dikatakan Marcus itu salah. Dia baik-baik saja, hanya perlu waktu beberapa lama lagi untuk menata hidupnya kembali.

Kevin sibuk mengeringkan rambut nya dengan handuk didepan cermin saat ponselnya menjerit. Awalnya Kevin mengabaikannya. Tapi karena ponsel itu terus saja bergetar Kevin akhirnya menyerah. Dengan malas dia meraih ponselnya diatas nakas.

Kevin terdiam sejenak, menatap heran ke layar ponselnya yang sudah hampir low bat karena sangat jarang di charge itu.
Di sana tertera nomor yang tidak Kevin kenal, bukan seperti nomor ponsel, melainkan nomor telepon rumah, dia berfikir mugkin itu mamanya, tapi seingat Kevin dia sudah menyimpan no mamanya. Kevin diam sejenak tidak langsung mengangkat nya sehingga panggilan kembali berakhir.
Kevin memang sudah memblok beberapa nomor dari ponselnya, bahkan nomor Marcus, Fajar, Apri juga Gronya. dia hanya tidak ingin bicara dengan siapapun sementara ini.

Kevin sudah ingin melempar ponselnya keatas ranjang saat panggilan kembali masuk ke ponselnya.
Tetap dengan no yang sama.
Kevin berdecak malas.

    "Iya halo...!! Ada apa...?? Kenapa...!! Siapa Lo...??!" Kevin mengangkat telpon itu dengan perasaan kesal, masa bodoh siapapun yang berada di seberang sana. Kevin sangat tidak suka diganggu.

   "Halo... Ini bener nomor tuan Kevin...??"
Jawab orang itu takut-takut.

   "Iya saya Kevin, siapa Lo...?" Kevin kembali menyahut dengan suara tinggi.

   "Syukurlah, saya mencoba menghubungi tuan dari tadi tidak bisa, ini saya Karni pembantu dirumah non Gronya..."

Kevin mengerutkan keningnya dalam saat mendengar nama Gronya.

EXTRAORDINARY GIRL [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang