part 15

493 48 0
                                    

   Tawa gue tiba-tiba terhenti. Gue menatap Popor yang berlari keluar kamar. Apa gue keterlaluan...??

Tiba-tiba saja gue merasa bersalah sama Popor, wajahnya terlihat benar-benar ketakutan tadi, bahkan dia hampir menangis.

Gue cuma ingin membalas semua kejahilan Popor selama ini ke gue, gue cuma pengen dia rasain gimana rasanya kalau seseorang membuat dia salah tingkah, seperti yang sering dia lakuin ke gue.

Tapi ternyata Popor terlalu menganggap serius semua itu.

Baiklah gue harus minta maaf sebelum dia menghilang lagi seperti dulu.

Gue keluar kamar dan menuju ruang depan.

Popor tidak nampak sama sekali.

   "Por lo dimana, kalau gue keterlaluan gue minta maaf, gue cuma bercanda Por..." suara gue menggema diseluruh ruangan. Namun gue ngga mendengar jawaban apa-apa, tidak ada tanda-tanda Popor sama sekali.

Gue berlari menuju dapur, Popor juga tidak ada disana. Kebiasaan nih Popor, sukanya kabur-kaburan.

Gue kembali keruang tengah dan mendapati pintu depan terbuka. Astaga apa Popor pergi keluar...??

Gue berlari ke arah pintu, saat gue melewati pintu depan gue merasa sesuatu mengganjal kaki gue dan BRUUUKKK...!!

Gue terjatuh dengan posisi yang tidak mengenakkan, gue meringis merasakan sakit di hidung gue.

Gue mendengar seseorang tertawa dibelakang gue. Sialan itu suara Popor, dia mengerjai gue lagi.

Gue berbalik dan melihat Popor sudah tertawa hebat.

  "POPOR...!!" gue berteriak dan bangkit dari lantai, berusaha meraih Popor, tapi dengan gesit Popor mengelak dan lari kedalam Vila.

Gue mengejarnya sampai ke tengah ruangan.
Ternyata Popor sangat gesit, setiap gue hampir berhasil menangkap tangannya, dia berhasil mengelak dan memberikan tatapan mengejek lengkap dengan tawa kerasnya.

Gue tetap berusaha meraihnya, hingga akhirnya gue berhasil menangkap pinggang Popor dari belakang.

Popor meronta sambil berteriak. Dia berusaha melepaskan tangan gue dari perutnya. Bukannya melemah gue semakin menguatkan pegangan gue di perutnya sambil sesekali menggelitik perut Popor.

Popor terus tertawa karena merasa geli dengan gelitikan gue, sambil terus meronta, menendang, dan menarik-narik tangan gue.

   "Vin... lepasin... geli tau...lepasin...." kata Popor disela-sela tawanya.

   "Ngga... sebelum lo minta maaf ke gue..." kata gue terus menggelitik perut popor dari belakang.

   "Oke...Vin..fine..fine.. gue minta maaf cepet lepasin gue ..." kata Popor masih meronta.

Gue akhirnya melepaskan pegangan gue dipinggang Popor.

Popor berbalik kearah gue, nafasnya masih tersengal-sengal.

  "Oke katakan sekarang..." kata gue sambil berkacak pinggang.

Popor tersenyum, lalu mendorong kuat tubuh gue, gue hilang keseimbangan tapi sebelum gue terjatuh, gue berhasil menarik tangan Popor yang sudah bersiap untuk lari.

Gue terjatuh bersama Popor yang menindih gue, karena tarikan gue tadi.

Gue meringis lagi, merasakan kepala gue mungkin sudah benjol sekarang.

Mata Popor membulat, sekarang wajah kami hanya berjarak beberapa senti saja, nafas kami sama-sama tersengal.

Gue bisa merasakan nafas Popor diwajah gue, detak jantung gue dan Popor beradu.
Gue bisa merasakan dengan jelas dentupan jantungnya yang sudah tak terkendali.

EXTRAORDINARY GIRL [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang