39.2

659 73 13
                                    

Putar mulmednya sambil baca ya...

   "Sepertinya kalian memang harus segera menikah." Pa Summate cekikikan sambil memperlihatkan high heels Popor yang sedari tadi di tentengnya. Bahunya naik turun karena tawanya yang terus berlanjut.

Earth yang tadi berteriak sambil menutup wajahnya, kini mulai menatap Kevin dengan tatapan kesal.

Kevin tertawa hambar sambil menggaruk tengkuknya. Ya Tuhan dia sangat malu, tertangkap basah oleh papa Popor. Dia merasa seperti kriminal yang ingin memperkosa anak bosnya sendiri. Tunggu...? Memperkosa...? What the hell...
Fikirannya itu membuat tubuhnya seperti digelitik.

"Jangan membuatkanku cucu sebelum waktunya..." Pa Summate kembali berujar sambil berjalan pelan kearah sofa dan mendaratkan bokongnya disana. Sedangkan sepatu Popor yang sedari tadi dia tenteng diletakkan nya di samping sofa itu.

Kalimat Pak Summate yang di ucapkannya sambil lalu itu, berhasil membuat reaksi berlebihan dari tubuh Kevin. Dia masih berusaha mencerna arti dari 'membuat cucu' astaga.. apakah Papa Popor benar-benar berfikir Kevin semacam laki-laki seperti itu.

   Kevin melirik cepat kearah Popor, gadis itu menaikkan sebelah alisnya sambil menggigit bibir bawahnya. Percaya atau tidak, pipi Popor sudah sangat merah.

Popor ikut melirik sebentar kearah Kevin, lalu dengan cepat berlari kearah Pak Summate.

    "Papa... Lihat dia menggoda ku..." Popor duduk disamping papanya dan bergelayut manja di bahu pria gempal itu.

What...?
Kevin menautkan alisnya. Siapa yang menggoda siapa..?
Kevin memutar matanya sambil berkacak pinggang.

Pa Summate yang mendengar aduan dari anaknya malah kembali tertawa.

   "Kalau begitu suruh dia menikahimu..." Pa Summate mengelus puncak kepala Popor dengan lembut. Sedangkan Earth juga mulai duduk disamping Popor dan memeluk pinggang kakaknya posesif.

Oh baiklah... Kevin sedang dihakimi satu keluarga sekarang.

    "Tapi pa.. dia lebih mencintai pekerjaan yang kau berikan dari pada Aku..."

Tawa pak Summate semakin keras.
" Benarkah...?" Pak Summate tersenyum sambil memandang Kevin yang mulai berdiri gelisah.

   "Popor... Hentikan itu, kau membuatku terlihat jelek di depan Papa mu..." Kevin berusaha menahan dirinya untuk tidak langsung menyerang Popor. Gadis itu benar-benar sengaja membuatnya malu.

   "Semuanya pasti ada waktunya... Benarkan Kevin..?" Pa Summate kembali melirik kearah Kevin yang sudah berdiri gelisah. Tidak ada respon apapun dari Kevin selain mimik wajahnya yang terlihat gugup.
"Papa percaya, Kevin hanya menunggu waktu yang tepat, apalagi sekarang dia sedang banyak pekerjaan, bukan kah berkat dia Papa bisa punya waktu banyak untuk mu dan Earth..?" Pa Summate memadang kedua putrinya secara bergantian. Earth terlihat mengangguk senang, sepertinya dia mengerti apa yang Papanya katakan. Sedangkan Popor hanya diam sambil memanyunkan bibirnya. Merasa kesal karena Papa nya tidak memihak kepadanya. Malah terlihat membela Kevin.

Popor menginginkan Papanya memihak kepadanya dan mendesak Kevin untuk segera menikahinya, tapi malah sebaliknya, Papanya terdengar lebih membela Kevin daripada dirinya. Popor merengut, dia merasa seperti anak tiri sekarang.

   "Kalian sebaiknya segera bersiap, sebentar lagi acara resepsi Liliyana akan segera dimulai. Cepat selesai kan urusan kalian dan datanglah tepat waktu." Pa Summate beranjak dari sofa dan menggenggam tangan Earth, menarik gadis itu sehingga menempel ke tubuhnya. "Ingat.. jangan memberikan ku cucu sebelum waktunya..." Kata Pak Summate tertawa sambil berlalu.
"Dan jangan biarkan pintu terbuka seperti tadi." Pak Summate menoleh kearah Kevin sambil tersenyum. Lalu berlalu keluar dari kamar hotel itu.

EXTRAORDINARY GIRL [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang