part 10

556 43 0
                                    


Gue keluar dari ruangan gue sambil memeriksa arloji , baru jam 15.30, waktu pulang kerja masih sekitar satu setengah jam lagi. Dengan agak ragu-ragu gue menuju meja Apri.

Apri masih asyik mengetik sambil bersenandung dia sepertinya tidak menyadari kehadiran gue.

"Sst..sstt pri, Kevin.." bisik Fajar yang berada tepat disebelah Apri.

"Oh.. eh.. ada apa Vin...?" Apri terkaget-kaget.
"Emm gini Pri gue mau pulang duluan karena harus...."
Apri mengibas-ngibaskan tangannya didepan gue.

"Udah lah Vin gue ngerti ko, seharusnya kan lo juga masih cuti Vin, santai aja, gue bisa buat laporannya ko.." Apri menaik turunkan alisnya.

"Ya ngga bisa Pri, gue baru dikasih pa Bos proyek baru, jadi mungkin gue bakal masuk lagi besok." Kata gue pada Apri.

"Tenang aja Vin, proyek itu biar gue sama Marcus yang handle." Cici yang tiba-tiba datang langsung menyambar perkataan gue.

"Ngga bisa lah ci, gue udah dikasih tugas tadi sama Pa Bos.."

"Eh dodol.. lo cuma disuruh periksa sama Pa Bos, kalau sudah bener baru lo kasih ke gue sama Marcus sisanya, lo ngga ngeh apa yang dibilang pa Bos tadi, lagian lo masih punya tanggung jawab sama putri pa Bos, lo mau dipecat apa gara-gara nelantarin putri pa bos...?" Cici nyerocos seperti yang sering dia lakukan, tapi bedanya dia seperti sedang memarahi adiknya sendiri.

"Udah deh Vin, masalah Proyek lo serahin aja sama gue dan Marcus, lo bisa bawa pulang sedikit kerjaan lo, nanti kita saling koordinasi aja lewat ponsel, gampang lah nanti bisa gue atur semuanya."

Ini lah yang gue suka dari cici Butet, selain cantik dia juga punya otak yang encer, dia bisa menghadapi setiap masalah dengan baik, dan seperti hal nya Marcus, dialah yg paling bisa gue andalin.

Cici menepuk bahu gue sambil berlalu gue masih melongo ngga bisa berkata apa-apa.

Apri berdehem.

"Jadi gimana...? Mau dibikinin surat cuti ngga..? Lo kan ngga pernah ngambil cuti vin, nanti cuti lo hangus lagi." Kata Apri lagi.

Gue cuma tersenyum sambil mengangguk. Pertama kalinya gue berbincang santai dengan Apri, selama ini gue selalu mencoba terlihat serius. Gue ngga sadar kalau bukan itu yang seharusnya gue lakuin ke teman-teman.

Gue mengambil sesuatu dibalik baju gue,sesuatu yang gue siapin dari tadi.

"Oh ya Pri, selamat ulang tahun..." kata gue sambil menyodorkan setangkai bunga yang gue ambil dari vas di ruangan gue tadi.

"Ultah gue udah lewat kali Vin." Kata Apri sambil mengambil bunga itu dari tangan gue.

"Lebih baik terlambat dari pada ngga sama sekali.." gue mengangkat bahu.

"Ooohh so sweet.. thanks Vin." Apri memeluk gue lembut, gue mengelus belakang Apri.

Ini sungguh berbeda dengan saat gue bersama Popor, pelukan Apri lembut, tapi gue ngga merasakan apa-apa selain rasa kasih sayang, sedangkan bersama Popor tanpa harus menyentuh tubuhnya gue sudah merasa kan getaran aneh.

Gue tersenyum saat Apri melepaskan pelukannya, gue pamit kepada Apri dan Fajar yang cekikikan dari tadi melihat tingkah gue.

Gue mulai berjalan meninggalkan mereka.

"Titip salam sama Popor ya Vin..." Apri berteriak dari kejauhan, gue hampir jatuh kesandung kaki gue sendiri mendengar celetukan Apri. Gue berbalik dan tersenyum kecut. Sialan gue ditertawain sama karyawan lain.

******

Gue sudah sampai di parkiran saat gue lihat Popor bersama seseorang, seorang cewe yang sepertinya sedang memakinya, astaga itu Gronya....!!

EXTRAORDINARY GIRL [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang