Part 17

483 38 0
                                    

Gue memutar-mutar bolpoin diatas meja sambil sesekali menatap jam didinding ruangan gue, ini sudah pukul 3 sore, Popor belum juga menghubungi gue. Dia belum menginformasikan dimana gue harus menjemputnya.

Gue jadi uring-uringan karena tidak melakukan apa-apa sedari tadi, selain bermain games di ponsel gue. Untuk pertama kalinya gue merasa jenuh diruangan ini.

Gue bangkit dari duduk gue, berjalan bolak-balik ditengah ruangan sambil sesekali memandang ke arah ponsel gue yang tergeletak diatas meja.

Belum ada pesan yang masuk dari tadi.
Gue meraih ponsel itu dengan cepat, menimbang-nimbangnya ditangan gue. Apakah gue harus menanyakan dimana Popor...??

Gue sudah siap mengetik tapi tangan gue rasanya mambeku. Bagaimana kalau Popor ngga membaca pesan gue...? Ahh gue benar-benar dilema.

Gue lempar ponsel gue ke sofa, gue bisa gila kalau terlalu lama memandang ke benda kotak itu.

Gue keluar dari ruangan dan menuju meja Apri.

   "Pri.. ada kerjaan ngga buat gue...?" Kata gue setelah berada disamping meja Apri.

Apri dan Fajar saling berpandangan.mereka Memandang gue dari atas sampai bawah.

   "Lo masih disini Vin...? Ini lagi, apaan pake baju kaya gini kekantor." Apri menarik-narik kaos oblong gue.

Gue menyeringai sambil menggaruk belakang kepala gue.

"Popor mana...?" Apri celingukan.

  "Lagi jalan sama temen-temannya." Kata gue berusaha terdengar sebiasa mungkin.

   "Oooo ada yang lagi dicuekin nih. Pantes aja mukanya kusut banget." Apri mencibir sambil memandang kearah Fajar yang mulai cekikikan.

   "Huss Pri, lo keterlaluan deh..." Fajar menoyor kepala Apri, di ikuti ringisan Apri.

   "Abis ngga jelas banget nih si Kevin, kekantor kaya mau ke pantai gitu, lo ngga berantem kan sama Popor...?" Apri menatap gue dengan tatapan curiga, matanya dibuat menyipit.

   "Ngga lah.. berantem apaan...? Emang anak kecil pake berantem.." gue mengibas-ngibaskan tangan didepan wajah Apri.

   "Nah teruss..." Apri sudah terdengar sangat menyebalkan sekarang.

   "Udah lah Pri, lo kepo banget sih sama Kevin.." Fajar mulai ingin menoyor kepala Apri lagi. Tapi kali ini Apri dengan gesit menepis tangan Fajar.

" kerjaan udah hampir selesai Vin, kan udah hampir akhir bulan, paling nanti ada kerjaan baru setelah Pa bos balik dari Jogja, ini juga kerjaan gue sama Apri udah mau kelar, santai aja Vin..." Fajar menjelaskan sambil kembali duduk kursinya.

   "Lo mau ngerjain kerjaan gue, ngga papa ko sini Vin duduk aja..." kata Apri lagi sambil menunjuk kearah tempat duduknya. Kali ini gue yang menoyor kepala Apri, dia ngga bisa mengelak lagi.

   "Rasain lo.." kata Fajar sambil memasang wajah puas. Apri hanya menaikkan ujung bibirnya.

Gue dan Fajar tertawa melihat reaksi Apri.
Apri sudah siap untuk membuka mulut lagi saat Fajar menariknya kembali duduk.
 

"Udah lah Pri, cepetan kerja, main-main aja lo..." Fajar menyeret tangan Apri.

Gue cuma senyum-senyum melihat kelakuan dua orang itu.

Apri mengerucutkan bibirnya sambil bergumam ngga jelas.

  "Yaudah kalau gitu gue balik ke ruangan aja," kata gue akhirnya, Apri dan Fajar hanya melongo melihat gue melangkah menuju ruangan gue, mungkin mereka bingung apa yang gue lakukan diruangan itu.

EXTRAORDINARY GIRL [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang